Senin, 13 April 2015

Teori Kecerdasan



BAB I
PENDAHULUAN
A.LatarBelakang

            Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan potensi individu. Melalui pendidikan, potensi yang dimiliki oleh individu akan diubah menjadi kompetensi. Kompetensi mencerminkan kemampuan dan kecakapan individu dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan. Tugas pendidik atau guru dalam hal ini adalah memfasilitasi anak didik sebagai individu untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi kompetensi sesuai dengan cita-citanya. Program pendidikan dan pembelajaran seperti yang berlangsung saat ini oleh karenanya harus lebih diarahkan atau lebih berorientasi kepada individu
peserta           didik.
Kenyataan menunjukkan bahwa program pendidikan yang berlangsung saat ini lebih banyak dilaksanakan dengan cara membuat generalisasi terhadap potensi dan kemampuan siswa. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman pendidik tentang karakteristik individu. Muncul keluhan dari pendidik atau guru bahwa mereka merasa bahwa menjelakan sejelas jelasnya tetapi ada saja anak didik yang tidak dapat memhami pelajaran dengan baik. Setiap kali orang belajar pasti melibatkan pikirannya dan didalam pikiran tersebut ada kecerdasan. Salah satu temuan yang sangat bermanfaat adalah bahwa setiap individu memiliki tidak hanya memiliki satu kecerdasan tetapi lebih yaitu disebut juga multiple intelligences atau kecerdasan ganda. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahasnya di dalam makalah ini yaitu tentang “teori kecerdasan ganda (multiple intelligences) dalam pembelajaran pai”.



BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kecerdasan Ganda
            Kecerdasan adalah suatu kemampuan untuk memecahkan masalah dan menciptakan produk yang bernilai guna. Selain itu, dapat diartikan sebagai kemampuan memecahkan masalahdan membuat suatu produk yang bermanfaat bagi kehidupan. Sedangkan kecerdasan mjemuk adalah kemampuan memecahkan masalah dan membuat suatu produk yang bermanfaat bagi kehidupan yang mencakup lebih dari delapan jenis kecerdasan.[1]        
Pada tahun1904, Menteri pendidikan prancis diparis meminta psikolog perancis, Alfret Binet dan sekelompok psikolog mengembangkan sutu alat untuk menentukan siswa SD mana yang “beresiko” mengalami kegagalan, agar siswa diberi perhatian khusus. Akhirnya tes kecerdasan yang pertama dapat dihasilkan, hal ini berpengaruh pada anggapan masyarakat untuk mendefinisikan kecerdasan (Amstrong,2002).[2]
            Hampir delapan puluh tahun setelah dikembangkannya tes kecerdasan yang pertama tersebut, Psikolog Harvard, Dr.Howard Garder memperoalkan pengertian kecerdasan yang diyakini masyarakat. (Amstron, 2002). Howard Gardner mendefinisikan kecerdasan sebagai berikut:
            1. Kemampuan menyelesaikan masalah
            2. Keterampilan memecahkan Masalah
3. Kemampuan untuk menemukan arah/cara yang tepat kearah sasaran tersebut (Gardner).[3]
B. Tujuan Pembelajaran
            Setelah mmpelajari materi ini diharapkan memiliki kemampuan untuk mengkaji teori kecerdasan ganda dan mengembangkan kecerdasan ganda tersebut dalam pembelajaran.
C. Pentingnya mengembangkan keterampilan hidup
            Kehidupan masyarakat dunia semakin berubah, dari masyarakat ekonomi pertanian menjadi masyarakat industri dan sekarang sudah berada berada dalam masyarakat informasi, Hadirnya masyarakat informasi sudah dicermati sejak semulayaitu akan adanya perubahan tanda-tanda  besar dalam pola pendidikan dan pembelajaran. Pola pendidikan masal bagi banyak orang yang selama ini dilakukan berubah menjadi individualize instruction for the masses.[4]
                        Dalam hal ini kita membutuhkan perancang-perancang pembelajaran (instructional designers) yang profesional dan benar-benar terampil dalam merancang pola-pola pembelajaran indivudu atau pembelajaran “terpribadi” (individualized instructions). Guru atau pendidik dituntut untuk menguasai keterampilan-keterampilan membelajarkan siswanya agar anak-anak menguasai keterampilan-keterampilan dasar yang kemudian berkembang menjadi keterampilan-keterampilan yang lebih tinggi sebagai alat kehidupannya guru mampu memfasilitasi agar siswa dapat mencari kaitan dan hubungan antara keterampilan satu dengan lainna. Siswa dapat memperluas dan memperdalam kualitas pengetahuannya, memiliki kreativitas, memiliki kemampuan inovasi, berekspresi, san memiliki aneka ragam keterampilan.
            Keterampilan tidak diartikan dan dibatasi secara sempit dan keterampilan bukan hanya sekedar keterampilan kerja apalagi keterampilan hanya untuk keterampilan itu sendiri. Keterampilan dalam makna yang luas diartikan sebagai keterampilan demi kehidupan dan penghidupan yang bermartabat dan sejahtera lahir dan batin.[5]
            Upaya untuk melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pendidikan keterampilan ini memang sangat mendesak. Hal ini disebabkan banyaknya lulusan sekolahumum khususnya SMA yang tidak bisa melanjutkan keperguruan yang lebih tinggi. Daya serap ekonomi yang terbatas memerlukan tenaga-tenaga terampil dan bermutu.[6]
            Kecenderungan pembelajaran yang selalu menekankan pada aspek skolastik yang akan menghasilkan generasi muda yang kurang berinisiaif. Pendekatan skolastik dalam pembelajaran sangat mementingkan aspek-aspek akademk yang cenderung memberikan tekanan pada perkembangan intelegenitas hanya terbatas pada aspek kognitif, sehingga manusia telah direduksi menjadi sekedar komponen koqnitif. Kondisi ini memicu terjadinya masal-msalah sosial yang disebabkan karena lemahnya social capital, sehingga generasi muda kurang memperoleh bekal keterampilan untuk hidup.[7]
D. Teori Kecerdasan Ganda
            Teori mengenai kecerdasan ganda dikemukakan oleh Gardner melalui bukunya berjudul Frame of mind: The Theory Of Multiple Intelligence pada tahun 1983. Berdasarkan teori Gardner, David G.Lazear memberikan petunjuk untuk mengubah dan meningkatkan kecerdasan-kecerdasan. Ia mengembangkan proses pembelajaran dikelas yang memanfaatkan dan mengembangkan kecerdasan ganda anak dengan harapan dapat digunakan diluar kelas dalam mengenali dan memahami realitas kehidupan.
Pokok-pokok pikiran yang dikemukakan Gardner adalah:
1. Manusia mempunyai kemampuan meningkatkan dan memperkuat kecerdasannya.
2. Kecerdasan selain dapat berubah dapat pula diajarkan kepada orang lain.
3. Kecerdasan merupakan realitas majemuk yang muncul pada bagian-bagian yang berbeda pada  sistem otak atau pikiran manusia.
4.pada tingkatan tertentu, kecerdasan ini merupakan suatu ksatuan yang utuh.[8]
Gardner memetakan lingkup kemampuan manusia menjadi delapan kategori kecerdasan dasar:
a. Kecerdasan Linguistik
            Merupakan kemampuan menggunakan kata secara efektif, baik secara lisan maupun tertulis. Orang yang memiliki kecerdasan ini juga memiliki keterampilan auditoi yang sangat tinggi,dan mereka belajar melalui mendengar. Mereka gemar membaca, menulis dan berbicara, dan suka bercengkraman dengan kata-kata. Orang dengan kecerdasan linguistik yang tinggi dapat tumbuh dan berkembang dalam atmosfer stereotipikal yang lazimnya tergantung pada mendengarkan, mencatat, dll.[9]
b.Kecerdasan Logis-Matematis
            Merupakan kecerdasan yang disebut dengan berpikir ilmiah, termasuk berpikir deduktif dan induktif. Kecerdasan logisgis-matematis berhubungan dan mencakup kemampuan ilmiah. Inilah jenis kecerdasan yang dikaji dan didokumentasikan oleh piagent, yaknijenis kecerdasan yang sering dicirikan sebagai pemikir kritis dan digunakan sebagai bagian metode ilmiah. Orang dengan kecerdasan ini gemar bekerja dengan data: mengumpulkan dan mengorganisasi, menganalisis serta menginterpretasikan, menyimpulkan kemudian meramalkan.[10]
c. Kecerdsan Spasial
Kecerdasan spasial adalah mereka yang memiliki kemampuan untuk menerjemahkan gambaran dalam pikiran mereka kedalam bidang fisik melalui penggambaran,pelukisan,pemahatan,pembangunan atau pembentukan. Selain itu orang-orang ini dapat menciptakan kembali semua aspek dari gambaran disekitar mereka dalam mata pikiran mereka.[11]
d. Kecerdasan Jasmaniah
            Kecerdasa jasmaniah adalah orang-orang yang dapat menafsirkan dunia melalui persentuhan dan gerakan. Seorang individu yang kuat dalam kecerdasan jasmaniah mampu melakukan kemampuan motorik kecil dengan baik dan bisa melakukan aktivitas-aktivitas seperti menyusun,memahat,membongkar dan mengumpulkan kembali dengan mudah.[12]
e. Kecerdasan Spiritual
            Kecerdasan spiritual atau spiritual intelligence atau spiritual quotient (SQ) ialah suatu intelegensi atau suatu kecerdasan dimana kita berusaha menyelesaikan masalah-masalah hidup ini berdasarkan nilai-nilai spiritual atau agama yang diyakini. Kecerdasan spiritual ialah suatu kecerdasan di mana kita berusaha menempatkan tindakan-tindakan dan kehidupan kita ke dalam suatu konteks yang lebih luas dan lebih kaya, serta lebih bermakna. Kecerdasan spiritual merupakan dasar yang perlu untuk mendorong berfungsinya secara lebih efektif, baik Intelligence Quotient (IQ) maupun Emotional Intelligence (EI). Jadi, kecerdasan spiritual berkaitan dengan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional.[13]
f. Kecerdasan Musikal
            Kecerdasan musikal adalah kcerdasan yang memuat kemampuan seseorang untuk peka terhadap suara-suara nonverbal yang berada disekelilingnya, trmasuk dalam hal ini adalah nada dan irama. Dalm kecerdasan ini mereka juga lebih mudah mengingat sesuatu dan mengekspresikan gagasan-gagasan apabila dikaitkan dengan musik. [14]
g. Kecerdasan Interpesonal
            Kecerdasan Interpersonal adalah kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan bekerja sama dan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal dengan orang lain. Pada tingkat yang lebih tinggi,kecerdasan ini dapat membaca konteks kehidupan orang lain, Kecenderungannya, dan kemungkinan keputusan yang akan diambil. Kecerdasa ini tampak pada para profesioal seperti konselor,guru,teraphis,politis,pemuka agama.[15]Ciri-Ciri Orang yang memiliki Kecerdasan Intrapribadi atau InterpersonalOrang yang kecerdasan intrapribadinya sangat baik dapat dengan mudah mengakses perasaannya sendiri, membedakan berbagai macam keadaan emosi, dan menggunakan pemahamannya sendiri untuk memperkaya dan membimbing hidupnya.Mereka sangat mawas diri dan suka bermeditasi, berkontemplasi, atau bentuk lain penelusuran jiwa yang mendalam. Sebaliknya, mereka juga sangat mandiri, sangat terfokus pada tujuan, dan sangat disiplin. Secara garis besar, mereka merupakan orang yang gemar bela-jar sendiri dan lebih suka bekerja sendiri daripada bekerja dengan orang lain.[16]

h. Kecerdasan Intrapersonal
Ada dua kecerdasan yang brhubungan dengan perasaan diri sendiri. Pertama kecerdasan pribadi yang behubungan dengan aspek internal dari seseorang. Hal ini disebut dengan kecerdasan intrapersonal. Shearer menjelaskan bahwa fungsi penting dari kecerdasan intrapersonal melipti penilaian diri yang akurat, penentuan tujuan memahami diri / intropeksi dan mengatur emosi diri. Dengan kecerdasan intrapersonal yang baik diharapkan setiap orang mampu membuat keputusan dan menentukan perilakunya tanpa harus selalu diarahkan dari orang lain.[17]
i. Kecerdasan Naturalis
            kecerdasan naturalis banyak dimilki oleh pakar lingkungan seorang penduduk didaerah pedalaman dapat mengenai tanda-tanda akan terjadi perubahan lingkungan, Misal dengan melihat rumput/daun yang patah ia dapar memastikan siapa yang baru saja melintas.
j. Kecerdasan eksistensial
            kecerdasan ekstensial banyak dijumpai pada para filusuf. Mereka mampu menyadari dan menghayati dengan benar keberadaan dirinya didunia ini dan apa tujuan hidupnya. Melalui kontemplasi dan refleksi teologis.[18]
E.Strategi Dasar pembelajaran kecerdasan ganda
            Ada beberapa strategi dasar dalam kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan kecerdasan ganda,yaitu:
a. Awakening intelligence (Activating the sense and turnig on the brain). Membangun/memicu kecerdasan, yaitu upaya untuk mengaktifkan indera dan menghidupkam kerja otak.
b. Amplifying intelligence (Exercise & strengthening awakened capacities). Memperkuat kecerdasan, yaitu dengan cara memberi latihan dan memperkuat kemampuan membangun kecerdasan.
c.Teaching for/with intelligence (Structuring lessons for multiple intelligences) Mengajarkan dengan/untuk kecerdasan yaitu upaya-upaya untuk mengembangkan struktur pelajaran yang mengacu pada penggunaan kecerdasan ganda.
d. Transferring intelligences (Multiple ways of knowing beyond the classroom). Menstrasfer kecerdasan, yaitu usaha untuk memanfaatkan berbagai cara yang telah dilatihkan dikelas untuk memahami raelistas di luar kelas atau pada lingkungan nyata.[19]
E. Mengembangkan Kecerdasan ganda dalam kegiatan pembelajaran
                Kecerdasan ganda merupakan teori yang bersifat filosofis. Hal ini tampak pada sikapnya terhadapnya terhadap belajar dan panddangannya terhadap pendidikan dan pembelajaran. Pendidikan/pembelajaran ditinjau dari sudut pandangan kecerdasan ganda yang lebih mengarah kepada hakekat dari pendidikan itu sendiri. Yaitu yang secara langsung berhubungan dengan ekstensi,kebenaran, dan pengetahuan.
            Untuk memberi dasar terhadap teori yang dikemuakannya, Gardner merancang dsar-dasar “tes” tertentu, dimana setiap kecerdasan harus dipertimbangkan sebagai inteligensi yang terlatih dan memiliki banyak pengalaman, yang tidak desebut sebagai talenta atau bakat. Hal-hel penting yang perlu diperhatikan dalam teori kecerdasan ganda yaitu: 1) Setiap orang memiliki semua kecerdasan-kecerdasan itu: 2) Banyak orang dapat mengembangkan masing-masing kecerdasan sampai tingkat yang optimal; 3) kecerdsan biasanya bekerja sama-sama dengan cara unik dan 4) ada banyak cara untuk menjadi cerdas.
            Teori kecerdasan ganda merupakan model kognitif yang menjelaskan bagaimana individu-individu menggunakan kecerdasannya untuk memecahkan masalah dan bagaimana hasilnya. Pendekatan gardner lebih berorientasi pada bagaimana pikiran manusia mengoprasi atau mengelola, menggunakan, menguasai lingkungan.
            Pengalaman-pengalammenyenangkan ketika belajarakan menjadi aktivator bagi perkembangan kecerdasan pada tahap perkembangan berikutnya. Sedangkan pengalaman-pengalaman yang menakutkan,memalukan,menyebabkan marah dan pengalam emosi negatif lainnya akan menghambat perkembangan kercerdasan pada tahap perkembangan berikutnya.
            Apabila ingin mengetahui arah kecerdasan siswa dikelas dapat diketahui melalui indikator-indikator tertentu. Misalnya apa yang dikerjakan siswa ketika mereka mempunyai waktu luang. Setiap guru dapat menggunakan catatan-catatan kecil praktis yang dapat diguakan untuk memantau kecenderungan perkembangan kecerdasan siswa. Guru juga dapat menyusun cheklist yang berisi tentang kecerdasan-kecerdasan siswa.
            Kegiatan-kegiatan yang dapat digunakan untuk mengembangkan kecerdasan ganda antara lain, dengan menyediakan hari-hari karir, studi tour, biografi, pembelajaran terprogram, kegiatan-kegiatan eksperimen, majalah dinding,membaca buku yang bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan ganda,
            Setiap siswa memiliki perbedaan kecenderungan dalam perkembangan kecerdasan gandanya, maka guru perlu menggunakan starteg umum maupun khusus dalam pembelajaran untuk mengembangkan seluruh kecerdasan siswa secara optimal. Teori kecerdasan ganda juga mengatakan bahwa tidak ada satu pun pendekatan atau strategi yang cocok digunakan bagi semua siswa. Dalam hal  pengukuran ecerdasan ganda lebih mengutamakan pada studi dokumentasi dan proses pemecahan masalah. Apabila kegiatan diatas dapat dilakukan maka keteramplan kognitif siswa pun dapat berkembang dengan sendirinya.
            Ada satu alternatif lain juga yang dapat digunakan dalam rangka memantau perkembangan kecerdasan siswa dikelas, yaitu dengan memberdayakan siswa sendiri, artinya, cheklist yang mencakup kecerdasan-kecerdasan tadi yang mengisi bukan guru tetapi siswa. Mereka slaing memberikan penilaian antar teman.
            Perkembangan kecerdasan juga dapat dilakukan dengan teknik “konseling sebaya”/”tutor sebaya”. Caranya guru menyeleksi siapakah yang memiliki keunggulan dalam bidang tertentu. Misalnya anak memiliki keunggulan dibidang metematika misalnya diminta untuk membimbing temannya yang kurang kurangdalam matematika. Demikian juga untuk bidang kecerdasan yang lain. Pembimbing dalam kelompok dapat bergantian tergantung pada kecerdasan musik. Tetapi ia akan dibimbing oleh teman lainnya dalam kecerdasan matematika dan seteusnya.
            Pendektan ini sangat tepat digunakan untuk anak-anak SMP dan SMA, mengingat pada dasarnya mereka lebih suka berbicara dan bergaul dengan teman sebayanya dari pada denagn gurunya. Disamping itu, model konseling sebaya atau tutor sebaya dalam pembelajaran kecerdasan ganda memungkinkan berbagai aspek dalam diri anak dapat berkembang selaras dan optimal. Kelompok belajar semacam ini sangat potensial untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersnal. Guru dituntut untuk mampu mendeteksi anak-anak yang memiliki kecerdasan-kecerdasan unggul, dan membentuk kelompok-kelompok sesuai dengan kebutuhan.
Pendidikan/pembelajaran kecerdasan ganda berorientasi pda perkembangan potensi anak bukan berorientasi pada pengembangan potensi anak bukan berorientasi pada idealisme guru atau orang tua apalagi ideologi politik. Anak berkembang agar mampu membuat penilaian dan keputusan sendiri dengan tepat, bertanggung jawab, percaya diri dan mandiri tidak bergantung pada orang lain, kreatif, mampu berkolaborasi, serta dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Keterampilan-keterampilan ini sangat dibutuhkan oleh manusia-manusia yang hidup diera ekonomi informasi abad global.[20]

BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Pendekatan skolastik dalam pembelajaran yang diterapkan oleh sebagian besar proses pendidikan di negara kita ini cenderung memberikan tekanan pada perkembangan intelegensi yang terbatas pada aspek kognitif,sehingga manusia telah direduksi menjadi sekedar aspek kognitif sehingga kecerdasan individu tidak dapat berkembang secara optimal. Untuk itu, kecerdasan ganda yang telah dinyatakan oleh Howard Gardner sangat penting untuk mengubah proses pendidikan yang terjadi saat ini karena seseorang memiliki lebih dari  satu intelegensi yang dapat dikembangkan seperti bahasa, logis matematis, visual spasial, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, musical, dan naturalis. Pengoptimalan segala potensi yang dimiliki seseorang melalui penerapan kecerdasan ganda juga dapat didukung oleh pengembangan kecerdasan ganda dalam pendidikan agama.

B. Saran




DAFTAR PUSTAKA

Amstrong Thomas. 7 kinds of smart:Identifying and develiping your mani  intelligences. New york plumen. 1999
Asri Budiningsih.Belajar Dan Pembelajaran.Jakarta:PT Rineka Cipta,2005
Evelyn Williams.Mengajar Denga Empati.Bandung:Penerbit Nuansa,2005
Gardner,f.s.Smart Treatment for high bloond pressure.jakarta.prestasi pustaka                    pusblisher,2007
Julia Jasmine. Mengajar Dengan Metode Kecerdasan            Majemuk. Bandung:   Nuansa, 2007
Masri kuadrat.Mengelola kecerdasan dalam pembelajaran.Jakarta:PT Bumi Aksara,2009
May Lwin, Adam Khoo,Kenneth Lyen,Caroline Sim.Cara mengembangkan           berbagai komponen kecerdasan.Indonesia:PT Macanan jaya         Cemerlang,2008
Santoso Hamijoyo.Komunikasi dan pembangunan.Jakarta:Sinar Harapan,2002
Shearer,c.b. Multiple Intelligenes After 20 years.teacher college Record 2004
Suharsono, melejikan IQ,IE & IS Depok:2004
Yatim Riyanto.Paradigma Baru Pmbelajaran.Jakarta:Prenada Media,2012





Rencana PelaksanaanPembelajaran (RPP)
Nama Sekolah             : MTSN 1 Tanjung Karang
Mata Pelajaran            : Fiqih
Kelas/Semester            : VII/ I
Alokasi Waktu            : 2 x 40 menit
                                    (1 kali pertemuan)
A. Standar Kompetensi
1. Melaksanakan ketentuan sholat wajib. Sebagai pedoman bagi individu dalam menjalankan ibadah sholat dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi dasar
1.  Menjelaskan macam-macam sholat wajib dan tata cara melaksanakannya
C. Tujuan pembelajaran
-  siswa dapat menyebutkan pengertian sholat (kognitif)
- siswa dapat menyebutkan macam-macam sholat (afektif)
- siswa dapat menjelaskan tata cara sholat (psikomotor)
D. Materi pembelajaran (indikator)
-  pengertian sholat.
- macam-macam sholat.
- ketentuan dan tata cara sholat.


E. Metode pembelajaran
- Ceramah : metode ini di gunakan untuk memulai kegiatan pembelajaran terutama  untuk kegiatan awal.
- Kerja kelompok : kegiatan ini digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang pengertian sholat, macam-macam sholat.
- Diskusi : metode ini digunakan untuk mempertemukan dan menyatukan pendapat pola pikir dan persepsi yang berkenaan dengan materi kegiatan pembelajaran.
- Pameran : pajangan hasil diskusi atau kerja kelompok dan saling memberi komentar, kekurangan dari masing-masing kelompok.
NO
Uraian Kegiatan
Waktu
1.
Kegiatan Awal:
·         Apersiasi:Memberikan pertanyaan seputar pelajaran yang lalu dan materi sholat

·         Motivasi:Memberikan informasi tentang tujuan dan manfaat mempelajari sholat dan tatacara melaksanakannya yang dapat diimplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari



10 Menit
2
Kegiatan Inti:
·         Siswa membaca literatur/referensi tentang sholat dan macam-macam sholat.

·         Siswa mengamati demontrasi guru  tentang cara melaksanakan macam-macam shalat wajib.


·         Membuat bagan sholat dan tatacara melaksanakannya

·         Pameran bagan dan saling mengomentari


·         Salah seorang siswa mempraktekan tatacara melaksanakan sholat. Siswa yang lan memperhatikan dan mencatat-mancatat pokok-pokok penting dari hasil kegiatan.

60 Menit
3
Kegiatan Akhir
·         Tanya jawab tentang materi macam-macam sholat wajib serta tatacara melaksanakannya

·         Guru memberikan tugas untuk mencari pengertian sholat dan macam-macamnya serta memperaktekan untuk pertemuan selanjutnya.
 10 Menit
                                                                                                           
G. Sumber belajar dan media pembelajaran
-          Buku yang relevan dengan mata pelajaran fiqih
-          Kertas manila atau lainnya
-          LKS
-          Lemmbar Penilaian
-          Lembar observasi


H. Penilaian
Indikator  Penilaian
Jenis Penilaian
Bentuk penilaian
Contoh Instrumen
Siswa dapat menjelaskan pengertian sholat
Tes tertulis
Uraian
Jelaskan apa yang dimaksud dengan sholat..?
Siswa dapat menyelesaiakan macam-macam sholat wajib berikut penjelasannya
Tes tertulis
Uraian
Sebutkan macam-macam sholat wajib serta jelaskanlah..?
Siswa dapat menjelaskan cara melaksanakan salah sholat satu sholat wajib
Tes tertulis
 Uraian
Jelaskan tatacara melaksanakan sholat subuh...?

Bandar Lampung, 12 Oktober 2014
Mengetahui


Kepala madrasah





[1]Gardner,f.s.2007. Smart Treatment for high bloond pressure.jakarta.prestasi pustaka pusblisher hal 5
[2] Yatim Riyanto.Paradigma Baru Pembelajaran.Jakarta:Prenada Media,2012.hal 235
[3] Ibid.,hal 236
[4] Asri Budiningsih.Belajar Dan Pembelajaran.Jakarta:PT Rineka Cipta,2005 hal 110-112

[5] Santoso Hamijoyo.Komunikasi dan pembangunan.(Jakarta:Sinar Harapan,2002) hal 3
[6] Ibid.,hal  111
[7] Ibid.,hal l112
[8] Ibid.,113
[9] Julia Jasmine.Mengajar Dengan Metode Kecerdasan Majemuk.(Bandung:Nuansa,2007).hal 17
[10] Ibid., hal 19
[11] May Lwin, Adam Khoo,Kenneth Lyen,Caroline Sim.Cara mengembangkan berbagai komponen kecerdasan.(Indonesia:PT Macanan jaya Cemerlang,2008) hal 73-74
[12] Evelyn Williams.Mengajar Denga Empati.(Bandung:Penerbit Nuansa,2005) hal 124
[13]Suharsono, melejikan IQ,IE & IS (Depok:2004) hal 114
[14] Masri kuadrat.Mengelola kecerdasan dalam pembelajaran.(Jakarta:PT Bumi Aksara,2009) hal 1
[15]  Asri Budiningsih.Belajar Dan Pembelajaran(.Jakarta:PT Rineka Cipta,2005) hal 115
[16] Amstrong Thomas. 7 kinds of smart:Identifying and deve[iping your mani intelligences. New york plumen. 1999.hal 8
[17]Shearer,c.b. Multiple Intelligenes After 20 years.teacher college Record 2004 hal 5
[18] Asri Budiningsih.Belajar Dan Pembelajaran(.Jakarta:PT Rineka Cipta,2005) hal 116
[19] Asri Budiningsih.Belajar Dan Pembelajaran(.Jakarta:PT Rineka Cipta,2005) hal118
[20] Ibid., hal 118-122

Tidak ada komentar:

Posting Komentar