KATA
PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, shalawat beserta salam semoga dilimpahkan kepada
baginda Nabi Muhammad SAW, dan kepada para pengikutanya Amin.
Alhamdulillah
berkat taufik dan hidayah-Nya pula, penuis dapat menyelesaikan makalah ini, yang merupakan tugas Mata Kuliah
Strategi Pembelajaran PAI pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung.
Adapun
judul makalah yang penulis kemukakan adalah: “Strategi Pembelajaran Teori Humanistik Dalam Pendidikan Agama Islam”
Dengan
terwujudnya makalah ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih .Semoga Allah
SWT melimpahkan berkah dan rahmat-Nya bagi kita semua. Amin
Semoga makalah ini dapat bermanfaat, terutama
bagi dunia pendidikan.
Bandar
lampung, Oktober
2014
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar belakang masalah....................................................................... 1
B.
Rumusan masalah................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 2
A.
Pengertian Belajar Menurut Pandangan Teori Belajar Humanistik .. 2
C. Pandangan Teori Humanistik menurut Para Tokoh............................ 3
D. Aplikasi
Teori Belajar Humanistik dalam
kegiatan Pembelajaran...... 6
E. Desain Pembelajaran Teori Humanistik Pada
Mata Pelajaran Fiqih
di MAN............................................................................................... 7
BAB III KESIMPULAN
DAN REKOMENDASI .................................... 10
A.
Kesimpulan .........................................................................................
10
B.
Rekomendasi
......................................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Selain
teori belajar behavioristik dan teori kognitif, teori belajar humanistik juga
penting untuk dipahami. Menurut teori humanistik proses belajar harus dimulai
dan di tujukan untuk kepentingan memanusiakaan manusia itu sendiri. Teori
humanistik lebih mementingkan isi yang di pelajari dari proses belajar itu
sendiri.
Proses
belajar menurut teori humanisme yaitu karena ingin mengetahui dunianya.
Individu memilih sesuatu untuk di pelajari, mengusahakan proses belajar dengan
caranya sendiri, dan menilai dirinya sendiri tentang apakah proses belajarnya
telah berhasil atau belum.
Faktor
motivasi dan pengalaman emosional sangat penting dalam peristiwa belajar, sebab
tanpa motivasi dan keinginan dari pihak si pelajar, maka tidak akan terjadi
asimilasi pengetahuan baru kedalam struktur kognitif yang dimilikinya.[1]
Yang berperan dalam teori humanistik ialah peserta didik dan guru hanya sebagai
fasilitator.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian belajar menurut pandangan teori
belajar humanistik?
2.
Bagaiman tujuan pembelajaran menurut pandangan
teori belajar humanistik?
3.
Bagaimana Pandangan Kolb Honey, Mumford,
Hebermas, Bloom dan Krathwohl terhadap belajar?
4.
Bagaimana aplikasi teori belajar hunmanistik
dalam kegiatan pembelajaran PAI?
5.
Bagaiman desain pembelajaran teori belajar
humanistik?
BAB II
PEMBAHASAN
TEORI
BELAJAR HUMANISTIK DAN PENERAPAN DALAM PEMBELAJARAN
A.
Pengertian Belajar Menurut Teori Humanistik
Pengertian
Humanistik berasal dari kata human atau al-insa yang berarti manusia,[2]
Secara tertiminologi humanistik dapat diartikan dalam pengertian: Ethichal
Humanism, Philosopical Humanism, Sosiological Humanism, Religius Humanism, dan
Literary Humanism, dan Historical Humanism.
Para
psikolog beranggapan bahwa belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang
amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dengan adanya proses belajar inilah manusia
bertahan hidup.[3]
Menurut
teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan di tunjukan untuk
kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Teori belajar humanistik sifatnya
lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian,
dan psikoterapi, dari pada bidang kajian psikologi belajar. Teori Humanistik
sangat mementingkan isi yang di pelajari dari pada proses belajar itu sendiri.[4]
Yang di
maksud dengan memanusiakan manusia pada kata di atas dalam perspektif Islam
manusia itu terdiri dari dua substansi yaitu : substansi jasad / materi, dan
substansi imametri / non jasad, dengan
demikian memanusiakan manusia berarti memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengaktualisasikan dan menumbuh kembangkan alat - alat potensial
dan potensi - potensi dasarnya.[5]
Menurut teori humanistik, proses belajar harus bermuara pada manusia itu
sendiri. teori belajar ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang
paling ideal. Teori Humanistik bersifat elektik.[6]
Aliran
humanisme mencoba untuk melihat kehidupan manusia sebagaimana manusia melihat
kehidupan mereka yang cenderung berpegang pada perspektif optimistik tentang
sifat alamiah manusia. Penganut aliran humanisme ini berkeyakinan bahwa anak
termasuk makhluk yang unik, beragam , berbeda, antara satu dengan yang lainnya.
aliran humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia.
yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang
positif..[7]
B.
TUJUAN PEMBELAJARAN MENURUT PANDANGAN TEORI BELAJAR HUMANISTIK
1.
Merumuskan tujuan pelajaran yang jelas.
2.
Mengusahakan partisipasi aktif peserta didik
melalui kontrak belajar yang bersifat jelas, jujur, dan positif.
3.
Mendorong peserta didik untuk mengembangkan
kesanggupan peserta didik untuk belajar atas inisiatif sendiri.
4.
Mendorong peserta didik untuk peka berpikir
kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri.
5.
Peserta didik di dorong untuk bebas
mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukan apa yang di
inginkan, dan menanggung resiko dari perilaku yang di tunjukkan.[8]
C.
PANDANGAN TEORI HUMANISTIK MENURUT PARA TOKOH
Banyak
tokoh penganut aliran humanistik, diantaranya adalah kolb, yang terkenal dengan
“Belajar empat tahap”, Honey dan Mumford dengan pembagian tentang macam - macam
siswa, Habermas dengan “Tiga macam tipe belajar”. serta Bloom dan Krathwohl
yang terkenal dengan “ Taksonomi Bloom”.
1.
Pandangan Kolb terhadap belajar
Kolb
seorang ahli penganut aliran Humanistik membagi tahap - tahap belajar menjadi 4
yaitu :
a. Tahap
pengalaman konkret
Pada
tahap paling awal dalam peristiwa belajar adalah seseorang mampu atau dapat
mengalami suatu peristiwa atau suatu kejadian sebagaimana adanya. Ia dapat
melihat, merasakan, dan menceritakan peristiwa sesuai dengan apa yang
dialaminya. Namun dia belum memiliki kesadaran tentang hakikat dari peristiwa
tersebut.
b. Tahap
pengamatan aktif dan reflektif
Tahap
kedua dalam peristiwa belajar adalah bahwa seseorang makin lama akan semakin
mampu melakukan observasi secara aktif terhadap peristiwa yang dialaminya.
c. Tahap
konseptualisasi
Tahap
ketiga dalam peristiwa belajar adalah seseorang sudah mulai berupaya untuk
membuat abstraksi, mengembangkan suatu teori, konsep, atau hukum dan prosedur
tentang sesuatu yang menjadi objek perhatiannya.
d. Tahap
eksperimentasi aktif
Tahap
terakhir dari peristiwa bwelajar menurut Kolb adalah melakukan eksperimentasi
secara aktif. pada tahap ini seseorang sdah mampu mengaplikasikan konsep -
konsep, teori - teori, dan aturan - aturan ke dalam situasi nyata.
2.
Pandangan Honey dan Mumford terhadap belajar
Honey
dan Mumford menggolongkan orang yang belajar kedalam empat macam golongan yaitu
:
a.
Kelompok aktivis
Orang -
orang yang termasuk kedalam kelompok aktivis adalah mereka yang senang
melibatkan diri dan berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan dengan tujuan
untuk memperoleh pengalaman - pengalaman baru.
b.
Kelompok reflector
Mereka yang termasuk dalam kelompok
reflector mempunyai kecendrungan yang berlawanan dengan mereka yang termasuk
kelompok aktivis. orang - orang tipe reflector sangat berhati - hati dan penuh
pertimbangan.
c.Kelompok Teoris
Orang -
orang tipe teoritis, memiliki kecendrungan yang sangat kritis, suka
menganalisis, selalu berfikir rasional dengan menggunakan penalarannya. Dalam
melakukan atau memutuskan sesuatu, kelompok teoris penuh dengan pertimbangan,
sangat skeptic dan tidak menyukai hal - hal yang bersifat spekulatif.
d.
Kelompok Pragmatis
Mereka memiliki sifat - sifat yang
praktis, tidak suka panjang lebar dengan teori - teori, konsep - konsep, dalil
- dalil dan sebagainya.
3.
Pandangan Habermas terhadap belajar
Menurut
Habermas belajar baru akan terjadi jika ada interaksi antara individu dengan
lingkungannya. Lingkungan belajar yang dimaksud disini adalah lingkungan alam,
maupun ligkungan sosial. Ia membagi tipe belajar di bagi tiga yaitu :
a.
Belajar Teknis
Yang
dimaksud belajar teknis adalah bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan
lingkungan alamnya secara benar.
b.Belajar
praktis
Yang
dimaksud dengan belajar praktis adalah belajar bagaimana seseorang dapat
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.
c.
Belajar Emansipatoris
Belajar
emansipatoris menekankan upaya agar seseorang mencapai suatu pemahaman dan
kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau transformasi budaya dalam
lingkungan sosialnya.
4.
Pandangan Bloom dan Krathwohl Terhadap Belajar
Bloom
dan Krathwohl lebih menekankan perhatiannya pada apa yang mesti dikuasai oleh
individu (sebagai tujuan belajar), setelah melalui peristiwa - peristiwa
belajar. Tujuan belajar yang dikemukakannya dirangkum kedalam tiga kawasan yang
di kenal dengan sebutan Taksonomi Bloom. Ketiga kawasan dalam taksonomi Bloom
tersebut adalah sebagi berikut yaitu : Domain kognitif, Psikomotorik, dan
Afektif.[9]
D.
Aplikasi Teori Belajar Humanistik dalam Kegiatan Pembelajaran
Aplikasi
teori humanistik dalam kegiatan pembelajaran cenderung mendorong siswa untuk
berfikir induktif. Teori ini juga amat mementingkan faktor pengalaman dan
keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar.[10]
Pendekatan
humanistik mengutamakan peranan peserta didik, dan berorientasi pada kebutuhan,
menurut pendekatan ini materi atau bahan ajar harus dilihat sebagai totalitas
yang melibatkan orang secara utuh, bukan sekedar sebagai sesuatu yang
intelektual semata - mata. Peserta didik adalah manusia yang mempunyai
kebutuhan emosional, spiritual, maupun intelektual.[11]
Guru -
guru cenderung berpendapat bahwa pendidikan adalah pewaris kebudayaan,
pertanggung jawaban sosial, dan bahkan pengajaran yang khusus. Pada tipe ini
guru memberikan tekanan akan perlunya sesuatu rencana pelajaran yang telah
disiapkan dengan baik, materi yang tersusun dengan logis, dan tujuan instruksional
yang tertentu.
Pendekatan
humanistik diikhtisarkan sebagai berikut :
1.
Siswa akan maju menurut iramanya sendiri dengan
suatu perangkat materi yang sudah ditentukan lebih dulu.
2.
Pendidik aliran humanistik mempunyai perhatian
yang mumi dalam pengembangan anak - anak perbedaan individual.
3.
Ada perhatian yang kuat terhadap pertumbuhan
pribadi perkembangan siswa secara individual.
Gagne
dan Briggs mengatakan bahwa pendekatan humanistik adalah pengembangan nilai -
nilai dan sikap pribadi yang dikehendaki secara sosial dan pemerolehan pengetahuan yang luas tentang
sejarah, sastra, dan pengolahan strategi berpikir prosduktif.[12]
Guru
sebagai fasilitator bagi peserta didik :
Psikologi humanistik memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator. Berikut
ini adalah berbagai cara untuk memberi kemudahan belajar dan berbagai kualitas fasilitator
yaitu :
1.
Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada
penciptaan suasana awal, situasai kelompok, atau pengalaman kelas.
2.
Fasilitaor membantu untuk memperoleh dan
memperjelas tujuan - tujuan.
3.
Fasilitator mempercayai adanya keinginan dari
masing - masing siswa untuk melaksanakan tujuan - tujuan yang bermakna bagi
dirinya.
4.
Fasilitator menempatkan dirinya sendiri sebagai
suatu sumber yang fleksibel untuk dapat di manfaatkan oleh kelompok.
5.
Di dalam berperan sebagai fasilitator, pimpinan
harus mencoba untuk mengenali dan menerima keterbatasan - keterbatasannya
sendiri.[13]
E.
Desain Pembelajaran Teori Humanistik Pada Pelajaran Fiqih di MAN
1.
Pengertian Desain Pembelajaran
Definisi desain menurut para ahli
dalam bidang perencanaan adalah salah satu aspek dari proses pengembangan yang
terdiri dari enam fase yaitu : Analisis,
Sintesis, formasi, penyebaran, kinerja, dan penghentian.[14]
Menurut Syaiful Sagala desain
pembelajaran sebagai proses adalah pengembangan pengajaran secara sistematik
yang menggunakan teori - teori secara khusus untuk menjamin kualitas
pembelajaran.[15]
Rencana pembelajaran yang baik menurut gagne dan briggs yaitu mengandung tiga
komponen yang disebut dengan anchor point diantaranya adalah : Tujuan
pengajaran, Materi pengajaran / bahan ajar, dan evaluasi keberhasilan.Hal ini
sesuai dengan pendapat Kenneth D Moore, bahwa komposisi format rencana
pembelajaran meliputi beberapa komponen diantaranya adalah sebagai berikut :
1)
Topik bahasan.
2)
Tujuan pembelajaran (Kompetensi dan indicator
kompetensi).
3)
Materi Pelajaran
4)
Kegiatan pembelajaran
5)
Alat atau media yang di butuhkan.
6)
Evaluasi hasil belajar.[16]
Dari
beberapa definisi diatas maka desain pembelajaran pendidikan agama Islam yang
baik adalah :
1.
Menentukan tujuan pengajaran pendidikan Islam, adapun tujuan pendidikan agama
Islam secara umum adalah bertujuan untuk meningkatkan keimanan. 2.Menentukan
materi pengajaran / bahan ajar, bahan ajar atau pengajaran di dalam pendidikan
agama Islam adalah Al - Qur’an, Hadits, syari’ah, ibadah, muamalah.
3.Menentukan
pendekatan, metode mengajar dan strategi yang akan di gunakan.
4.Media
pengajaran dan pengalaman belajar ini dilakukan untuk mempermudah peserta ajar
untuk menerima pelajaran.
5.Evaluasi keberhasilan, hal ini di lakukan
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menerima pelajaran yang telah di berikan
oleh guru agama islam.
Manfat
desain pembelajaran
1.
Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai
tujuan.
2.
Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan
wewenang bagi setiap unsur yang terlihat dalam kegiatan.
3.
Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu
pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketetapan dan kelambatan kerja.[17]
Contoh
desain pembelajaran dengan menggunakan teori humanistik.
1.
Pengantar
Jika
dalam suatu kelas pendidik atau guru yang berperan aktif dalam menjelaskan
semua materi pelajaran maka pembelajaran tersebut tidak menggunakan teori
belajar humanistik. tetapi kalau peserta didik yang berperan aktif dalam
menjelaskan semua materi pelajaran maka pembelajaran menggunakan teori
humanistik.
2.
Tujuan
Setelah
melakukan sesi ini, di harapkan peserta didik
a.
Mampu berperan aktif dalam menjelaskan materi
secara kritis, analisis dan sistematis.
b.
Mendiskusikan materi yang telah di berikan oleh
guru.
3.
Persiapan
Setiap
peserta didik harus sudah menguasai materi yang akan di diskusikan.
4.
Bahan Penunjang
a.
Makalah.
b. Buku
paket.
c.Video
yang bersangkutan dengan materi yang akan di bahas jika ada.
5.
Kegiatan
1)
Pengantar
Guru
membuka sesi ini dan menyampaikan materi pelajaran yang akan di bahas, setelah
guru menyampaikan materi apa yang akan di bahas yang berperan aktif adalah
semua peserta didiknya
2)
Diskusi
Para
peserta di bagi menjadi 4 kelompok untuk membahas materi yang akan di
diskusikan.
3)
Model pembelajaran dengan teori humanistik
Dalam
pembelajaran teori humanistik peserta didik di tuntut untuk berfikir
secara kritis, analisis, dam sistematis.
4)
Keterampilan bertanya
Setiap
kelompok harus mempersiapkan pertanyaan kepada kelompok yang sedang bertugas.
5)
Pengorganisasian kelas
Dilakukan
dengan salam, berdo’a, absen, aperspsi dan motivasi.
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.
Kesimpulan
Belajar
menurut pandangan teori belajar humanistik adalah harus bermuara pada manusia
itu sendiri, teori humanistik lebih mementingkan isi yang di pelajari dari pada
proses belajar itu sendiri, teori humanistik lebih tertarik pada pengertian
belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada pemahaman tentang proses
belajar sebagaimana apa adanya.
Dalam
teori belajar humanistik siswa berperan sebagai pelaku utama, maka keberhasilan
proses belajar lebih banyak di tentukan oleh siswa itu sendiri, peran guru
dalam proses pembentukan dan pendewasaan kepribadian siswa menjadi berkurang
dan guru hanya berperan sebagai fasilitator. Dan dalam pembelajaran teori
humanistik ini yang digunakan yaitu metode diskusi.
B.
Rekomendasi
Bagi
guru diharapkan dapat melaksanakan perannya sebagai fasilitator dengan cara
memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal, menyediakan sumber - sumber
untuk belajar yang paling luas dan mudah di manfaatkan para siswa untuk
membantu mencapai tujuan mereka, dan mempercayai adanya keinginan dari diri
siswa untuk melaksanakan tujuan yang bermakna.
Bagi
peserta didik diharapkan dapat menumbuhkan motivasi pada dirinya untuk ikut
serta dan berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar, karena pada teori
humanistik ini yang berperan adalah peserta didik.
Bagi
sekolah hendaknya lebih meningkatkan dukungan dan memberikan kemudahan terhadap
pelaksanaan pembelajaran menggunakan teori humanistik salah satunya yaitu
dengan melengkapi sarana dan prasarana pembelajaran dan sumber belajar siswa
agar lebih optimal dalam proses belajar mengajar.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, 2007
Ahsin W.
Al - Hafidz, Kamus Ilmu Al - Qur’an,
Jakarta : Amzah, 2008
Bambang
Kaswanti Purwo, Pertemuan
Linguistik Lembaga
Bahasa Atma jaya, Jakarta : Lembaga Bahasa Unika Atma Jaya, 1989
C. Asri
Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta Anggota Ikapi, 2008
Dakir, Dasar - Dasar Psikologi, Jakarta : Pustaka Belajar,
1993
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara, 2006
Irwanto, Psikologi Umum, Jakarta : PT Prenhallindo Anggota
IKAPI, 2002
Karwono, Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada, 2012
Muhaimin,
Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di sekolah, Madrasah, dan
Perguruan tinggi Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan
Pendidikan Agama di Sekolah,
(Bandung : Rosda Karya, 2001)
Maknum Khairani, Psikologi Belajar, Yogyakarta : Aswaja Pressindo, 2013
Mulyati, Psikologi Belajar, Yogakrta :
CV Andi Offset, 2005
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran,
Bandung : Alpabeta, 2009
Udin Saefudin Sa’ud, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan
Komprehensif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan Jakarta : Rineka Cipta,
2012
Lampiran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Nama Sekolah :
MAN 2 Tanjung Karang
Mata Pelajaran :
Pendidikan Agama Islam
Kelas/semester :
X/Semester 1
Materi Pokok :
Fiqih (shalat jenazah)
Alokasi waktu :
2x45 menit
A.
Kompetensi Inti
(KI-1) :
Mempelajari dan meyakini akidah islam
(KI-2) :
Menyikapi akhlak (adab) yang baik dalam beribadah berinteraksi
dengan
diri sendiri, keluarga, teman, guru, masyarakat, lingkungan
sosial dan alamnya.
(KI-3) : Memahami pengetahuan (factual,
konsepyual dan prosedural) berdasarkan
alquran, hadits, fikih, akidah akhlak dan sejarah
Islam.
(KI-4) : Menerapkan dalam kehidupan
bersosialisasi antar sesame agama
muslim.
B.
Kompetensi dasar dan indikator
1)
Menentukan ketentuan shalat jenazah
1.1Menjelaskan pengertian shalat
jenazah
1.2 Menjelaskan
hukum shalat jenazah
1.3 Menyebutkan rukun shalat jenazah
1.4 Menyebutkan rukun shalat jenazah
2)
Menghafal bacaan-bacaan shalat jenazah
2.1 Mengutip bacaan bacaan shalat jenazah
2.2 Melafalkan
bacaan shalat jenazah
C.
Tujuan Pembelajaran
Dengan
dilaksanakannya kegitan pembelanjaran dari teori maupun praktek diharapkan
siswa dapat:
a.
Menjelaskan pengertian shalat jenazah
b.
Menjelaskan hukum shalat jenazah
c.
Menyebutkan rukun shalat jenazah
d.
Menyebutkan syarat shalat jenazah
e.
Melafalkan bacaan shalat jenazah dengan benar
D.
Materi Pembelajaran
1.
Shalat jenazah (pengertian, hukum, syarat,
rukun shalat jenazah)
2.
Bacaan shalat jenazah
3.
Praktek
E.
Metode/Strategi Pembelajaran
1.
Diskusi
2.
Tanya Jawab
3.
Ceramah
4.
Praktek dan Penerapannya
F.
Media Alat Pembelajaraan
1.
Al-Qur’an
2.
Buku Fiqih sunnah
3.
video pembelajaran shalat jenazah
4.
tafsir al maraghi
5.
LKS (lembar kerja siswa)
G.
Langkah-langkah Pembelajaran
a. Kegiatan Awal
No
|
Kegiatan
|
Waktu
|
1.
|
·
Guru mengucapkan
salam
·
Guru
membacakan kompetensi yang akan dicapai
(ketentuan shalat jenazah)
· Guru memberikan pertanyaan yang berkaitan
dengan shalat jenazah
|
10
menit
|
b. kegiatan inti
No
|
Kegiatan
|
Waktu
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Mengamati :
·
Guru menayangkan video tentang gambaran
shalat jenazah
·
Guru meminta beberapa siswa untuk
mengomentari
isi video yang telah disajikan
Menanya :
·
Guru meminta siswa untuk membuat pertanyaan
seputar isi video yang telah di sajikan
Eksplorasi :
·
Guru memberi perintah kepada siswa untuk menyebutkan
jumlah takbir dalam shalat jenazahbeserta lafalnya secara berkelompok
·
Guru meminta siswa bergabung menjadi 4
kelompok, masing-masing kelompok berdiskusi untuk menghubungkan urutan bacaan
shalat jenazah dalam tiap tiap takbir.
Asosiasi :
·
Siswa mediskusikan tentang urutan/tata cara
shalat jenazah
·
Siswa bersama-sama secara kelompok
menyimpulkan hasil diskusi kelompok Siswa memberikan jawaban secaara
individual yandi tulis dalam selembar kertas dan di tempel dipanan yang telah disediakan
Komunikasi
:
·
Guru meminta kepada masing-masing perwakilan untuk
melaporkan hasil diskusi di depan kelas.
|
60
menit
|
c. Penutup
No
|
Kegiatan
|
Waktu
|
1.
|
·
Siswa bersama guru menyampaikan kesimpulan
dari hasil
pembelajaran
·
Guru memberikan penjelasan dan penguatan
materi menggunakan Al-Qur’an dan Tafsir
·
Guru memberikan kesimpulan dan motifasi
·
Guru member tugas lewat buku LKS
·
Guru mengucapkan salam penutup.
|
10
menit
|
H.
Penilaian
Ujian Tertulis: Guru
mengadakan ulangan harian untuk mengevalluasi kegiatan belajar mengajar.
Ujian Praktek: Penerapan
siswa setelah mendapat materi pelajaran yang telah di bahas.
Lampiran:
1.
Instrument penilaian dengan pedoman pengskoran
2.
Instrument penilaian sikap
3.
Instrument penilaian pengetahuan (test tulis)
4.
Instrument
penilaian keterampilan (praktek)
Mengetahui Bandar Lampung, 10 Oktober 2014
Kepala MAN 2 Tanjung Karang Guru Pendidikan Agama Islam
Drs. H. M. Yusuf, MM Apriliyani Atika
NIP 196106191985031003
[2] Ahsin W. Al -
Hafidz, Kamus Ilmu Al - Qur’an, (Jakarta : Amzah, 2008), hlm 118
[3] Irwanto, Psikologi Umum, (Jakarta : PT
Prenhallindo Anggota IKAPI, 2002),
hlm 105 - 107
[4] C. Asri Budiningsih,
Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka cipta Anggota Ikapi,
2008) hlm 68
[6] Hamzah B. Uno,
Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, ( Jakarta : Bumi Aksara,
2006), hlm 13
[7] karwono, Belajar
Dan Pembelajaran, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2012) hlm 112
[8] Mulyati, Psikologi Belajar, (Yogakrta
: CV Andi Offset, 2005) hlm 182
[9] Op. Cit., Asri
Budiningsih, hlm 70 - 75
[10] Ibid, hlm 77
[11] Bambang
Kaswanti purwo, Pertemuan Linguistik Lembaga Bahasa Atma jaya, (Jakarta
: Lembaga Bahasa Unika Atma Jaya, 1989) hlm 212
[12] Wasty
Soemanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta :Rineka Cipta, 2012) hlm 237 -
238
[13] Dakir, Dasar - Dasar Psikologi,
(Jakarta : Pustaka Belajar, 1993), hlm 64
[14] Udin Saefudin
Sa’ud, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif, (Bandung :
PT Remaja Rosdakarya, 2006) hlm 121
[15] Syaiful
Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung : Alpabeta, 2009) hlm
136
[16] Abdul Majid, Perencanaan
Pembelajaran, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007) hlm 96
[17] Muhaimin, Paradigma
Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama di Sekolah, (Bandung
: Rosda Karya, 2001) hlm 75
Tidak ada komentar:
Posting Komentar