BAB 1
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Pembelajaran adalah suatu proses yang dinamis, berkembang
secara terus-menerus sesuai dengan pengalaman siswa atau peserta didik. Semakin
banyak pengalaman yang dilakukan siswa atau peserta didik, maka akan semakin
luas, dan sempurna pengetahuan peserta didik.
Pengetahuan itu akan bermakna apabila diperoleh dari pengalaman melalui proses belajar
mengajar. Pengalaman yang
diperoleh siswa dari hasil pemberitahuan orang lain seperti hasil dari
penuturan guru, hanya akan mampir sesaat untuk diingat dan setelah itu
dilupakan. Oleh sebab itu dalam hal ini, membelajarkan siswa tidak cukup hanya dengan
memberitahukan akan tetapi mendorong siswa untuk melakukan suatu proses melalui
berbagai aktivitas yang dapat mendukung terhadap pencapaian kompetensi belajar.
Setiap aktivitas termasuk berbagai karya yang dihasilkan
siswa dari suatu proses pembelajaran, perlu dimonitor, diberi komentar,
dikritik dan diberi catatan perbaikan oleh setiap guru secara terus-menerus
itulah pengalaman belajar siswa akan terus disempurnakan hingga pada akhirnya
akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan lebih sempurna. Inilah hakikat
pembelajaran melalui pengalaman. Teknik monitoring terhadap hasil kerja dan
pengalaman siswa itulah yang kemudian dilaksanakan dalam penilaian portofolio. Oleh
karena itu makalah ini akan menguraikan Pembelajaran Berbasis Portofolio.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Portofolio
Portofolio berasal dari bahasa Inggris “portfolio”
yang artinya dokumen atau surat-surat. Dapat juga diartikan sebagai kumpulan
kertas-kertas berharga dari suatu pekerjaan tertentu. Pengertian portofolio di
sini adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu
yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan. Panduan-panduan ini
beragam tergantung pada mata pelajaran dan tujuan penilaian portofolio.
Portofolio dapat diartikan juga sebagai
kumpulan karya siswa yang disusun secara sistematis dan terorganisir sebagai
hasil dari usaha pembelajaran yang telah dilakukannya dalam kurun waktu
tertentu.Biasanya portofolio merupakan karya terpilih dari seorang siswa,
tetapi dalam model pembelajaran ini setiap portofolio berisi karya terpilih
dari satu kelas siswa secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif
memilih, membahas, mencari data, mengolah, menganalisa dan mencari pemecahan
terhadap suatu masalah yang dikaji.[1]
B.Tujuan Pembelajaran Portofolio
Tujuan pembelajaran portofolio
dilakukan bagi siswa antara lain sebagai berikut:
1. Untuk penilaian pormatif dan
diagnostic siswa.
2. Untuk memonitor perkembangan siswa
dari hari kehari,yang berfokus pada proses pengembangan siswa.
3. Untuk memberikan eviden(bukti)
penilaian formal.
4. Untuk mengikuti perkembangan
pengerjaan siswa,yang berfokus pada proses dan hasil.
5. Untuk mengoleksi hasil pekerjaan
yang telah selesai,yang berfokus pada penilaian sumatik.[2]
Ciri-Ciri Model Pembelajaran Berbasis Portofolio
:
- Portofolio sebagai proses belajar mengajar diawali dengan isu atau masalah yang memerlukan suatu pemecahan (problem solving),
- Portofolio sebagai proses belajar dilakukan secara berkelompok.[3]
Dophan
dalam Acep S. (1997:24) mengemukakan, ciri-ciri portofolio sebagai berikut :
- Ada keterlibatan langsung hasil kerja/karya siswa secara nyata,
- Mengumpulkan beberapa hasil kerja/karya yang terbaik,
- Mengumpulkan dan menyimpan hasil kerja siswa,
- Memilih kriteria untuk menilai portofolio hasil kerja siswa,
- Mengharuskan siswa untuk menilai dirinya secara terus menerus berdasarkan hasil portofolionya,
- Menentukan waktu untuk membahas portofolio,
- Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam proses penilaian portofolio.[4]
Kelebihan dan Kelemahan Model
Pembelajaran Berbasis Portofolio :
- Kelebihan :
- Hak otonomi mengajar pada guru dalam mengembangkan kemampuan, kemauan, daya nalar, serta fungsi perannya sebagai fasilitator, mediator, motivator, dan rekonstruktor pembelajaran di dalam kelas, tukar pendapat, informasi, dan pengetahuan untuk meningkatkan daya nalar dan pengetahuan dengan rekan guru,
- Mampu mendorong keaktifan siswa karena pengembangan materi pembelajaran ditugaskan secara berkelompok,
- Mendorong eksplorasi materi yang relevan dengan pokok bahasan, sehingga dapat diperoleh sejumlah dokumen bahan pembelajaran sebagai upaya perluasan pengetahuan,
- Mudah dilakukan apabila tersedia perpustakaan yang memadai, maupun internet.
- Sangat menguntungkan dalam hal perluasan pengetahuan materi pembelajaran sebab dengan satu topik pembelajaran, diperoleh sejumlah sudut pandang yang berbeda dari materi yang sejenis,
- Dapat menjadi program pendidikan yang mendorong kompetensi, tanggung jawab dan partisipasi peserta didik.
- Mengacu pada sejumlah prinsip dasar pembelajaran yaitu prinsip belajar siswa aktif (Student active learning), kelompok belajar kooperatif (cooperative learning) pembelajaran partisipatorik dan mengajar yang reaktif ( reactive learning).
- Kelemahan :
- Kurangnya pengetahuan/kreatifitas guru yang bersangkutan,
- Diperlukan tenaga dan biaya yang cukup besar,
- Diperlukan waktu yang cukup banyak, bahkan diperlukan waktu di luar jam pembelajaran di sekolah, sehingga untuk menuntaskan satu studi kasus atau suatu kebijakan publik diperlukan lebih dari 20 jam pelajaran seperti yang telah ditentukan dalam jadwal,
- Kurangnya jalinan komunikasi antara pihak sekolah, keluarga, dan masyarakat khususnya para birokrat/instansi yang dikunjungi oleh para siswa untuk dimintai keterangannya, dan
- Belum terbiasanya pembiasaan jalinan kerjasama kelompok tim para siswa, dengan kesadaran, karena jika ide atau gagasan terlalu banyak dan tidak dapat dipertemukan, masalah akan sulit dipecahkan.[5]
C. Peranan
Portofolio dalam Pembel
1.
Portofolio Sebagai Model Pembelajaran
Model Pembelajaran Berbasis Portofolio adalah teori
belajar konstruktivisme, yang pada prinsipnya menggambarkan bahwa si pelajar
membentuk atau membangun pengetahuannya melalui interaksinya dengan
lingkungannya.
Prinsip yang paling umum dan paling esensial yang dapat
diturunkan dari konstruktivisme, bahwa dalam merancang suatu pembelajaran
adalah anak-anak (siswa) memperoleh banyak pengetahuan di luar sekolah (kelas).
Pemberian pengalaman belajar yang beragam memberikan kesempatan siswa untuk
mengelaborasikannya.
Setiap
portofolio harus memuat bahan-bahan yang menggambarkan usaha terbaik siswa
dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya, serta mencakup
pertimbangan terbaiknya tentang bahan-bahan mana yang paling penting untuk
ditampilkan. Tampilan portofolio berupa tampilan visual dan audio yang disusun
secara sistematis, melukiskan proses berpikir yang didukung oleh seluruh data
yang relevan. Secara utuh melukiskan “integrated learning experinces”
atau pengalaman belajar yang terpadu dan dialami oleh siswa dalam kelas sebagai
suatu kesatuan.[6]
Dalam Pembelajaran Berbasis Portofolio
memungkinkan bagi siswa untuk:
1. Berlatih
memadukan antara konsep yang diperoleh dari penjelasan guru atau dari bacaan
dengan penerapannya sehari-hari.
2. Siswa diberi
kesempatan untuk mencari informasi di luar kelas. Baik informasi yang sifatnya
bacaan, penglihatan, maupun orang/pakar/tokoh.
3. Membuat
alternatif untuk mengatasi topik yang dibahas.
4. Membuat suatu
keputusan sesuai kemampuannya yang berkaitan dengan konsep yang telah
dipelajarinya.
5. Membuat
perumusan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah dan mencegah timbulnya
masalah yang berkaitan dengan topik yang dibahas.[7]
Selain itu, portofolio sebagai model pembelajaran
merupakan usaha yang dilakukan guru agar siswa memiliki kemampuan mengungkapkan
dan mengekspresikan sebagai individu maupun kelompok.
Dalam hal ini ditetapkan
langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat.
2. Memilih suatu
masalah untuk dikaji dikelas.
3.
Mengumpulkan informasi yang terkait dalam masalah yang dikaji.
4.
Membuat portofolio kelas.
5.
Menyajikan
portofolio/dengar pendapat(show case)
6.
Melakukan refleksi dalam belajar.[8]
D.Aplikasi pembelajaran Portofolio
Strategi pelaksanaan pembelajaran
portofolio dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kemampuan dan
daya kreativitas guru, berikut beberapa penggunaan aplikasi tersebut :
1. Aplikasi inkuiri
Penggunaan metode ini didasarkan atas beberapa pemikiran para
ahli yang menunjukan bahwa pendekatan ini memiliki keunggulan terutama untuk
mengembangkan kemampuan berfikir maupun pengetahuan,sikap,dan nilai pada
peserta didik dibanding dengan pendekatan klasikal atau tradisional. Menurut
Bruner menyebut model pembelajran inkuiri dengan istilah discovery learning
artinya cara belajar yang terbaik adalah dengan memahami konsep,arti dan
hubungan melalui proses intuitif kemudian dapat dihasilkan suatu kesimpulan.
2. Metode E-Learning
Elektronik learning yakni kegiatan pembelajaran melalui
perangkat elektronik computer yang tersambungkan ke internet,dimana peserta
didik berupaya memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. Dengan
strategi ini dimaksudkan untuk mengubah paradigm pendidikan dari perolehan tingkat
pengetahuan dan krtrrampilan yang konstan setelah selesai mengikuti pendidikan,
menjadi paradigm pengetahuan dan keterampilan yang selalu dapat diperbaharui
dalam waktu singkat.
3. Metode VCT(Value Clarivication
Technique)
VCT merupakan teknik atau cara mengungkapkan nilai,nilai-nilai
dimaksud adalah nilai-nilai
yang terdapat dalam suatu pokok bahasan,cerita,nyanyian,peristiwa,tempat,dan
sebagainya. Metode ini dapat dilaksanakna guru dengan cara ;siswa diberi tugas
untuk mencari sesuatu yang dapat di analisa, seperti cerita, selanjutnya
menganalisa nilai-nilai tersebut,;guru menyiapkan daftar baik buruk,daftar
tingkat urutan,daftar skala prioritas,daftar gejala kontinum,daftar penilaian
diri sendiri. Siswa diminta untuk menjawab dalam kertas-kertas yang akhirnya
dikumpulkan oleh guru sebagai portofolio siswa.[9]
E. Langkah–langkah Model
Pembelajaran Berbasis Portofolio :
Secara teknis, pendekatan portofolio
dimulai dengan membagi peserta didik dalam kelas ke dalam beberapa kelompok,
lazimnya dilakukan menjadi 4 atau sesuai menurut keadaan dan keperluannya.
Berdasarkan urutannya, setiap kelompok membidangi tugas dan tanggung jawab
masing-masing, antara lain :
- Kelompok portofolio-satu; Menjelaskan masalah. Dalam tugasnya, kelompok ini bertanggung jawab untuk menjelaskan masalah yang telah mereka pilih untuk dikaji dalam kelas.
- Kelompok portofolio-dua; Menilai kebijakan alternatif yang diusulkan untuk memecahkan masalah. Dalam tugasnya, kelompok ini bertanggung jawab untuk menjelaskan kebijakan saat ini dan atau kebijakan yang dirancang untuk memecahkan masalah.
- Kelompok portofolio-tiga; Membuat satu kebijakan publik yang didukung oleh kelas. Dalam tugasnya, kelompok ini bertanggung jawab untuk membuat satu kebijakan publik tertentu yang disepakati untuk didukung oleh mayoritas kelas serta memberikan pembenaran terhadap kebijakan tersebut.
- Kelompok portofolio-empat; Membuat satu rencana tindakan agar pemerintah (setempat) dalam masyarakat mau menerima kebijakan kelas. Dalam tugasnya, kelompok ini bertanggung jawab untuk membuat suatu rencana tindakan yang menunjukkan bagaimana warga negara dapat mempengaruhi pemerintah (setempat) untuk menerima kebijakan yang didukung oleh kelas.[10]
F. Pengertian Desain Pembelajaran
Disain
pembelajaran adalah kisi-kisi dari penerapan teori belajar dan pembelajaran
untuk memfasilitasi proses belajar seseorang. Disain pembelajaran berbeda
dengan pengembangan. Kajian disain dan pengembangan pembelajaran berdasarkan
tinjauan atas teori belajar dan pembelajaran.(Reigeluth, 1983:15)
Esesnsi disain
pembelajaran hanyalah mencakup empat komponen (peserta didik, tujuan, metode,
dan evaluasi) serta analisis topik. Empat komponen tersebut dipengaruhi oleh
teori belajar dan pembelajaran, sedangkan analisis topik merupakan disain
pembelajaran yang dihasilkan dari disiplin ilmu tertentu. Disain pembelajaran
yang disampaikan bertujuan untuk menciptakan situasi belajar yang kondsif
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan peserta didik merasa nyaman dan
termotivasi dalam proses belajarnya. Penerapan
disain pembelajaran dipengaruhi oleh paradigma pendidikan yang dianut oleh
pengajar. Paradigma pembelajaran tersebut meliputi mengajar, pembelajaran, dan
belajar.[11]
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari
beberapa pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa Model
Pembelajaran Berbasis Portofolio menuntut seorang siswa atau peserta didik
untuk lebih mengembangkan ilmu pengetahuannya dengan berbagai macam proses dan
berinteraksi dengan lingkungannya, tidak kaku dalam menerima semua perubahan
atau kemajuan dalam bidang pendidikan.
Pembelajaran yang dilakukan oleh siswa
atau peserta didik adalah pembelajaran yang bersifat dinamis, berkembang secara
terus-menerus sesuai dengan pengalaman siswa atau peserta didik. Oleh karena
itu, setiap aktivitas termasuk berbagai karya yang dihasilkan siswa atau
peserta didik, perlu dimonitor, diberi komentar, dikritik dan diberikan catatan
perbaikan, atau penilaian dalam bentuk portofolio, agar pada akhirnya akan
menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan sempurna.
B.Saran
Dalam model pembelajaran PAI berbasis portofolio ada
beberapa hal yang harus diperbaiki salah satu nya kurangnya
pengetahuan/kreatifitas guru, sebaiknya guru dalam mengajar atau memberikan
materi lebih terampil dan mempunyai banyak pengetahuan sehingga mengerti cara
mengaplikasikan model-model pembelajaran yang terkini untuk diajarkan kepada
peserta didiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Fajar, Arnie. 2005. Portofolio. Bandung: PT Remaja Posdakarya
Muslich, Masnur 2011. Pembelajaran berbasis kompetensi dan kontekstual.
Jakarta:PT Bumi Aksara
Dewi Salma
Prawiradilaga.2007. Prinsip desain
pembelajaran,Jakarta: PT.Kencana Prenada Media Group
Andi. 2011. Wealth Management. Yogyakarata: CV Andi
Offset
Sumana Surapranat, dan
Muhamad hatta. 2004. penilaian portofolio implementasi kurikulum.
Bandung:PT.Remaja Rosdakarya
Sanjaya, Wina.2008. Pembelajaran
Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta: Kencana
Mury,
Yusuf.A. 2001.Strategi
Pembelajaran dan Evaluasi Program. Sumatera Barat: PT Bukit Tinggi
Mulyasa E .2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep
Karakteristik dan Implementasi, Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya
Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran
Inovativ-Progresif. Jakarta: PT Kencana Prenada Media Group
http://dewamadebudiana.blogspot.com/2013/02/makalah-portofolio.html
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
LAMPUNG
2014
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan pendidikan : Madrasah Tsanawiyah
Mata Pelajaran :
Fiqh
Materi Pokok : Sholat Jama’
Kelas/Semester :
VII/Genap
Pertemuan Ke- :
1 (satu)
Alokasi Waktu : 1x20 menit (1x pertemuan)
I. Standar
Kompetensi
Menjadikan sholat jama’ sebagai pedoman bagi individu dalam menjalankan
ibadah sholat dalam kehidupan sehari-hari.
II. Kompetensi Dasar
1. Siswa mampu memahami konsep
sholat jama’( kognitif )
2. Siswa mematuhi konsep sholat
jama’untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari ( Afektif )
3. Siswa terampil melaksanakan
sholat jama’ dalam kehidupan sehari – hari ( Psikomotor )
III.
Indikator
1. Menjelaskan pengertian
2. Menjelaskan konsep sholat jama
3. Menjelaskan syarat sholat jama
4. Menjelaskan macam-macam sholat
jama
5. Mendemontrasikan shalat jama
6. Menuntun siswa untuk
melaksanakan sholat jama’ dalam kehidupan sehari-hari
IV. Tujuan Pembelajaran
No
|
Tujuan Pembelajaran
|
Nilai Karakter
|
1
2
3
4
|
Melalui strategi Quis
Team, siswa dapat menjelaskan pengertian shalat jama’ dengan benar
Melalui strategi Quis
Team, siswa dapat menjelaskan alasan diberikannya keringanan berupa
shalat jama’
Melaui strategi Quis Team
siswa dapat menyebutkan macam macam shalat jama’
Melaui strategi Quis Team siswa dapat menyebutkan syarat sah shalat
jama’ taqdim
|
Berani, percaya diri
Konsentrasi, cinta ilmu
Kerjasama, percaya diri
Konsentrasi, cinta ilmu
|
V.
Uraian Materi
A.
Pengertian Sholat Jama’
Menurut
bahasa sholat jama' artinya
shalat yang dikumpulkan. Sedangkan menurut syariat Islam ialah dua shalat
fardhu yang dikerjakan dalam satu waktu karena ada sebab-sebab tertentu.
Menurut Shiddieq ( 2006: 56 ) sholat jama’ ialah
menggabungkan dua waktu sholat yang sebab waktunya sama dikerjakan di salah
satu dari kedua waktu itu. Sedangkan dalam istilah fiqih,
menjama` sholat berarti mengumpulkan dua sholat yang dilakukan pada waktu salah
satunya (Mahmudin, 2007:
111). Sholat
yang boleh dijama` adalah sholat Zuhur, ‘Ashar, Maghrib dan ‘Isya, pada waktu salah satu dari
keduanya. ( Mahmudin, 2007:
111; al-Zuhaily, 2004: 725 ).
Menurut Khalil ( 2006: 119-120 ) sholat jama’ (penggabungan
dua sholat) adalah pelaksanaan dua sholat wajib (Zuhur + ‘Ashar dan Maghrib +
‘Isya ) dalam salah satu waktunya; sedang masing-masing sholat tetap
dilaksanakan satu persatu ( tidak digabung ) dan dengan urut-urutan yang tetap.
Hal ini dapat dilakukan apabila seseorang sedang dalam perjalanan ( sejak saat
akan berangkat, selama dalam perjalanan, sampai saat tiba/pulang dari
perjalanan).
Jadi
berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sholat jama’
adalah menggabungkan dua waktu sholat wajib dan dikerjakan dalam satu waktu.
Seperti dalam dalil dengan artinya :
Riwayat hadits yang berasal dari Mu’adz, katanya: “ Kami
pernah keluar (dari rumah ) bersama Nabi SAW. dalam peperangan Tabuk; beliau
melakukan sholat Zuhur dan ‘Ashar dengan dijama’ serta sholat Maghrib dan Isya’
dengan dijama’ ( HR. Muslim ).
B. Macam-macam
Sholat Jama’
Sholat jama’ terbagi menjadi dua macam yaitu (Akhmad, 1996: 89; Rasjid, 2007: 120):
1. Jama’ Taqdim
Jama`
Taqdim, apabila shalat jama’
itu dilakukan pada waktu sholat yang pertama (Zuhur atau Maghrib). Maksudnya adalah apabila kita menjama’ sholat yakni
sholat Zuhur dan ‘Ashar maka sholat jama’ dikerjakan pada waktu Zuhur.
Begitu juga ketika menjama’ sholat Maghrib dan ‘Isya maka sholat jama’ dikerjakan
pada waktu Maghrib.
2. Jama’ Ta’khir
Jama`
Takhir, apabila
sholat jama’ itu dilakukan
pada waktu shalat yang kedua (Ashar atau `Isya). Maksudnya adalah apabila kita menjama’ sholat yakni
sholat Zuhur dan ‘Ashar maka sholat jama’ dikerjakan pada waktu ‘Ashar.
Begitu juga ketika menjama’ sholat Maghrib dan ‘Isya maka sholat jama’ dikerjakan
pada waktu ‘Isya.
C. Syarat
Sholat Jama’
1. Syarat
Jama`
Taqdim
Mendahulukan sholat yang punya waktu, artinya sholat Zuhur lebih
dahulu baru kemudian baru sholat
‘Ashar, Maghrib lebih dahulu baru kemudian sholat ‘Isya.
Berniat
sholat jama’ dalam hati ketika takbiratul ihram
masing-masing sholat, seperti: “niat aku sholat Zuhur jama’ sholat ‘Ashar”
di waktu sholat Zuhurnya, dan “aku niat sholat ‘Ashar dengan Zuhur”
ketika sholat ‘Asharnya.
Tidak terselang melakukan sesuatu yang tidak berhubungan
dengan sholat tersebut. Maka urutan mengerjakan sholat jama’ adalah:
iqamat, sholat yang pertama sampai selesai salam lalu iqamat lagi dan
diteruskan dengan sholat yang kedua hingga salam selesai (Shiddieq, 2006 : 57)
2. Syarat Jama` Ta’khir
Niat Jama` Ta’khir
ketika masuk waktu yang pertama. Misalnya kita
menjama’ sholat Zuhur dan ‘Ashar, maka ketika masuk waktu Zuhur itulah
menyatakan niat dalam hati “ Zuhur ini akan digabung dengan Ashar ”.
Adapun urutan mengerjakannya nanti di waktu ‘Ashar, dapat dilakukan dengan
mengerjakan sholat Zuhur dulu karena dia yang pertama dan waktunya sudah lewat,
atau sholat ‘Ashar dulu karena dia yang punya waktu. Berniat sholat jama’ ketika masing-masing
takbiratul Ihram. Tidak terselang dengan suatu kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan
sholat. (Shiddieq, 2006: 57-58).
VI. Skenario Pembelajaran
No
|
Kegiatan
|
Langkah-Langkah
Kegiatan
|
Nilai karakter
|
Waktu
|
1
|
Kegiatan
Awal
|
Pendahuluan
a. Guru
menyiapkan kondisi siswa untuk siap belajar Guru mengucapkan salam
b.
c. Guru
dan siswa membaca basmalah Guru mengucapkan salam
d. e. Guru memberikan appersepsi : Fun story.
f.
Guru memberikan pretest dengan mengajukan pertanyaan : apa yang dimaksud dengan shalat jama’?
g. Motivasi
awal
|
Disiplin
Religius
Religius
Peduli
Cinta Ilmu
Gemar membaca
|
5 Menit
|
2
|
Kegiaatan
Inti
|
Eksplorasi
Guru
menggunakan menggunakan
strategi Quis Team untuk memancing pengetahuan siswa tentang materi
pelajaran yang sedang dipelajari. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut:
a. Guru membagi siswa menjadi
3 kelompok besar. Satu
kelompok terdiri
dari 10 sampai 12 siswa.
b. Guru memberikan materi dalam waktu
lebih kurang 10 menit.
c. Guru
memerintahkan team A untuk menyiapkan kuis singkat dalam waktu
lebih kurang 5 menit.
d. Guru melajutkan hal serupa dengan team A
dan B.
Elaborasi
a.
Siswa secara berkelompok mendengarkan penjelasan singkat dari guru
b.
Siswa team A menyiapkan
kuis dan jawaban singkat dalam waktu tidak lebih 5 menit.
c.
Team B dan C menggunakan
waktu untuk memeriksa catatan mereka.
d.
Team A memberikan kuis kepada
team B, jika team B tidak bisa menjawab nya, maka akan dijawab oleh team C.
e.
Kemudian team A mengarahkan
pertanyaan berikut nya ke team C, dan mengulangi proses tersebut.
Konfirman
a.
Guru memberi
penjelasan tambahan terkait materi
belum dipahami oleh siswa secara mendalam
b.
Gurum
memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami
c.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan jawaban atas
pertanyaan temannya
d.
Guru mengklarifikasikan jawaban yang di sampaikan oleh siswa
|
Kerjasama, berani, menghargai
pendapat, disiplin
Gemar membaca, rasa ingin tahu
Rasa tanggung jawab,kerjasama, gemar membaca, cinta ilmu, teliti
Rasa tanggung jawab,kerjasama, gemar membaca, cinta ilmu, teliti
Rasa ingin tahu, kerjasama,cinta ilmu, mandiri, teliti
Kerjasama, berani, teliti, rasa tanggung jawab
Kerjasama, berani, teliti,
Kerjasama, berani, teliti, rasa tanggung jawab
Kerjasama, berani, teliti, rasa tanggung jawab
Kerjasama, bertanggung jawab
Kerjasama, menghargai pendapat, berani
menyampaikan pendapat
Konsentrasi, cinta ilmu, rasa tanggung jawab
Demokratis, berani, percaya diri, rasa
ingin tahu
|
60Menit
|
3
|
Kegiatan
Akhir
|
Penutup
a.
Guru membimbing
siswa untuk menyimpulkan materi yang telah di pelajari
b.
Kemudian Guru melakukan evaluasi
c.
Guru memberikan Motivasi akhir kepada siswa untuk mengulangi pelajaran di
rumah
d.
Do’a
e.
Salam
|
Kerjasama, demokratis
Bertanggung jawab
Bertanggung jawab, cinta ilmu
Religius
Religius
|
5 Menit
|
VII.
Strategi dan Metode
Pembelajaran
1. Strategi
·
Quis
Team
·
Interaktif
lecturing
2.
Metode
·
Ceramah
·
Tanya
jawab
·
Diskusi
VIII.
Media dan Sumber
Belajar
1. Media
LCD dan Laptop
2.
Sumber
Abyan,Amir.
Pendidikan Agama islam,Fiqih.Madrasah Tsnawiyah kls VII. 2009. PT. Karya
Toha Putra. Semarang
Sudarko.
Fiqih Mts kls VII. 2007. Cv Aneka Ilmu. Semarang
Umay M. Dja’far Shiddieq.
2006. Cet. II. Syri’ah Ibadah;
Pengamalan Rukun Islam dari al-Quran dan as-Sunnah. Jakarta: al-Ghuraba.
M. S. Khalil. Cet. I. 2006. Tata Cara Sholat Nabi SAW.
Bantul: ‘Izzan Pustaka
Mahmudin. 2007. Shalat
jama` dan Qashar. Yogyakarta: Sketsa.
Moh. Rifa’i. 1978. Ilmu Fiqh Islam Lengkap.
Semarang: PT. Karya Toha Putra.
IX.
Evaluasi
1. Prosedur
Penilaian
a. Evaluasi hasil : TP1,
TP2, TP3, TP4, TP5, TP6, TP7
1. Tes awal ( Apersepsi / pretest )
2. Tes akhir ( Post test )
No
|
Tujuan Pembelajaran
|
Tehnik
|
Bentuk
|
Instrumen
|
1
2.
3.
4.
|
Siswa strategi Quis Team
siswa dapat menjelaskan pengertian shalat jama’ secara bahasa dengan
benar.
Melalui strategi Quis Team
siswa dapat menjelaskan alasan diberikan nya keringanan berupa shalat jama’
Melaui strategi Quis Team
siswa dapat menyebutkan macam macam shalat jama’
Melaui strategi Quis Team
siswa dapat menyebutkan syarat sah shalat jama’.
|
Test lisan
Test lisan
Test lisan
Test lisan
|
Essay
Essay
Essay
Esaay
|
Jelaskan pengertian shalat jama’ secara bahasa! ( 10 %
)
Mengapa Allah memberikan keringanan berupa shalat jama’
dalam ajaran islam? ( 15 % )
Sebutkan macam – macam shalat jama’? ( 15 % )
Sebutkan syarat sah shalat jama’? ( 15 % )
|
Kunci jawaban
1)
Secara
bahasa shalat jama' artinya
shalat yang dikumpulkan
2)
Diberikan
nya keringanan berupa shalat jama’ adalah dengan tujuan untuk meringankan
hambanya dalam melakukan shalat. Allah sangat mengerti tentang hal atau
penghambat hambanya dalam melaksanakan shalat sehingga Allah meberikan
keringanan berupa shalat jama’ supaya dalam keadaan apa pun hambanya tetap
ingat kepada Allah.
3)
Shalat Jama’ :
Jama’ Taqdim
Jama’ Ta’khir
4) Syarat Jama` Taqdim adalah:
a.
Mendahulukan
sholat yang punya waktu, artinya sholat Zuhur lebih dahulu baru kemudian baru sholat ‘Ashar, Maghrib lebih dahulu baru
kemudian sholat ‘Isya.
b.
Berniat
sholat jama’ dalam hati ketika takbiratul ihram masing-masing sholat.
c.
Tidak
terselang melakukan sesuatu yang tidak berhubungan dengan sholat tersebut.
Bandar Lampung, 14 oktober 2014
Mengetahui Guru Mata pelajaran
Kepala Sekolah ( )
[1] Arnie Fajar, Portofolio,
(Bandung: PT Remaja Posdakarya, 2005), cet ke-4, h. 47
[2]
Masnur Muslich,Pembelajaran berbasis
kompetensi dan kontekstual,(Jakarta:PT Bumi Aksara,2011),hal.119
[3]
Dewi Salma Prawiradilaga,Prinsip desain
pembelajaran,(PT.Kencana Prenada Media Group),hal,70
[4]
Sumana Surapranat,Muhamad hatta, penilaian
portofolio implementasi kurikulum 2004(Bandung:PT.Remaja
Rosdakarya,2006)hal,73
[5] Wina Sanjaya, Pembelajaran
Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencana, 2008),
cet ke-4, h. 195
[6]
A. Mury Yusuf, Strategi
Pembelajaran dan Evaluasi Program (Perguruan Islam) Berbasis Budaya Minangkabau
dan Barat, disampaikan pada SEMILOKA
Pesantren Bersejarah (Perguruan Islam) Minangkabau di Sumatera Barat, 17-19
Januari, 2001 di Bukit Tinggi, h. 3
[7]
Andi Wealth Management,CV Andi Offset(yogyakarata,2011)hal,95
[8]
Penglihatan di
sini maksudnya adalah objek langsung, TV, Radio dan Internet
[9]
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi,
Konsep Karakteristik dan Implementasi, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2003), h. 239
[10] Trianto, Mendesain
Model Pembelajaran Inovativ-Progresif, (Jakarta: PT Kencana Prenada Media
Group, 2009), h.276
Tidak ada komentar:
Posting Komentar