BAB I
PENDAHULUAN
A.LatarBelakang
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan potensi individu. Melalui pendidikan, potensi yang dimiliki oleh individu akan diubah menjadi kompetensi. Kompetensi mencerminkan kemampuan dan kecakapan individu dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan. Tugas pendidik atau guru dalam hal ini adalah memfasilitasi anak didik sebagai individu untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi kompetensi sesuai dengan cita-citanya. Program pendidikan dan pembelajaran seperti yang berlangsung saat ini oleh karenanya harus lebih diarahkan atau lebih berorientasi kepada individu peserta didik.
Kenyataan menunjukkan bahwa program
pendidikan yang berlangsung saat ini lebih banyak dilaksanakan dengan cara
membuat generalisasi terhadap potensi dan kemampuan siswa. Hal ini disebabkan
karena kurangnya pemahaman pendidik tentang karakteristik individu. Muncul
keluhan dari pendidik atau guru bahwa mereka merasa bahwa menjelakan sejelas
jelasnya tetapi ada saja anak didik yang tidak dapat memhami pelajaran dengan
baik. Setiap kali orang belajar pasti melibatkan pikirannya dan didalam pikiran
tersebut ada kecerdasan. Salah satu temuan yang sangat bermanfaat adalah bahwa
setiap individu memiliki tidak hanya memiliki satu kecerdasan tetapi lebih
yaitu disebut juga multiple intelligences atau kecerdasan ganda. Oleh karena
itu, penulis tertarik untuk membahasnya di dalam makalah ini yaitu tentang
“teori kecerdasan ganda (multiple
intelligences) dalam pembelajaran pai”.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kecerdasan Ganda
Kecerdasan adalah suatu kemampuan
untuk memecahkan masalah dan menciptakan produk yang bernilai guna. Selain itu,
dapat diartikan sebagai kemampuan memecahkan masalahdan membuat suatu produk
yang bermanfaat bagi kehidupan. Sedangkan kecerdasan mjemuk adalah kemampuan
memecahkan masalah dan membuat suatu produk yang bermanfaat bagi kehidupan yang
mencakup lebih dari delapan jenis kecerdasan.[1]
Pada tahun1904,
Menteri pendidikan prancis diparis meminta psikolog perancis, Alfret Binet dan
sekelompok psikolog mengembangkan sutu alat untuk menentukan siswa SD mana yang
“beresiko” mengalami kegagalan, agar siswa diberi perhatian khusus. Akhirnya
tes kecerdasan yang pertama dapat dihasilkan, hal ini berpengaruh pada anggapan
masyarakat untuk mendefinisikan kecerdasan (Amstrong,2002).[2]
Hampir delapan puluh tahun setelah
dikembangkannya tes kecerdasan yang pertama tersebut, Psikolog Harvard,
Dr.Howard Garder memperoalkan pengertian kecerdasan yang diyakini masyarakat.
(Amstron, 2002). Howard Gardner mendefinisikan kecerdasan sebagai berikut:
1. Kemampuan menyelesaikan masalah
2. Keterampilan memecahkan Masalah
3.
Kemampuan untuk menemukan arah/cara yang tepat kearah sasaran tersebut
(Gardner).[3]
B. Tujuan
Pembelajaran
Setelah mmpelajari materi ini
diharapkan memiliki kemampuan untuk mengkaji teori kecerdasan ganda dan
mengembangkan kecerdasan ganda tersebut dalam pembelajaran.
C. Pentingnya
mengembangkan keterampilan hidup
Kehidupan masyarakat dunia semakin
berubah, dari masyarakat ekonomi pertanian menjadi masyarakat industri dan
sekarang sudah berada berada dalam masyarakat informasi, Hadirnya masyarakat
informasi sudah dicermati sejak semulayaitu akan adanya perubahan
tanda-tanda besar dalam pola pendidikan
dan pembelajaran. Pola pendidikan masal bagi banyak orang yang selama ini
dilakukan berubah menjadi individualize instruction for the masses.[4]
Dalam
hal ini kita membutuhkan perancang-perancang pembelajaran (instructional
designers) yang profesional dan benar-benar terampil dalam merancang
pola-pola pembelajaran indivudu atau pembelajaran “terpribadi” (individualized
instructions). Guru atau pendidik dituntut untuk menguasai
keterampilan-keterampilan membelajarkan siswanya agar anak-anak menguasai keterampilan-keterampilan
dasar yang kemudian berkembang menjadi keterampilan-keterampilan yang lebih
tinggi sebagai alat kehidupannya guru mampu memfasilitasi agar siswa dapat
mencari kaitan dan hubungan antara keterampilan satu dengan lainna. Siswa dapat
memperluas dan memperdalam kualitas pengetahuannya, memiliki kreativitas,
memiliki kemampuan inovasi, berekspresi, san memiliki aneka ragam keterampilan.
Keterampilan tidak diartikan dan
dibatasi secara sempit dan keterampilan bukan hanya sekedar keterampilan kerja
apalagi keterampilan hanya untuk keterampilan itu sendiri. Keterampilan dalam
makna yang luas diartikan sebagai keterampilan demi kehidupan dan penghidupan
yang bermartabat dan sejahtera lahir dan batin.[5]
Upaya untuk melakukan intensifikasi
dan ekstensifikasi pendidikan keterampilan ini memang sangat mendesak. Hal ini disebabkan
banyaknya lulusan sekolahumum khususnya SMA yang tidak bisa melanjutkan
keperguruan yang lebih tinggi. Daya serap ekonomi yang terbatas memerlukan
tenaga-tenaga terampil dan bermutu.[6]
Kecenderungan pembelajaran yang
selalu menekankan pada aspek skolastik yang akan menghasilkan generasi muda
yang kurang berinisiaif. Pendekatan skolastik dalam pembelajaran sangat
mementingkan aspek-aspek akademk yang cenderung memberikan tekanan pada
perkembangan intelegenitas hanya terbatas pada aspek kognitif, sehingga manusia
telah direduksi menjadi sekedar komponen koqnitif. Kondisi ini memicu
terjadinya masal-msalah sosial yang disebabkan karena lemahnya social
capital, sehingga generasi muda kurang memperoleh bekal keterampilan untuk
hidup.[7]
D. Teori
Kecerdasan Ganda
Teori mengenai kecerdasan ganda dikemukakan oleh Gardner melalui
bukunya berjudul Frame of mind: The Theory Of Multiple Intelligence pada
tahun 1983. Berdasarkan teori Gardner, David G.Lazear memberikan petunjuk untuk
mengubah dan meningkatkan kecerdasan-kecerdasan. Ia mengembangkan proses
pembelajaran dikelas yang memanfaatkan dan mengembangkan kecerdasan ganda anak
dengan harapan dapat digunakan diluar kelas dalam mengenali dan memahami
realitas kehidupan.
Pokok-pokok
pikiran yang dikemukakan Gardner adalah:
1.
Manusia mempunyai kemampuan meningkatkan dan memperkuat kecerdasannya.
2.
Kecerdasan selain dapat berubah dapat pula diajarkan kepada orang lain.
3.
Kecerdasan merupakan realitas majemuk yang muncul pada bagian-bagian yang
berbeda pada sistem otak atau pikiran
manusia.
4.pada
tingkatan tertentu, kecerdasan ini merupakan suatu ksatuan yang utuh.[8]
Gardner
memetakan lingkup kemampuan manusia menjadi delapan kategori kecerdasan dasar:
a. Kecerdasan
Linguistik
Merupakan kemampuan menggunakan kata
secara efektif, baik secara lisan maupun tertulis. Orang yang memiliki
kecerdasan ini juga memiliki keterampilan auditoi yang sangat tinggi,dan mereka
belajar melalui mendengar. Mereka gemar membaca, menulis dan berbicara, dan
suka bercengkraman dengan kata-kata. Orang dengan kecerdasan linguistik yang
tinggi dapat tumbuh dan berkembang dalam atmosfer stereotipikal yang lazimnya
tergantung pada mendengarkan, mencatat, dll.[9]
b.Kecerdasan
Logis-Matematis
Merupakan kecerdasan yang disebut
dengan berpikir ilmiah, termasuk berpikir deduktif dan induktif. Kecerdasan logisgis-matematis
berhubungan dan mencakup kemampuan ilmiah. Inilah jenis kecerdasan yang dikaji
dan didokumentasikan oleh piagent, yaknijenis kecerdasan yang sering dicirikan
sebagai pemikir kritis dan digunakan sebagai bagian metode ilmiah. Orang dengan
kecerdasan ini gemar bekerja dengan data: mengumpulkan dan mengorganisasi,
menganalisis serta menginterpretasikan, menyimpulkan kemudian meramalkan.[10]
c. Kecerdsan
Spasial
Kecerdasan
spasial adalah mereka yang memiliki kemampuan untuk menerjemahkan gambaran
dalam pikiran mereka kedalam bidang fisik melalui
penggambaran,pelukisan,pemahatan,pembangunan atau pembentukan. Selain itu
orang-orang ini dapat menciptakan kembali semua aspek dari gambaran disekitar
mereka dalam mata pikiran mereka.[11]
d. Kecerdasan
Jasmaniah
Kecerdasa jasmaniah adalah
orang-orang yang dapat menafsirkan dunia melalui persentuhan dan gerakan.
Seorang individu yang kuat dalam kecerdasan jasmaniah mampu melakukan kemampuan
motorik kecil dengan baik dan bisa melakukan aktivitas-aktivitas seperti
menyusun,memahat,membongkar dan mengumpulkan kembali dengan mudah.[12]
e. Kecerdasan
Spiritual
Kecerdasan spiritual atau spiritual intelligence atau spiritual quotient
(SQ) ialah suatu intelegensi atau suatu kecerdasan dimana kita berusaha
menyelesaikan masalah-masalah hidup ini berdasarkan nilai-nilai spiritual atau
agama yang diyakini. Kecerdasan spiritual ialah suatu kecerdasan di mana kita
berusaha menempatkan tindakan-tindakan dan kehidupan kita ke dalam suatu
konteks yang lebih luas dan lebih kaya, serta lebih bermakna. Kecerdasan
spiritual merupakan dasar yang perlu untuk mendorong berfungsinya secara lebih
efektif, baik Intelligence Quotient (IQ) maupun Emotional
Intelligence (EI). Jadi, kecerdasan spiritual berkaitan dengan kecerdasan
intelektual dan kecerdasan emosional.[13]
f. Kecerdasan Musikal
Kecerdasan
musikal adalah kcerdasan yang memuat kemampuan seseorang untuk peka terhadap
suara-suara nonverbal yang berada disekelilingnya, trmasuk dalam hal ini adalah
nada dan irama. Dalm kecerdasan ini mereka juga lebih mudah mengingat sesuatu
dan mengekspresikan gagasan-gagasan apabila dikaitkan dengan musik. [14]
g. Kecerdasan Interpesonal
Kecerdasan
Interpersonal adalah kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan bekerja sama
dan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal dengan orang lain. Pada tingkat
yang lebih tinggi,kecerdasan ini dapat membaca konteks kehidupan orang lain,
Kecenderungannya, dan kemungkinan keputusan yang akan diambil. Kecerdasa ini
tampak pada para profesioal seperti konselor,guru,teraphis,politis,pemuka
agama.[15]Ciri-Ciri
Orang yang memiliki Kecerdasan Intrapribadi atau InterpersonalOrang yang
kecerdasan intrapribadinya sangat baik dapat dengan mudah mengakses perasaannya
sendiri, membedakan berbagai macam keadaan emosi, dan menggunakan pemahamannya
sendiri untuk memperkaya dan membimbing hidupnya.Mereka sangat mawas diri dan
suka bermeditasi, berkontemplasi, atau bentuk lain penelusuran jiwa yang
mendalam. Sebaliknya, mereka juga sangat mandiri, sangat terfokus pada tujuan,
dan sangat disiplin. Secara garis besar, mereka merupakan orang yang gemar
bela-jar sendiri dan lebih suka bekerja sendiri daripada bekerja dengan orang
lain.[16]
h. Kecerdasan Intrapersonal
Ada dua kecerdasan yang brhubungan dengan perasaan
diri sendiri. Pertama kecerdasan pribadi yang behubungan dengan aspek internal
dari seseorang. Hal ini disebut dengan kecerdasan intrapersonal. Shearer
menjelaskan bahwa fungsi penting dari kecerdasan intrapersonal melipti
penilaian diri yang akurat, penentuan tujuan memahami diri / intropeksi dan
mengatur emosi diri. Dengan kecerdasan intrapersonal yang baik diharapkan
setiap orang mampu membuat keputusan dan menentukan perilakunya tanpa harus
selalu diarahkan dari orang lain.[17]
i. Kecerdasan Naturalis
kecerdasan
naturalis banyak dimilki oleh pakar lingkungan seorang penduduk didaerah
pedalaman dapat mengenai tanda-tanda akan terjadi perubahan lingkungan, Misal
dengan melihat rumput/daun yang patah ia dapar memastikan siapa yang baru saja
melintas.
j. Kecerdasan eksistensial
kecerdasan
ekstensial banyak dijumpai pada para filusuf. Mereka mampu menyadari dan
menghayati dengan benar keberadaan dirinya didunia ini dan apa tujuan hidupnya.
Melalui kontemplasi dan refleksi teologis.[18]
E.Strategi Dasar pembelajaran kecerdasan ganda
Ada beberapa
strategi dasar dalam kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan kecerdasan
ganda,yaitu:
a. Awakening intelligence (Activating the sense and
turnig on the brain). Membangun/memicu kecerdasan, yaitu upaya untuk
mengaktifkan indera dan menghidupkam kerja otak.
b. Amplifying intelligence (Exercise &
strengthening awakened capacities). Memperkuat kecerdasan, yaitu dengan
cara memberi latihan dan memperkuat kemampuan membangun kecerdasan.
c.Teaching for/with intelligence (Structuring
lessons for multiple intelligences) Mengajarkan dengan/untuk kecerdasan
yaitu upaya-upaya untuk mengembangkan struktur pelajaran yang mengacu pada
penggunaan kecerdasan ganda.
d. Transferring intelligences (Multiple ways of
knowing beyond the classroom). Menstrasfer kecerdasan, yaitu usaha untuk
memanfaatkan berbagai cara yang telah dilatihkan dikelas untuk memahami
raelistas di luar kelas atau pada lingkungan nyata.[19]
E. Mengembangkan Kecerdasan ganda dalam kegiatan
pembelajaran
Kecerdasan ganda merupakan teori yang
bersifat filosofis. Hal ini tampak pada sikapnya terhadapnya terhadap belajar
dan panddangannya terhadap pendidikan dan pembelajaran. Pendidikan/pembelajaran
ditinjau dari sudut pandangan kecerdasan ganda yang lebih mengarah kepada
hakekat dari pendidikan itu sendiri. Yaitu yang secara langsung berhubungan
dengan ekstensi,kebenaran, dan pengetahuan.
Untuk memberi dasar
terhadap teori yang dikemuakannya, Gardner merancang dsar-dasar “tes” tertentu,
dimana setiap kecerdasan harus dipertimbangkan sebagai inteligensi yang
terlatih dan memiliki banyak pengalaman, yang tidak desebut sebagai talenta
atau bakat. Hal-hel penting yang perlu diperhatikan dalam teori kecerdasan
ganda yaitu: 1) Setiap orang memiliki semua kecerdasan-kecerdasan itu: 2)
Banyak orang dapat mengembangkan masing-masing kecerdasan sampai tingkat yang
optimal; 3) kecerdsan biasanya bekerja sama-sama dengan cara unik dan 4) ada
banyak cara untuk menjadi cerdas.
Teori kecerdasan ganda
merupakan model kognitif yang menjelaskan bagaimana individu-individu
menggunakan kecerdasannya untuk memecahkan masalah dan bagaimana hasilnya.
Pendekatan gardner lebih berorientasi pada bagaimana pikiran manusia mengoprasi
atau mengelola, menggunakan, menguasai lingkungan.
Pengalaman-pengalammenyenangkan
ketika belajarakan menjadi aktivator bagi perkembangan kecerdasan pada tahap
perkembangan berikutnya. Sedangkan pengalaman-pengalaman yang menakutkan,memalukan,menyebabkan
marah dan pengalam emosi negatif lainnya akan menghambat perkembangan
kercerdasan pada tahap perkembangan berikutnya.
Apabila ingin mengetahui
arah kecerdasan siswa dikelas dapat diketahui melalui indikator-indikator
tertentu. Misalnya apa yang dikerjakan siswa ketika mereka mempunyai waktu
luang. Setiap guru dapat menggunakan catatan-catatan kecil praktis yang dapat
diguakan untuk memantau kecenderungan perkembangan kecerdasan siswa. Guru juga
dapat menyusun cheklist yang berisi tentang kecerdasan-kecerdasan siswa.
Kegiatan-kegiatan yang
dapat digunakan untuk mengembangkan kecerdasan ganda antara lain, dengan
menyediakan hari-hari karir, studi tour, biografi, pembelajaran terprogram,
kegiatan-kegiatan eksperimen, majalah dinding,membaca buku yang bertujuan untuk
mengembangkan kecerdasan ganda,
Setiap siswa memiliki
perbedaan kecenderungan dalam perkembangan kecerdasan gandanya, maka guru perlu
menggunakan starteg umum maupun khusus dalam pembelajaran untuk mengembangkan
seluruh kecerdasan siswa secara optimal. Teori kecerdasan ganda juga mengatakan
bahwa tidak ada satu pun pendekatan atau strategi yang cocok digunakan bagi
semua siswa. Dalam hal pengukuran
ecerdasan ganda lebih mengutamakan pada studi dokumentasi dan proses pemecahan
masalah. Apabila kegiatan diatas dapat dilakukan maka keteramplan kognitif
siswa pun dapat berkembang dengan sendirinya.
Ada satu alternatif lain
juga yang dapat digunakan dalam rangka memantau perkembangan kecerdasan siswa
dikelas, yaitu dengan memberdayakan siswa sendiri, artinya, cheklist yang
mencakup kecerdasan-kecerdasan tadi yang mengisi bukan guru tetapi siswa.
Mereka slaing memberikan penilaian antar teman.
Perkembangan kecerdasan
juga dapat dilakukan dengan teknik “konseling sebaya”/”tutor sebaya”. Caranya
guru menyeleksi siapakah yang memiliki keunggulan dalam bidang tertentu.
Misalnya anak memiliki keunggulan dibidang metematika misalnya diminta untuk
membimbing temannya yang kurang kurangdalam matematika. Demikian juga untuk
bidang kecerdasan yang lain. Pembimbing dalam kelompok dapat bergantian
tergantung pada kecerdasan musik. Tetapi ia akan dibimbing oleh teman lainnya
dalam kecerdasan matematika dan seteusnya.
Pendektan ini sangat tepat
digunakan untuk anak-anak SMP dan SMA, mengingat pada dasarnya mereka lebih
suka berbicara dan bergaul dengan teman sebayanya dari pada denagn gurunya.
Disamping itu, model konseling sebaya atau tutor sebaya dalam pembelajaran
kecerdasan ganda memungkinkan berbagai aspek dalam diri anak dapat berkembang
selaras dan optimal. Kelompok belajar semacam ini sangat potensial untuk
mengembangkan kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersnal. Guru
dituntut untuk mampu mendeteksi anak-anak yang memiliki kecerdasan-kecerdasan
unggul, dan membentuk kelompok-kelompok sesuai dengan kebutuhan.
Pendidikan/pembelajaran kecerdasan ganda berorientasi pda perkembangan
potensi anak bukan berorientasi pada pengembangan potensi anak bukan
berorientasi pada idealisme guru atau orang tua apalagi ideologi politik. Anak
berkembang agar mampu membuat penilaian dan keputusan sendiri dengan tepat,
bertanggung jawab, percaya diri dan mandiri tidak bergantung pada orang lain,
kreatif, mampu berkolaborasi, serta dapat membedakan mana yang baik dan mana
yang tidak baik. Keterampilan-keterampilan ini sangat dibutuhkan oleh
manusia-manusia yang hidup diera ekonomi informasi abad global.[20]
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Pendekatan
skolastik dalam pembelajaran yang diterapkan oleh sebagian besar proses
pendidikan di negara kita ini cenderung memberikan tekanan pada perkembangan
intelegensi yang terbatas pada aspek kognitif,sehingga manusia telah direduksi
menjadi sekedar aspek kognitif sehingga kecerdasan individu tidak dapat
berkembang secara optimal. Untuk itu, kecerdasan ganda yang telah dinyatakan
oleh Howard Gardner sangat penting untuk mengubah proses pendidikan yang
terjadi saat ini karena seseorang memiliki lebih dari satu intelegensi
yang dapat dikembangkan seperti bahasa, logis matematis, visual spasial,
kinestetik, interpersonal, intrapersonal, musical, dan naturalis. Pengoptimalan
segala potensi yang dimiliki seseorang melalui penerapan kecerdasan ganda juga
dapat didukung oleh pengembangan kecerdasan ganda dalam pendidikan agama.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong Thomas. 7 kinds of smart:Identifying
and develiping your mani intelligences.
New york plumen. 1999
Asri Budiningsih.Belajar Dan
Pembelajaran.Jakarta:PT Rineka Cipta,2005
Evelyn Williams.Mengajar Denga
Empati.Bandung:Penerbit Nuansa,2005
Gardner,f.s.Smart Treatment for high bloond
pressure.jakarta.prestasi pustaka pusblisher,2007
Julia Jasmine. Mengajar Dengan Metode
Kecerdasan Majemuk. Bandung: Nuansa, 2007
Masri kuadrat.Mengelola kecerdasan dalam
pembelajaran.Jakarta:PT Bumi Aksara,2009
May Lwin, Adam Khoo,Kenneth Lyen,Caroline
Sim.Cara mengembangkan berbagai
komponen kecerdasan.Indonesia:PT Macanan jaya Cemerlang,2008
Santoso Hamijoyo.Komunikasi dan
pembangunan.Jakarta:Sinar Harapan,2002
Shearer,c.b. Multiple Intelligenes After
20 years.teacher college Record 2004
Suharsono, melejikan IQ,IE & IS Depok:2004
Yatim Riyanto.Paradigma
Baru Pmbelajaran.Jakarta:Prenada Media,2012
Rencana PelaksanaanPembelajaran
(RPP)
Nama
Sekolah : MTSN 1 Tanjung
Karang
Mata
Pelajaran : Fiqih
Kelas/Semester : VII/ I
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
(1
kali pertemuan)
A. Standar Kompetensi
1. Melaksanakan ketentuan sholat wajib. Sebagai pedoman bagi
individu dalam menjalankan ibadah sholat dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi dasar
1. Menjelaskan macam-macam
sholat wajib dan tata cara melaksanakannya
C. Tujuan pembelajaran
- siswa dapat menyebutkan
pengertian sholat (kognitif)
- siswa dapat menyebutkan macam-macam sholat (afektif)
- siswa dapat menjelaskan tata cara sholat (psikomotor)
D. Materi pembelajaran (indikator)
- pengertian sholat.
- macam-macam sholat.
- ketentuan dan tata cara sholat.
E. Metode pembelajaran
- Ceramah : metode ini di gunakan untuk memulai kegiatan
pembelajaran terutama untuk kegiatan
awal.
- Kerja kelompok : kegiatan ini digunakan untuk mengumpulkan informasi
tentang pengertian sholat, macam-macam sholat.
- Diskusi : metode ini digunakan untuk mempertemukan dan menyatukan
pendapat pola pikir dan persepsi yang berkenaan dengan materi kegiatan
pembelajaran.
- Pameran : pajangan hasil diskusi atau kerja kelompok dan saling
memberi komentar, kekurangan dari masing-masing kelompok.
NO
|
Uraian Kegiatan
|
Waktu
|
1.
|
Kegiatan
Awal:
·
Apersiasi:Memberikan
pertanyaan seputar pelajaran yang lalu dan materi sholat
·
Motivasi:Memberikan
informasi tentang tujuan dan manfaat mempelajari sholat dan tatacara
melaksanakannya yang dapat diimplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari
|
10 Menit
|
2
|
Kegiatan Inti:
·
Siswa membaca
literatur/referensi tentang sholat dan macam-macam sholat.
·
Siswa
mengamati demontrasi guru tentang cara
melaksanakan macam-macam shalat wajib.
·
Membuat bagan
sholat dan tatacara melaksanakannya
·
Pameran bagan
dan saling mengomentari
·
Salah seorang
siswa mempraktekan tatacara melaksanakan sholat. Siswa yang lan memperhatikan
dan mencatat-mancatat pokok-pokok penting dari hasil kegiatan.
|
60 Menit
|
3
|
Kegiatan Akhir
·
Tanya jawab
tentang materi macam-macam sholat wajib serta tatacara melaksanakannya
·
Guru
memberikan tugas untuk mencari pengertian sholat dan macam-macamnya serta
memperaktekan untuk pertemuan selanjutnya.
|
10 Menit
|
G. Sumber belajar dan media pembelajaran
-
Buku
yang relevan dengan mata pelajaran fiqih
-
Kertas
manila atau lainnya
-
LKS
-
Lemmbar
Penilaian
-
Lembar
observasi
H. Penilaian
Indikator Penilaian
|
Jenis Penilaian
|
Bentuk penilaian
|
Contoh Instrumen
|
Siswa dapat menjelaskan pengertian sholat
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
Jelaskan apa yang dimaksud dengan sholat..?
|
Siswa dapat menyelesaiakan macam-macam sholat wajib berikut penjelasannya
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
Sebutkan macam-macam sholat wajib serta jelaskanlah..?
|
Siswa dapat menjelaskan cara melaksanakan salah sholat satu
sholat wajib
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
Jelaskan tatacara melaksanakan sholat subuh...?
|
Bandar Lampung,
12 Oktober 2014
Mengetahui
Kepala madrasah
[1]Gardner,f.s.2007. Smart Treatment for high bloond
pressure.jakarta.prestasi pustaka pusblisher hal 5
[2] Yatim Riyanto.Paradigma Baru Pembelajaran.Jakarta:Prenada
Media,2012.hal 235
[3] Ibid.,hal 236
[4] Asri Budiningsih.Belajar Dan Pembelajaran.Jakarta:PT Rineka Cipta,2005
hal 110-112
[5] Santoso Hamijoyo.Komunikasi dan pembangunan.(Jakarta:Sinar
Harapan,2002) hal 3
[6] Ibid.,hal 111
[7] Ibid.,hal l112
[8] Ibid.,113
[9] Julia Jasmine.Mengajar Dengan Metode Kecerdasan
Majemuk.(Bandung:Nuansa,2007).hal 17
[10] Ibid., hal 19
[11] May Lwin, Adam Khoo,Kenneth Lyen,Caroline Sim.Cara mengembangkan
berbagai komponen kecerdasan.(Indonesia:PT Macanan jaya Cemerlang,2008) hal
73-74
[12]
Evelyn Williams.Mengajar Denga Empati.(Bandung:Penerbit Nuansa,2005) hal 124
[13]Suharsono, melejikan
IQ,IE & IS (Depok:2004) hal 114
[14] Masri kuadrat.Mengelola kecerdasan dalam pembelajaran.(Jakarta:PT Bumi
Aksara,2009) hal 1
[15] Asri Budiningsih.Belajar Dan
Pembelajaran(.Jakarta:PT Rineka Cipta,2005) hal 115
[16] Amstrong Thomas. 7 kinds of smart:Identifying and deve[iping your mani
intelligences. New york plumen. 1999.hal 8
[17]Shearer,c.b. Multiple Intelligenes After 20 years.teacher college
Record 2004 hal 5
[18] Asri Budiningsih.Belajar Dan Pembelajaran(.Jakarta:PT Rineka
Cipta,2005) hal 116
[19] Asri Budiningsih.Belajar Dan Pembelajaran(.Jakarta:PT Rineka
Cipta,2005) hal118
[20] Ibid., hal 118-122
Tidak ada komentar:
Posting Komentar