Senin, 13 April 2015

Syarat Penyusunan Tagihan (evaluasi pendidikan)



Tugas Kelompok
PEMBAHASAN SYARAT-SYARAT PENYUSUNAN TAGIHAN DAN INSTRUMEN PENILAIAN
EVALUASI PENDIDIKAN
Dosen: Ujang Efendi, M.Pd.I
Disusun oleh:
        Bakti Andrian                             :  1311010134
        Widiya Rahma Armaini               :  1311010140
        Ovan Wijaya                                 :  13110101  
FAKULTAS TARBIYAH
INTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
1436 H/2015 M
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Ujang Efendi, M.Pd.I selaku Dosen mata kuliah Metode Pembelajaran Evaluasi Pendidikan yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai proses dan tahapan belajar. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan.
Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon keritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.


Bandar Lampung, 5 Maret  2015

Penulis



DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar................................................................................................. ii
Daftar Isi............................................................................................................ iii
v  BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1
1.1     Latar Belakang Masalah...................................................................
1.2     Rumusan Masalah............................................................................
1.3     Tujuan Penulisan..............................................................................
v  BAB II PEMBAHASAN......................................................................
2.1  Pengertian Evaluasi ........................................................................
2.2  Syarat – syarat Penyusunan Penilaian ............................................
2.3   Jenis – Jenis Tagihan dan Tugas Belajar .........................................
2.4   Instrumen Penilaian dan Macam – macam
......  penilaian atau tagihan serta alat – alatnya ......................................
v  BAB III
v  KESIMPULAN.....................................................................................
v  PENUTUP.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA






BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar belakang Masalah
Penyusunan tagihan adalah perencanaan seorang guru dalam memberikan kegiatan atau tugas-tugas belajar berupa pengalaman langsung di kelas atau di luar kelas. Istilah lain pemberian tugas ini dikenal dengan tagihan belajar. Terlebih dalam pembelajaran berbasis kompetensi, maka tagihan belajar menjadi hal yang penting dan menentukan bagi capaian kompetensi belajar peserta didik. Makin seorang guru memperbesar tagihan belajar, makin besar pula kemungkinan kompetensi yang akan dicapai.

B.       Rumusan Masalah
1.          Apakah syarat-syarat penyusunan tagihan?
2.          Apakah pengertian instrumen penilaian?
3.          Bagaimana jenis-jenis tagihan?
4.          Apa saja bentuk instrumen penilaian?

C.      Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah-satu tugas dari yang diberikan Dosen mata kuliah Evaluasi Pendidikan, serta untuk mengetahui tentang pentingnya mengetahui Syarat- syarat penyusunan tagihan dan instrumen penilaian serta sebagai bahan diskusi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi
Menurut Norman E. Gronlund (1976). Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa.[1]
Sedangkan menurut pendapat lain evaluasi merupakan pengukuran ketercapaian program pendidikan. Perencanaan suatu program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan guru, pengelolaan pendidikkan dan reformasi pendidikan secara keseluruhan.[2]
Tagihan atau instrumen penilaian merupakan bahan yang digunakan untuk mengumpulkan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai.[3]

B. Syarat – Syarat Penyusunan Penilaian
Agar memperoleh hasil yang cermat dan mengukur apa yang seharusnya diukur, alat evaluasi hendaknya memenuhi beberapa kriteria, sebagai berikut:
a. Relevansi
Ujian yang baik harus memiliki sifat relevansi, artinya mengukur hal yang seharusnya diukur. Apabila pengajar hendak mengukur kemampuan murid tingkat rendah dalam bidang matematika misalnya dalam hal penjumlahan, maka soal yang dibuat tidak benar jika dirumuskan dalam bentuk soal cerita yang panjang. Dengan demikian alat ujian dikatak relevan apabila mengukur apa yang hendak diukur.
b. Efektivitas dan efisiensi
Suatu evaluasi dikatakan efektiv dan efisien apabila alat evaluasi memberikan informasi secara lengkap dari waktu yang disediakan untuk menyelesaikan soal yang disajikan. Suatu contoh, ketika kita ingin menguji 100 orang siswa mengenai sejauh mana penguasaan mereka tentang suatu bacaan, dan ktia membuat ujian tersebut secara lisan. Hal in dilihat tidak efisien dari segi waktu dan tenaga. Suatu alat evaluasi dikatakan cocok apabila alat tersebut kurang bekerja secara efisien dan efetivitas.
c. Keseimbangan
Suatu soal dikatakan seimbang apabila soal yang dibuat mencakup seluruh materi yang dipelajari. Apabila soal tersebut hanya mengambil sebagian dari materi yang dipelajari maka soal tersebut dikatakn tidak seimbang. Jadi, pertanyaan uyang dibuat hendaklah merata.
d. Objektivitas
Suatu alat evaluasi yang objektivitas adalah jika jawaban yang diberikan oleh murid hanya benar atau salah saja tidak mengkombinasikan alat evaluasi lainnya.
e. Tingkat kesulitan
Pertanyaan atau soal ujian hendaknya disesuaikan dengan umur dan taraf berfikir anak. Artinya soal yang dibuat sesuai jangkauan berfikir anak.
f. Dapat dipercaya
Alat evaluasi dikatakan terpercaya apabila soal yang dibuat dan dikerjakan oleh dua kelompok murid pada tingkat yang sama menunjukkan hasil yang sama.
g. Kejujuran
Suatu alat evaluasi dikatakan memilki kejujuran apabila setiap murid berhak mendapat nilai yang terbaik sebagai hasil usahanya. Jadi, setiap murid memperoleh kesempatan menunjukan siapa mreka/dirinya.
h. Waktu
Salah satu syarat alat evaluasi adalah apabila terdapat perbandingan yang serasi antara soal yang dibuat dengan waktu yang tersedia. Misalnya, disajikan soal objekctive sebanyak 100 butir dalam pilihan ganda. Waktu yang disediakan hanya 25 menit atau bahkan kurang dari itu maka soal tersebut dikatakn kurang baik.[4]

C.  Jenis – Jenis Tagihan dan Tugas Belajar
Jenis tagihan belajar sangat ditentukan oleh topic materi yang dikemas. Secara umum tagihan belajar ini harus menjawab ranah belajar yang dikembangkan pada kompetensi dan indikator. Misalnya ketika kita ingin meminta tagihan belajar pada ranah kognitif, maka tagihan belajar  hatus menyangkut hal-hal yang berkenaan dengan pengetahuan dan pemahaman.[5]

Data dan informasi sebagai dasar penentuan tingkat keberhasilan peserta didik  dalam penguasaan kompetensi dasar  yang diajarkan memerlukan adanya berbagai jenis tagihan. Jenis tagihan yang dapat dipakai dalam sistem penilaian berbasis kompetensi  dasar dapat terkait aspek kognitif atau psikomotor, antara lain sebagai berikut:
a.    Kuis 
Dilaksanakan dalam waktu yang singkat misalnya 15 menit saja, dan hanya menanyakan hal-hal yang prinsip. Bentuknya berupa isian singkat.[6] Kuis biasanya diberikan sebelum pelajaran baru dimulai yaitu untuk mengethui pelajaran yang lalu secara singkat. Kuis dapat pula diberikan setelah pelajaran diberikan, yaitu untuk mengethui pemahaman peserta didik terhadap pelajaran yang baru diberikan itu. Bila ada bagian yang belum dikuasai sebaiknya guru menjelaskan kembali dengan metode yang lain.[7]


b.   Pertanyaan lisan di kelas
Materi yang ditanyakan berupa pemahaman terhadap konsep, prinsip atau teori.  Teknik  bertanya yang baik adalah mengajukan pertanyaan ke kelas, memberi waktu sebentar untuk berpikir, memilih peserta didik secara acak untuk menjawab. Jawaban ini benar atau salah selalu diberikan kepada peserta didik lain atau meminta pendapat untuk jawaban peserta didik yang pertama. Kemudian guru menyimpulkan jawaban peserta didik yang benar. Pertanyaan lisan ini dapat diajukan pada awal atau akhir pelajaran
c.    Ulangan harian
Ulangan harian sebaiknya dilakukan secara periodik, misalnya satu atau dua kompetensi dasar selesai diajarkan. Bentuk soal yang digunakan sebaiknya bentuk uraian objektif atau uraian nonobjektif. Tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya pemahaman, analisis, dan aplikasi.[8]
d.   Tugas individu
Tugas invidu dapat diberikan setiap minggu dengan bentuk tugas atau soal uraian objektif atau non objektif.[9] Tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya aplikasi, analisis, bila mungkin sampai sintesis dan evaluasi. Tugas individu untuk mata pelajaran tertentu dapat terkait dengan ranah psikomotor, seperti mengadakan observasi lapangan dalam Geografi atau latihan tari/musik pada pelajaran Pendidikan Kesenian.
e.    Tugas kelompok
Tugas kelompok digunakan adalah uraian dengan tingkat berpikir tinggi yaitu aplikasi sampai evaluasi. Bila mungkin peserta didik diminta menggunakan data sungguhan atau melakukan pengamatan terhadap suatu gejala, atau merencanakan suatu proyek Proyek pada umumnya menggunakan data sungguhan dari lapangan. Tugas kelompok dapat terkait dengan ranah psikomotor.
f.     Ulangan blok
Bentuk soal yang dipakai dalam ulangan blok, bagian dari semester dapat berupa PG, uraian, atau campuran PG dan uraian. Materi yang diujikan harus berdasarkan kisi-kisi soal. Tingkat berpikir yang terlibat dari ranah pemahaman sampai dengan evaluasi.
g.    Laporan kerja praktek atau laporan praktikum
Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya, seperti: Fisika, Kimia, Biologi. Peserta didik bisa diminta untuk mengamati suatu gejala dan melaporkannya.
h.   Responsi atau ujian praktek
Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya seperti Fisika, Kimia, Biologi, yaitu untuk mengetahui penguasaan akhir baik ranah kognitif maupun psikomotor. Ujian responsi dapat dilakukan di awal praktek atau setelah melakukan praktek.  Ujian yang dilakukan sebelum praktek bertujuan untuk mengetahui kesiapan peserta didik melakukan praktek di laboratorium. Sedangkan bila dilakukan setalah praktek bertujuan untuk mengetahui kompetensi dasar praktek yang dicapai peserta didik dan yang belum.[10]



D. Instrumen Penilaian
a. Pengertian Instrumen Penilaian dalam Pendidikan
Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur dalam rangka pengumpulan data. Misalnya timbangan adalah instrumen alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data berat dengan cara melakukan penimbangan.[11]
Dalam pendidikan Instrumen alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dapat berupa tes atau nontes. Tes atau penilaian merupakan alat ukur pengumpulan data yang mendorong peserta memberikan penampilan maksimal.sedangkan Instruman nonotes merupakan alat ukur yang mendorong peserta untuk memberikan penampilan tipikal, yaitu melaporkan keadaan dirinya dengan memberikan respons secara jujur sesuai dengan pikiran dan perasaannya.
Sebagai sebuah penilaian, Tes Hasil Belajar (THB) merupakan salah satu alat ukur yang mengukur penampilan maksimal. Dalam pengukuran siswa peserta tes di dorong mengeluarakan segenap kemampuan yang dimilkinya untuk menyelesaikan soal yang diberika dalam Tes Hasil Belajar. Hasil belajar siswa dapat diketahui dengan mencatat skor atas jawaban yang telah diberikan masing-masing siswa.
Tes Hasil Belajar mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang di ajarakan oleh guru dan di pelajari oleh siswa. Penguasaan hasil belajar mencerminkan perubahan perilaku yang di capai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Mengajar adalah usaha siswa yang menimbulkan aktivitas belajar siswa sedangkan Belajar adalah usaha siswa yang menimbulkan perubahan perilaku dalam dirinya.[12]

E. Fungsi penilaian dalam proses belajar mengajar
1. Unruk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran.
2. Untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar yang telah dilakukan guru.
Dengan fungsi ini guru dapat mengetahui behasil tidaknya ia mengajar. Rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa tidak semata-mata disebabkan kemampuan siswa tetapi juga bisa disebabkan kurang berhasilnya guru mengajar. Melalui penilaian, berarti menilai kemampuan guru itu sendiri dan hasilnya dapat di jadikan bahan dalam memperbaiki usahanya yakni tindakan mengajar berikutnya. Dengan demikian fungsi penilaian dalam proses belajar mengajar bermanfaat ganda, yakin bagi siswa dan guru.[13]
F. Macam-macam Instrumen penilaian dalam Pendidikan
Instrumen alat ukur dalam pendidikan sangat berhubungan dengan variabel yang hendak di ukur. Berdasarkan perlu tidaknya alat ukur dapat dibakukan, variabel dapat di bagi menjadi dua yaitu variabel faktual dan variabel konseptual.
Variabel faktual adalah variabel yang terdapat faktanya. Oleh karena bersifat faktual, bila terdapat kesalahan dalam data maka kesalahan bukan terletak pada instrumen alat ukurnya, tetapi responden memberikan jawaban yang tidak jujur. Alat ukur untuk mengukur variabel faktual tidak perlu di bakukan. Termasuk variabel faktual adalah jenis kelamin, agama, pendidikan, usia, asal sekolah, pekerjaan, status perkawinan, asal tempat tinggal dan sebagainya.
Sedangkan Variabel Konseptual adalah variabel yang tidak terlihat dalam fakta tetapi tersembunyi dalam konsep, maka kesalahan data dapat disebabkan oleh kesalahan konsep pad alat ukur yang digunakan. Untuk memastikan alat ukur tidak salah konsep maka sebelum digunakan untuk mengukur variabel konsep, alat ukur dibakukan terlebih dulu. Termasuk dalam variabel konsep adalah motovasi belajar, bakat minat menjadi guru, prestasi belajar, kecerdasan, bakat musik, konsep diri dan sebagainya. Kesalahan data variabel “kecerdasan” misalnya kemungkinan di sebabkan oleh alat ukur pengumpulan data kecerdasan yang salah konsep.
G. Syarat-syarat alat ukur yang baik
Pengukuran adalah membandingkan objek yang di ukur dengan alat ukurnya, kemudian mencatat angka kepada objek yang di ukur menurut aturan tertentu. Alat ukur yang digunakan dalam ilmu alam merupakan contoh yang baik bagi Instrumen pengkuran dalam ilmu sosial. Instrumen juga harus memenuhi syarat reliabilitas. Reliabilitas berhubungan dengan dapat dipercayanya instrumen. Instrumen dapat dipercaya apabila memberikan hasil pengukuran yang relatif stabil dan konsisten. Semakin tinggi akurasi dan presisi hasil pengukuran, maka semakin rendah tingkat kekeliruan dalam melakukan pengukuran. Dan semakin rendah kekeliruan maka akan menghasilkan pengukuran dengan hasil yang konsisten.[14]

H. Bentuk Penilaian
a.    Penilaian Tertulis
Penilaian tertulis biasanya diadakan untuk waktu yang terbatas dan dalam kondisi tertentu. Dari berbagai alat penilaian tertulis, alat penilaian jawaban benar-salah, isian singkat, dan menjodohkan merupakan alat yang hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Alat pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami.
Pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu siswa tidak mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya menerka jawaban yang benar. Hal ini menimbulkan kecenderungan siswa tidak belajar untuk memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Alat penilaian ini kurang dianjurkan pemakaiannya karena tidak menggambarkan kemampuan siswa yang sesungguhnya.
Esai adalah alat penilaian yang menuntut siswa untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari, dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis kemampuan, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan.
a.     Penilaian Unjuk Kerja (Performance)
Pada dokumen kurikulum tercantum banyak hasil belajar yang menggambarkan proses,  kegiatan, atau unjuk kerja. Untuk menilai hasil belajar tersebut dibutuhkan pengamatan terhadap siswa ketika melakukannya. Penilaian unjuk kerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Penilaian dilakukan terhadap unjuk kerja, tingkah laku, atau interaksi siswa. Cara penilaian ini lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya.
            Semakin sering guru mengamati unjuk kerja siswa, semakin terpercaya hasil penilaian kemampuan siswa. Penilaian dengan cara ini lebih tepat digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam berpidato, pembacaan puisi, dan diskusi, pemecahan masalah dalam suatu kelompok, partisipasi siswa dalam diskusi kelompok kecil, menari, memainkan alat musik, dan melakukan aktivitas berbagai cabang olahraga,
menggunakan peralatan laboratorium, dan mengoperasikan suatu alat
.
Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks sebelum menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Contoh; untuk menilai kemampuan berbicara siswa, perlu dilakukan pengamatan berbicara yang beragam, seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita, dan melakukan wawancara.
Dengan demikian, gambaran kemampuan siswa akan lebih utuh.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat penilaian unjuk kerja adalah sebagai berikut:
• Identifikasi semua langkah penting atau aspek yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir.
• Tuliskan kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
• Usahakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati.
• Urutkan kemampuan yang akan dinilai berdasarkan urutan yang akan diamati
Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah cara mengamati dan memberi skor terhadap unjuk kerja siswa. Penilaian sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu orang agar faktor subjektivitas dapat diperkecil dan hasil penilaian lebih akurat. Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya – tidak) atau skala rentang (sangat kompeten – kompeten – agak kompeten – tidak kompeten).
Pada penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, siswa mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, siswa tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati. Dengan demikian nilai tengah tidak ada. Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala rentang memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian nilai secara kontinuum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua.
b.    Penilaian Produk
Penilaian hasil kerja meliputi pula penilaian terhadap kemampuan siswa membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung), barang barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.
Penilaian produk ini tidak hanya melihat hasil akhirnya saja tetapi juga proses pembuatannya. Contoh, kemampuan siswa menggunakan berbagai teknik menggambar, menggunakan peralatan dengan aman, membakar kue dengan hasil baik, bercita rasa enak, dan berpenampilan menarik.
Pengembangan produk meliputi tiga tahap, yaitu:
• Tahap persiapan, meliputi: menilai kemampuan siswa merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
• Tahap pembuatan (produk), meliputi: menilai kemampuan siswa menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
• Tahap penilaian (appraisal), meliputi: menilai kemampuan siswa membuat produk sesuai kegunaannya dan memenuhi kriteria keindahan.

c.    Penilaian Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan karya (hasil kerja) seorang siswa dalam satu periode. Kumpulan karya ini menggambarkan taraf kemampuan/kompetensi yang telah dicapai seorang siswa. Hal penting yang menjadi ciri portofolio adalah karya tersebut dapat diperbaiki jika siswa menghendakinya.
Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar siswa.[15] Yang menjadi pertimbangan utama adalah guru seyogianya menggunakan penilaian portofolio sebagai bagian integral dari proses pembelajaran karena nilai diagnostik portofolio sangat berarti bagi guru.



















DAFTAR PUSTAKA
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik, Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2004
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Jakarta: Bumi Aksara, 2008
Mulyadi, Evaluasi Pendidikan, Malang: Bumi Aksara. 2010
Noehi, Nasution, Materi Pokok Evaluasi Pengajaran, Jakarta: Universitas Terbuka, 1993
Sudijono, Anas, Strategi Penilaian Hasil Belajar Afektif pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Journal Yogyakarta, 2003
Azwar, Syaifuddin, Tes Prestasi, Fungsi dan pengembangan Pengukuran prestasi belajar, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2005.
Departemen Agama RI, Penilaian Berbasis kelas, Jakarta, Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, 2003
Raka Joni, T., Penilaian Pencapaian Siswa-Mahasiswa, Penataran Lokakarya Tahap II, Proyek Pengembangan Pendidikan Guru, Dep. P&K, Jakarta 1980
http://awanachaizan.blogspot.com/2011/12/desain-tugas-dan-tagihan-belajar.html
Masnur Muslich. Authentic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. Bandung: Refika Aditama, 2011
Nurkancana dan sumartana Evaluasi Pendidikan, Bandung: Grafindo, 1986
https://fuadmje.wordpress.com/2011/11/05/instrumen-evaluasi-hasil-belajar/
http://makalahpendidikan-sudirman.blogspot.com/2012/07/tujuan-dan-fungsi-penilaian-
hasil.html
http://r-doc.blogspot.com/2009/11/syarat-syarat-alat-ukur-hasil-belajar.html




[1] Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya. 2004)., hlm. 32
[2] Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)., hlm. 65
[3] Mulyadi, Evaluasi Pendidikan, (Malang: Bumi Aksara. 2010)., hlm. 98
[4] Noehi, Nasution, Materi Pokok Evaluasi Pengajaran, Jakarta: Universitas Terbuka, 1993
[5] Sudijono, Anas, Strategi Penilaian Hasil Belajar Afektif pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Journal Yogyakarta, 2003)., hlm. 86
[6] Azwar, Syaifuddin, Tes Prestasi, Fungsi dan pengembangan Pengukuran prestasi belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2005)., hlm. 45
[7] Departemen Agama RI, Penilaian Berbasis kelas, (Jakarta, Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, 2003)., hlm. 33
[8] Raka Joni, T., Penilaian Pencapaian Siswa-Mahasiswa, (Penataran Lokakarya Tahap II, Proyek Pengembangan Pendidikan Guru, Dep. P&K, Jakarta 1980)., hlm. 77
[9] http://awanachaizan.blogspot.com/2011/12/desain-tugas-dan-tagihan-belajar.html. Jam. 8.55 WIB

[10] Masnur Muslich. Authentic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. (Bandung: Refika Aditama, 2011)., hlm. 56
[11] Nurkancana dan sumartana Evaluasi Pendidikan, ( Bandung : Grafindo1986)., hlm.  42
[12]https://fuadmje.wordpress.com/2011/11/05/instrumen-evaluasi-hasil-belajar/. Jam. 8.45 WIB
[13] http://makalahpendidikan-sudirman.blogspot.com/2012/07/tujuan-dan-fungsi-penilaian-hasil.html/. Jam 8.46 WIB
[14] http://r-doc.blogspot.com/2009/11/syarat-syarat-alat-ukur-hasil-belajar.html/.Jam 8.35 WIB
[15] http://dataserverku.blogspot.com/2012/02/bentuk-teknik-penilaian.html. Jam 8.30 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar