Senin, 13 April 2015

Teori Humanistic


                                   
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan  ke hadirat Allah SWT, shalawat beserta salam semoga dilimpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, dan kepada para pengikutanya Amin.
Alhamdulillah berkat taufik dan hidayah-Nya pula, penuis dapat menyelesaikan makalah  ini, yang merupakan tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran PAI pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam  Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung.
Adapun judul makalah yang penulis kemukakan adalah: Strategi Pembelajaran Teori Humanistik Dalam Pendidikan Agama Islam
Dengan terwujudnya makalah ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih .Semoga Allah SWT melimpahkan berkah dan rahmat-Nya bagi kita semua. Amin
Semoga makalah ini dapat bermanfaat, terutama bagi dunia pendidikan.


Bandar lampung, Oktober 2014




Penyusun









DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii   
DAFTAR ISI .................................................................................................iii

BAB I    PENDAHULUAN........................................................................... 1   
A. Latar belakang masalah....................................................................... 1   
B. Rumusan masalah................................................................................ 1   

BAB II   PEMBAHASAN.............................................................................. 2      
A. Pengertian Belajar Menurut Pandangan Teori  Belajar Humanistik .. 2   
B. Tujuan Pembelajran Menurut pandangan Teori Belajar Humanistik... 3
C. Pandangan Teori Humanistik menurut Para Tokoh............................ 3
D. Aplikasi Teori Belajar Humanistik dalam kegiatan Pembelajaran...... 6
E. Desain Pembelajaran Teori Humanistik Pada Mata Pelajaran Fiqih
di MAN............................................................................................... 7

BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .................................... 10
A.    Kesimpulan ......................................................................................... 10
B.     Rekomendasi ...................................................................................... 10
              
DAFTAR PUSTAKA
 LAMPIRAN








BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selain teori belajar behavioristik dan teori kognitif, teori belajar humanistik juga penting untuk dipahami. Menurut teori humanistik proses belajar harus dimulai dan di tujukan untuk kepentingan memanusiakaan manusia itu sendiri. Teori humanistik lebih mementingkan isi yang di pelajari dari proses belajar itu sendiri.  
Proses belajar menurut teori humanisme yaitu karena ingin mengetahui dunianya. Individu memilih sesuatu untuk di pelajari, mengusahakan proses belajar dengan caranya sendiri, dan menilai dirinya sendiri tentang apakah proses belajarnya telah berhasil atau belum.
Faktor motivasi dan pengalaman emosional sangat penting dalam peristiwa belajar, sebab tanpa motivasi dan keinginan dari pihak si pelajar, maka tidak akan terjadi asimilasi pengetahuan baru kedalam struktur kognitif yang dimilikinya.[1] Yang berperan dalam teori humanistik ialah peserta didik dan guru hanya sebagai fasilitator.

B. Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian belajar menurut pandangan teori belajar humanistik?
2.      Bagaiman tujuan pembelajaran menurut pandangan teori belajar humanistik?
3.      Bagaimana Pandangan Kolb Honey, Mumford, Hebermas, Bloom dan Krathwohl terhadap belajar?
4.      Bagaimana aplikasi teori belajar hunmanistik dalam kegiatan pembelajaran PAI?
5.      Bagaiman desain pembelajaran teori belajar humanistik?




BAB II
PEMBAHASAN

TEORI BELAJAR HUMANISTIK DAN PENERAPAN DALAM PEMBELAJARAN
A. Pengertian Belajar Menurut Teori Humanistik
Pengertian Humanistik berasal dari kata human atau al-insa yang berarti manusia,[2] Secara tertiminologi humanistik dapat diartikan dalam pengertian: Ethichal Humanism, Philosopical Humanism, Sosiological Humanism, Religius Humanism, dan Literary Humanism, dan Historical Humanism. 
Para psikolog beranggapan bahwa belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dengan adanya proses belajar inilah manusia bertahan hidup.[3] 
Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan di tunjukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Teori belajar humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi, dari pada bidang kajian psikologi belajar. Teori Humanistik sangat mementingkan isi yang di pelajari dari pada proses belajar itu sendiri.[4]
Yang di maksud dengan memanusiakan manusia pada kata di atas dalam perspektif Islam manusia itu terdiri dari dua substansi yaitu : substansi jasad / materi, dan substansi  imametri / non jasad, dengan demikian memanusiakan manusia berarti memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengaktualisasikan dan menumbuh kembangkan alat - alat potensial dan potensi - potensi dasarnya.[5] Menurut teori humanistik, proses belajar harus bermuara pada manusia itu sendiri. teori belajar ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Teori Humanistik bersifat elektik.[6]
Aliran humanisme mencoba untuk melihat kehidupan manusia sebagaimana manusia melihat kehidupan mereka yang cenderung berpegang pada perspektif optimistik tentang sifat alamiah manusia. Penganut aliran humanisme ini berkeyakinan bahwa anak termasuk makhluk yang unik, beragam , berbeda, antara satu dengan yang lainnya. aliran humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif..[7] 
B. TUJUAN PEMBELAJARAN MENURUT PANDANGAN TEORI BELAJAR HUMANISTIK
1.      Merumuskan tujuan pelajaran yang jelas.
2.      Mengusahakan partisipasi aktif peserta didik melalui kontrak belajar yang bersifat jelas, jujur, dan positif.
3.      Mendorong peserta didik untuk mengembangkan kesanggupan peserta didik untuk belajar atas inisiatif sendiri.
4.      Mendorong peserta didik untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri.
5.      Peserta didik di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukan apa yang di inginkan, dan menanggung resiko dari perilaku yang di tunjukkan.[8]
C. PANDANGAN TEORI HUMANISTIK MENURUT PARA TOKOH
Banyak tokoh penganut aliran humanistik, diantaranya adalah kolb, yang terkenal dengan “Belajar empat tahap”, Honey dan Mumford dengan pembagian tentang macam - macam siswa, Habermas dengan “Tiga macam tipe belajar”. serta Bloom dan Krathwohl yang terkenal dengan “ Taksonomi Bloom”.


1. Pandangan Kolb terhadap belajar
Kolb seorang ahli penganut aliran Humanistik membagi tahap - tahap belajar menjadi 4 yaitu :
a. Tahap pengalaman konkret
Pada tahap paling awal dalam peristiwa belajar adalah seseorang mampu atau dapat mengalami suatu peristiwa atau suatu kejadian sebagaimana adanya. Ia dapat melihat, merasakan, dan menceritakan peristiwa sesuai dengan apa yang dialaminya. Namun dia belum memiliki kesadaran tentang hakikat dari peristiwa tersebut.
b. Tahap pengamatan aktif dan reflektif
Tahap kedua dalam peristiwa belajar adalah bahwa seseorang makin lama akan semakin mampu melakukan observasi secara aktif terhadap peristiwa yang dialaminya.
c. Tahap konseptualisasi
Tahap ketiga dalam peristiwa belajar adalah seseorang sudah mulai berupaya untuk membuat abstraksi, mengembangkan suatu teori, konsep, atau hukum dan prosedur tentang sesuatu yang menjadi objek perhatiannya.
d. Tahap eksperimentasi aktif
Tahap terakhir dari peristiwa bwelajar menurut Kolb adalah melakukan eksperimentasi secara aktif. pada tahap ini seseorang sdah mampu mengaplikasikan konsep - konsep, teori - teori, dan aturan - aturan ke dalam situasi nyata.
2. Pandangan Honey dan Mumford terhadap belajar
Honey dan Mumford menggolongkan orang yang belajar kedalam empat macam golongan yaitu :
a. Kelompok aktivis
                  Orang - orang yang termasuk kedalam kelompok aktivis adalah mereka yang senang melibatkan diri dan berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh pengalaman - pengalaman baru.


b. Kelompok reflector
            Mereka yang termasuk dalam kelompok reflector mempunyai kecendrungan yang berlawanan dengan mereka yang termasuk kelompok aktivis. orang - orang tipe reflector sangat berhati - hati dan penuh pertimbangan.
c.Kelompok  Teoris
Orang - orang tipe teoritis, memiliki kecendrungan yang sangat kritis, suka menganalisis, selalu berfikir rasional dengan menggunakan penalarannya. Dalam melakukan atau memutuskan sesuatu, kelompok teoris penuh dengan pertimbangan, sangat skeptic dan tidak menyukai hal - hal yang bersifat spekulatif.
d. Kelompok Pragmatis
            Mereka memiliki sifat - sifat yang praktis, tidak suka panjang lebar dengan teori - teori, konsep - konsep, dalil - dalil dan sebagainya.
3. Pandangan Habermas terhadap belajar
Menurut Habermas belajar baru akan terjadi jika ada interaksi antara individu dengan lingkungannya. Lingkungan belajar yang dimaksud disini adalah lingkungan alam, maupun ligkungan sosial. Ia membagi tipe belajar di bagi tiga yaitu :
a. Belajar Teknis
Yang dimaksud belajar teknis adalah bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan alamnya secara benar.
b.Belajar praktis
Yang dimaksud dengan belajar praktis adalah belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.
c. Belajar Emansipatoris
Belajar emansipatoris menekankan upaya agar seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau transformasi budaya dalam lingkungan sosialnya.
4. Pandangan Bloom dan Krathwohl Terhadap Belajar
Bloom dan Krathwohl lebih menekankan perhatiannya pada apa yang mesti dikuasai oleh individu (sebagai tujuan belajar), setelah melalui peristiwa - peristiwa belajar. Tujuan belajar yang dikemukakannya dirangkum kedalam tiga kawasan yang di kenal dengan sebutan Taksonomi Bloom. Ketiga kawasan dalam taksonomi Bloom tersebut adalah sebagi berikut yaitu : Domain kognitif, Psikomotorik, dan Afektif.[9]
D. Aplikasi Teori Belajar Humanistik dalam Kegiatan Pembelajaran
Aplikasi teori humanistik dalam kegiatan pembelajaran cenderung mendorong siswa untuk berfikir induktif. Teori ini juga amat mementingkan faktor pengalaman dan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar.[10]
Pendekatan humanistik mengutamakan peranan peserta didik, dan berorientasi pada kebutuhan, menurut pendekatan ini materi atau bahan ajar harus dilihat sebagai totalitas yang melibatkan orang secara utuh, bukan sekedar sebagai sesuatu yang intelektual semata - mata. Peserta didik adalah manusia yang mempunyai kebutuhan emosional, spiritual, maupun intelektual.[11]
Guru - guru cenderung berpendapat bahwa pendidikan adalah pewaris kebudayaan, pertanggung jawaban sosial, dan bahkan pengajaran yang khusus. Pada tipe ini guru memberikan tekanan akan perlunya sesuatu rencana pelajaran yang telah disiapkan dengan baik, materi yang tersusun dengan logis, dan tujuan instruksional yang tertentu.
Pendekatan humanistik diikhtisarkan sebagai berikut :
1.    Siswa akan maju menurut iramanya sendiri dengan suatu perangkat materi yang sudah ditentukan lebih dulu.
2.    Pendidik aliran humanistik mempunyai perhatian yang mumi dalam pengembangan anak - anak perbedaan individual.
3.    Ada perhatian yang kuat terhadap pertumbuhan pribadi perkembangan siswa secara individual.
Gagne dan Briggs mengatakan bahwa pendekatan humanistik adalah pengembangan nilai - nilai dan sikap pribadi yang dikehendaki secara sosial  dan pemerolehan pengetahuan yang luas tentang sejarah, sastra, dan pengolahan strategi berpikir prosduktif.[12]
Guru sebagai fasilitator bagi peserta didik : Psikologi humanistik memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator. Berikut ini adalah berbagai cara untuk memberi kemudahan  belajar dan berbagai kualitas fasilitator yaitu :
1.    Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal, situasai kelompok, atau pengalaman kelas.
2.    Fasilitaor membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan - tujuan.
3.    Fasilitator mempercayai adanya keinginan dari masing - masing siswa untuk melaksanakan tujuan - tujuan yang bermakna bagi dirinya.
4.    Fasilitator menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat di manfaatkan oleh kelompok.
5.    Di dalam berperan sebagai fasilitator, pimpinan harus mencoba untuk mengenali dan menerima keterbatasan - keterbatasannya sendiri.[13]
E. Desain Pembelajaran Teori Humanistik Pada Pelajaran Fiqih di MAN
1. Pengertian Desain Pembelajaran
            Definisi desain menurut para ahli dalam bidang perencanaan adalah salah satu aspek dari proses pengembangan yang terdiri dari enam fase  yaitu : Analisis, Sintesis, formasi, penyebaran, kinerja, dan penghentian.[14]
            Menurut Syaiful Sagala desain pembelajaran sebagai proses adalah pengembangan pengajaran secara sistematik yang menggunakan teori - teori secara khusus untuk menjamin kualitas pembelajaran.[15] Rencana pembelajaran yang baik menurut gagne dan briggs yaitu mengandung tiga komponen yang disebut dengan anchor point diantaranya adalah : Tujuan pengajaran, Materi pengajaran / bahan ajar, dan evaluasi keberhasilan.Hal ini sesuai dengan pendapat Kenneth D Moore, bahwa komposisi format rencana pembelajaran meliputi beberapa komponen diantaranya adalah sebagai berikut :
1)    Topik bahasan.
2)    Tujuan pembelajaran (Kompetensi dan indicator kompetensi).
3)    Materi Pelajaran
4)    Kegiatan pembelajaran
5)    Alat atau media yang di butuhkan.
6)    Evaluasi hasil belajar.[16]
Dari beberapa definisi diatas maka desain pembelajaran pendidikan agama Islam yang baik adalah :
1. Menentukan tujuan pengajaran pendidikan Islam, adapun tujuan pendidikan agama Islam secara umum adalah bertujuan untuk meningkatkan keimanan. 2.Menentukan materi pengajaran / bahan ajar, bahan ajar atau pengajaran di dalam pendidikan agama Islam adalah Al - Qur’an, Hadits, syari’ah, ibadah, muamalah.
3.Menentukan pendekatan, metode mengajar dan strategi yang akan di gunakan.
4.Media pengajaran dan pengalaman belajar ini dilakukan untuk mempermudah peserta ajar untuk menerima pelajaran.
 5.Evaluasi keberhasilan, hal ini di lakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menerima pelajaran yang telah di berikan oleh guru agama islam.
Manfat desain pembelajaran
1.    Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
2.    Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlihat dalam kegiatan.
3.    Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketetapan dan kelambatan kerja.[17]
Contoh desain pembelajaran dengan menggunakan teori humanistik.
1.      Pengantar
Jika dalam suatu kelas pendidik atau guru yang berperan aktif dalam menjelaskan semua materi pelajaran maka pembelajaran tersebut tidak menggunakan teori belajar humanistik. tetapi kalau peserta didik yang berperan aktif dalam menjelaskan semua materi pelajaran maka pembelajaran menggunakan teori humanistik.
2.      Tujuan
Setelah melakukan sesi ini, di harapkan peserta didik
a.       Mampu berperan aktif dalam menjelaskan materi secara kritis, analisis dan sistematis.
b.      Mendiskusikan materi yang telah di berikan oleh guru.
3.      Persiapan
Setiap peserta didik harus sudah menguasai materi yang akan di diskusikan.
4.      Bahan Penunjang
a. Makalah.
b. Buku paket.
c.Video yang bersangkutan dengan materi yang akan di bahas jika ada.
5.      Kegiatan
1)                    Pengantar
Guru membuka sesi ini dan menyampaikan materi pelajaran yang akan di bahas, setelah guru menyampaikan materi apa yang akan di bahas yang berperan aktif adalah semua peserta didiknya
2)                    Diskusi
Para peserta di bagi menjadi 4 kelompok untuk membahas materi yang akan di diskusikan.
3)                    Model pembelajaran dengan teori humanistik
Dalam pembelajaran teori humanistik peserta didik di tuntut untuk berfikir secara  kritis,   analisis, dam sistematis.
4)                    Keterampilan bertanya
Setiap kelompok harus mempersiapkan pertanyaan kepada kelompok yang sedang bertugas.
5)                    Pengorganisasian kelas
Dilakukan dengan salam, berdo’a, absen, aperspsi dan motivasi.


BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
Belajar menurut pandangan teori belajar humanistik adalah harus bermuara pada manusia itu sendiri, teori humanistik lebih mementingkan isi yang di pelajari dari pada proses belajar itu sendiri, teori humanistik lebih tertarik pada pengertian belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada pemahaman tentang proses belajar sebagaimana apa adanya.
Dalam teori belajar humanistik siswa berperan sebagai pelaku utama, maka keberhasilan proses belajar lebih banyak di tentukan oleh siswa itu sendiri, peran guru dalam proses pembentukan dan pendewasaan kepribadian siswa menjadi berkurang dan guru hanya berperan sebagai fasilitator. Dan dalam pembelajaran teori humanistik ini yang digunakan yaitu metode diskusi.

B. Rekomendasi
Bagi guru diharapkan dapat melaksanakan perannya sebagai fasilitator dengan cara memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal, menyediakan sumber - sumber untuk belajar yang paling luas dan mudah di manfaatkan para siswa untuk membantu mencapai tujuan mereka, dan mempercayai adanya keinginan dari diri siswa untuk melaksanakan tujuan yang bermakna.
Bagi peserta didik diharapkan dapat menumbuhkan motivasi pada dirinya untuk ikut serta dan berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar, karena pada teori humanistik ini yang berperan adalah peserta didik.
Bagi sekolah hendaknya lebih meningkatkan dukungan dan memberikan kemudahan terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan teori humanistik salah satunya yaitu dengan melengkapi sarana dan prasarana pembelajaran dan sumber belajar siswa agar lebih optimal dalam proses belajar mengajar.



DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Bandung : PT Remaja Rosdakarya,   2007
Ahsin W. Al - Hafidz, Kamus Ilmu Al - Qur’an,  Jakarta : Amzah, 2008
Bambang Kaswanti Purwo, Pertemuan Linguistik Lembaga Bahasa Atma jaya,   Jakarta : Lembaga Bahasa Unika Atma Jaya, 1989
C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta Anggota Ikapi, 2008
Dakir, Dasar - Dasar Psikologi, Jakarta : Pustaka Belajar, 1993
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran,  Jakarta : Bumi Aksara, 2006
Irwanto, Psikologi Umum, Jakarta : PT Prenhallindo Anggota IKAPI, 2002
Karwono, Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2012
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di sekolah, Madrasah, dan Perguruan tinggi  Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan   Agama di Sekolah, (Bandung : Rosda Karya, 2001)
Maknum Khairani, Psikologi Belajar, Yogyakarta : Aswaja Pressindo, 2013
Mulyati, Psikologi Belajar, Yogakrta : CV Andi Offset, 2005
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung : Alpabeta, 2009
Udin Saefudin Sa’ud, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan Jakarta : Rineka Cipta, 2012








 
Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Nama Sekolah             : MAN 2 Tanjung Karang
Mata Pelajaran            : Pendidikan Agama Islam
Kelas/semester            : X/Semester 1
Materi Pokok              : Fiqih (shalat jenazah)
Alokasi waktu             : 2x45 menit

A.    Kompetensi Inti
(KI-1)              : Mempelajari dan meyakini akidah islam
(KI-2)              : Menyikapi akhlak (adab) yang baik dalam beribadah berinteraksi
dengan diri sendiri, keluarga, teman, guru, masyarakat,      lingkungan
                          sosial dan alamnya.
(KI-3)              : Memahami pengetahuan (factual, konsepyual dan prosedural)                                 berdasarkan alquran, hadits, fikih, akidah akhlak dan sejarah
Islam.                         
(KI-4)              : Menerapkan dalam kehidupan bersosialisasi antar sesame agama
                           muslim.
B.     Kompetensi dasar dan indikator
1) Menentukan ketentuan shalat jenazah
            1.1Menjelaskan pengertian shalat jenazah
            1.2 Menjelaskan hukum shalat jenazah
            1.3 Menyebutkan rukun shalat jenazah
            1.4 Menyebutkan rukun shalat jenazah
2) Menghafal bacaan-bacaan shalat jenazah
            2.1 Mengutip bacaan bacaan shalat jenazah
2.2   Melafalkan bacaan shalat jenazah




 
C.    Tujuan Pembelajaran
            Dengan dilaksanakannya kegitan pembelanjaran dari teori maupun praktek diharapkan siswa dapat:
a.       Menjelaskan pengertian shalat jenazah
b.      Menjelaskan hukum shalat jenazah
c.       Menyebutkan rukun shalat jenazah
d.      Menyebutkan syarat shalat jenazah
e.       Melafalkan bacaan shalat jenazah dengan benar

D.    Materi Pembelajaran
1.                Shalat jenazah (pengertian, hukum, syarat, rukun shalat jenazah)
2.                Bacaan shalat jenazah
3.                Praktek

E.     Metode/Strategi Pembelajaran
1.                  Diskusi
2.                  Tanya Jawab
3.                  Ceramah
4.                  Praktek dan Penerapannya

F.     Media Alat Pembelajaraan
1.                  Al-Qur’an
2.                  Buku Fiqih sunnah
3.                  video pembelajaran shalat jenazah
4.                  tafsir al maraghi
5.                  LKS (lembar kerja siswa)
                  






 
G.    Langkah-langkah Pembelajaran
a. Kegiatan Awal
No
Kegiatan
Waktu
1.
·         Guru mengucapkan salam
·         Guru membacakan kompetensi yang akan dicapai
(ketentuan shalat jenazah)
·      Guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan shalat jenazah
10 menit

b. kegiatan inti
No
Kegiatan
Waktu
1.




2.



3.









4.







5.

Mengamati :
·     Guru menayangkan video tentang gambaran shalat jenazah
·     Guru meminta beberapa siswa untuk mengomentari
    isi video yang telah disajikan
Menanya    :
·     Guru meminta siswa untuk membuat pertanyaan seputar isi video yang telah di sajikan
Eksplorasi  :
·         Guru memberi perintah kepada siswa untuk menyebutkan jumlah takbir dalam shalat jenazahbeserta lafalnya secara berkelompok
·      Guru meminta siswa bergabung menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok berdiskusi untuk menghubungkan urutan bacaan shalat jenazah dalam tiap tiap takbir.
 Asosiasi     :
·         Siswa mediskusikan tentang urutan/tata cara shalat jenazah
·      Siswa bersama-sama secara kelompok menyimpulkan hasil diskusi kelompok Siswa memberikan jawaban secaara individual yandi tulis dalam selembar kertas dan di tempel dipanan yang telah disediakan
Komunikasi :
·         Guru meminta kepada masing-masing perwakilan untuk melaporkan hasil diskusi di depan kelas.
60 menit


c. Penutup
No
Kegiatan
Waktu
1.
·         Siswa bersama guru menyampaikan kesimpulan dari hasil pembelajaran
·         Guru memberikan penjelasan dan penguatan materi menggunakan Al-Qur’an dan Tafsir
·         Guru memberikan kesimpulan dan motifasi
·         Guru member tugas lewat buku LKS
·         Guru mengucapkan salam penutup.
10 menit














 
H.    Penilaian
Ujian Tertulis: Guru mengadakan ulangan harian untuk mengevalluasi kegiatan belajar mengajar.
Ujian Praktek: Penerapan siswa setelah mendapat materi pelajaran yang telah di bahas.
Lampiran:
1.      Instrument penilaian dengan pedoman pengskoran
2.      Instrument penilaian sikap
3.      Instrument penilaian pengetahuan (test tulis)
4.       Instrument penilaian keterampilan (praktek)



   Mengetahui                                        Bandar Lampung, 10 Oktober 2014
Kepala MAN 2 Tanjung Karang                            Guru Pendidikan Agama Islam



Drs. H. M. Yusuf, MM                                                      Apriliyani Atika
NIP 196106191985031003





 


                                   [1] Maknum Khairani, Psikologi Belajar, (Yogyakarta : Aswaja Pressindo, 2013) hlm 56 - 66
[2] Ahsin W. Al - Hafidz, Kamus Ilmu Al - Qur’an, (Jakarta : Amzah, 2008), hlm 118
[3] Irwanto,  Psikologi Umum, (Jakarta : PT Prenhallindo Anggota IKAPI, 2002),
hlm 105 - 107
[4] C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka cipta Anggota Ikapi, 2008)  hlm 68
 [5] Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di sekolah, Madrasah, dan Perguruan tinggi (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007) hlm 143
[6] Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2006),  hlm 13
[7] karwono, Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2012) hlm 112
[8]  Mulyati, Psikologi Belajar, (Yogakrta : CV Andi Offset, 2005) hlm 182
[9] Op. Cit., Asri Budiningsih, hlm 70 - 75
[10] Ibid, hlm 77
[11] Bambang Kaswanti purwo, Pertemuan Linguistik Lembaga Bahasa Atma jaya, (Jakarta : Lembaga Bahasa Unika Atma Jaya, 1989) hlm 212
[12] Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta :Rineka Cipta, 2012) hlm 237 - 238
[13]  Dakir, Dasar - Dasar Psikologi, (Jakarta : Pustaka Belajar, 1993), hlm 64
[14] Udin Saefudin Sa’ud, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006) hlm 121
[15] Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung : Alpabeta, 2009) hlm 136
[16] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007) hlm 96
[17] Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama di Sekolah, (Bandung : Rosda Karya, 2001) hlm 75

Tidak ada komentar:

Posting Komentar