Senin, 13 April 2015

Pembelajaran Portofolio



BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pembelajaran adalah suatu proses yang dinamis, berkembang secara terus-menerus sesuai dengan pengalaman siswa atau peserta didik. Semakin banyak pengalaman yang dilakukan siswa atau peserta didik, maka akan semakin luas, dan sempurna pengetahuan peserta didik.
Pengetahuan itu akan bermakna apabila diperoleh dari pengalaman melalui proses belajar mengajar. Pengalaman yang diperoleh siswa dari hasil pemberitahuan orang lain seperti hasil dari penuturan guru, hanya akan mampir sesaat untuk diingat dan setelah itu dilupakan. Oleh sebab itu dalam hal ini,  membelajarkan siswa tidak cukup hanya dengan memberitahukan akan tetapi mendorong siswa untuk melakukan suatu proses melalui berbagai aktivitas yang dapat mendukung terhadap pencapaian kompetensi belajar.
Setiap aktivitas termasuk berbagai karya yang dihasilkan siswa dari suatu proses pembelajaran, perlu dimonitor, diberi komentar, dikritik dan diberi catatan perbaikan oleh setiap guru secara terus-menerus itulah pengalaman belajar siswa akan terus disempurnakan hingga pada akhirnya akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan lebih sempurna. Inilah hakikat pembelajaran melalui pengalaman. Teknik monitoring terhadap hasil kerja dan pengalaman siswa itulah yang kemudian dilaksanakan dalam penilaian portofolio. Oleh karena itu makalah ini akan menguraikan Pembelajaran Berbasis Portofolio.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Portofolio
Portofolio berasal dari bahasa Inggris “portfolio” yang artinya dokumen atau surat-surat. Dapat juga diartikan sebagai kumpulan kertas-kertas berharga dari suatu pekerjaan tertentu. Pengertian portofolio di sini adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan. Panduan-panduan ini beragam tergantung pada mata pelajaran dan tujuan penilaian portofolio.
Portofolio dapat diartikan juga sebagai kumpulan karya siswa yang disusun secara sistematis dan terorganisir sebagai hasil dari usaha pembelajaran yang telah dilakukannya dalam kurun waktu tertentu.Biasanya portofolio merupakan karya terpilih dari seorang siswa, tetapi dalam model pembelajaran ini setiap portofolio berisi karya terpilih dari satu kelas siswa secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif memilih, membahas, mencari data, mengolah, menganalisa dan mencari pemecahan terhadap suatu masalah yang dikaji.[1]

B.Tujuan Pembelajaran Portofolio
Tujuan pembelajaran portofolio dilakukan bagi siswa antara lain sebagai berikut:
1.      Untuk penilaian pormatif dan diagnostic siswa.
2.      Untuk memonitor perkembangan siswa dari hari kehari,yang berfokus pada proses pengembangan siswa.
3.      Untuk memberikan eviden(bukti) penilaian formal.
4.      Untuk mengikuti perkembangan pengerjaan siswa,yang berfokus pada proses dan hasil.
5.      Untuk mengoleksi hasil pekerjaan yang telah selesai,yang berfokus pada penilaian sumatik.[2]
                   Ciri-Ciri Model Pembelajaran Berbasis Portofolio :
  1. Portofolio sebagai proses belajar mengajar diawali dengan isu atau masalah yang memerlukan suatu pemecahan (problem solving),
  2. Portofolio sebagai proses belajar dilakukan secara berkelompok.[3]
Dophan dalam Acep S. (1997:24) mengemukakan, ciri-ciri portofolio sebagai berikut :
  1. Ada keterlibatan langsung hasil kerja/karya siswa secara nyata,
  2. Mengumpulkan beberapa hasil kerja/karya yang terbaik,
  3. Mengumpulkan dan menyimpan hasil kerja siswa,
  4. Memilih kriteria untuk menilai portofolio hasil kerja siswa,
  5. Mengharuskan siswa untuk menilai dirinya secara terus menerus berdasarkan hasil portofolionya,
  6. Menentukan waktu untuk membahas portofolio,
  7. Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam proses penilaian portofolio.[4]
Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio :
  •    Kelebihan :
  1. Hak otonomi mengajar pada guru dalam mengembangkan kemampuan, kemauan, daya nalar, serta fungsi perannya sebagai fasilitator, mediator, motivator, dan rekonstruktor pembelajaran di dalam kelas, tukar pendapat, informasi, dan pengetahuan untuk meningkatkan daya nalar dan pengetahuan dengan rekan guru,
  2. Mampu mendorong keaktifan siswa karena pengembangan materi pembelajaran ditugaskan secara berkelompok,
  3. Mendorong eksplorasi  materi yang relevan dengan pokok bahasan, sehingga dapat diperoleh sejumlah dokumen bahan pembelajaran sebagai upaya perluasan pengetahuan,
  4. Mudah dilakukan apabila tersedia perpustakaan yang memadai, maupun internet.
  5. Sangat menguntungkan dalam hal perluasan pengetahuan materi pembelajaran sebab dengan satu topik  pembelajaran, diperoleh sejumlah sudut pandang yang berbeda dari materi yang sejenis,
  6. Dapat menjadi program pendidikan yang mendorong kompetensi, tanggung jawab dan partisipasi peserta didik.
  7. Mengacu pada sejumlah prinsip dasar pembelajaran yaitu prinsip belajar  siswa aktif (Student active learning), kelompok belajar kooperatif (cooperative learning) pembelajaran partisipatorik  dan mengajar yang reaktif ( reactive learning).
  •   Kelemahan :
  1. Kurangnya pengetahuan/kreatifitas guru yang bersangkutan,
  2. Diperlukan tenaga dan biaya yang cukup besar,
  3. Diperlukan waktu yang cukup banyak, bahkan diperlukan waktu di luar jam pembelajaran di sekolah, sehingga untuk menuntaskan satu studi kasus atau suatu kebijakan publik diperlukan lebih dari 20 jam pelajaran seperti yang telah ditentukan dalam jadwal,
  4. Kurangnya jalinan komunikasi antara pihak sekolah, keluarga, dan masyarakat khususnya para birokrat/instansi yang dikunjungi oleh para siswa untuk dimintai keterangannya, dan
  5. Belum terbiasanya pembiasaan jalinan kerjasama kelompok tim para siswa, dengan kesadaran, karena jika ide atau gagasan terlalu banyak dan tidak dapat dipertemukan, masalah akan sulit dipecahkan.[5]
C.     Peranan Portofolio dalam Pembel
1.      Portofolio Sebagai Model Pembelajaran

Model Pembelajaran Berbasis Portofolio adalah teori belajar konstruktivisme, yang pada prinsipnya menggambarkan bahwa si pelajar membentuk atau membangun pengetahuannya melalui interaksinya dengan lingkungannya.
Prinsip yang paling umum dan paling esensial yang dapat diturunkan dari konstruktivisme, bahwa dalam merancang suatu pembelajaran adalah anak-anak (siswa) memperoleh banyak pengetahuan di luar sekolah (kelas). Pemberian pengalaman belajar yang beragam memberikan kesempatan siswa untuk mengelaborasikannya.
Setiap portofolio harus memuat bahan-bahan yang menggambarkan usaha terbaik siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya, serta mencakup pertimbangan terbaiknya tentang bahan-bahan mana yang paling penting untuk ditampilkan. Tampilan portofolio berupa tampilan visual dan audio yang disusun secara sistematis, melukiskan proses berpikir yang didukung oleh seluruh data yang relevan. Secara utuh melukiskan “integrated learning experinces” atau pengalaman belajar yang terpadu dan dialami oleh siswa dalam kelas sebagai suatu kesatuan.[6]
 Dalam Pembelajaran Berbasis Portofolio memungkinkan bagi siswa untuk:
1.    Berlatih memadukan antara konsep yang diperoleh dari penjelasan guru atau dari bacaan dengan penerapannya sehari-hari.
2.    Siswa diberi kesempatan untuk mencari informasi di luar kelas. Baik informasi yang sifatnya bacaan, penglihatan, maupun orang/pakar/tokoh.
3.    Membuat alternatif untuk mengatasi topik yang dibahas.
4.    Membuat suatu keputusan sesuai kemampuannya yang berkaitan dengan konsep yang telah dipelajarinya.
5.    Membuat perumusan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah dan mencegah timbulnya masalah yang berkaitan dengan topik yang dibahas.[7]
Selain itu, portofolio sebagai model pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan guru agar siswa memiliki kemampuan mengungkapkan dan mengekspresikan sebagai individu maupun kelompok.
Dalam hal ini ditetapkan langkah-langkah sebagai berikut:
1.    Mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat.
     2.    Memilih suatu masalah untuk dikaji dikelas.
3.    Mengumpulkan informasi yang terkait dalam masalah yang dikaji.
4.    Membuat portofolio kelas.          
5.    Menyajikan portofolio/dengar pendapat(show case)
6.    Melakukan refleksi dalam belajar.[8]
D.Aplikasi pembelajaran Portofolio
Strategi pelaksanaan pembelajaran portofolio dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kemampuan dan daya kreativitas guru, berikut beberapa penggunaan aplikasi tersebut :
1.      Aplikasi inkuiri
Penggunaan metode ini didasarkan atas beberapa pemikiran para ahli yang menunjukan bahwa pendekatan ini memiliki keunggulan terutama untuk mengembangkan kemampuan berfikir maupun pengetahuan,sikap,dan nilai pada peserta didik dibanding dengan pendekatan klasikal atau tradisional. Menurut Bruner menyebut model pembelajran inkuiri dengan istilah discovery learning artinya cara belajar yang terbaik adalah dengan memahami konsep,arti dan hubungan melalui proses intuitif kemudian dapat dihasilkan suatu kesimpulan.
2.      Metode E-Learning
Elektronik learning yakni kegiatan pembelajaran melalui perangkat elektronik computer yang tersambungkan ke internet,dimana peserta didik berupaya memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. Dengan strategi ini dimaksudkan untuk mengubah paradigm pendidikan dari perolehan tingkat pengetahuan dan krtrrampilan yang konstan setelah selesai mengikuti pendidikan, menjadi paradigm pengetahuan dan keterampilan yang selalu dapat diperbaharui dalam waktu singkat.
3.      Metode VCT(Value Clarivication Technique)
VCT merupakan teknik atau cara mengungkapkan nilai,nilai-nilai dimaksud adalah nilai-nilai yang terdapat dalam suatu pokok bahasan,cerita,nyanyian,peristiwa,tempat,dan sebagainya. Metode ini dapat dilaksanakna guru dengan cara ;siswa diberi tugas untuk mencari sesuatu yang dapat di analisa, seperti cerita, selanjutnya menganalisa nilai-nilai tersebut,;guru menyiapkan daftar baik buruk,daftar tingkat urutan,daftar skala prioritas,daftar gejala kontinum,daftar penilaian diri sendiri. Siswa diminta untuk menjawab dalam kertas-kertas yang akhirnya dikumpulkan oleh guru sebagai portofolio siswa.[9]
E. Langkah–langkah Model Pembelajaran Berbasis Portofolio :
Secara teknis, pendekatan portofolio dimulai dengan membagi peserta didik dalam kelas ke dalam beberapa kelompok, lazimnya dilakukan menjadi 4 atau sesuai menurut keadaan dan keperluannya. Berdasarkan urutannya, setiap kelompok membidangi tugas dan tanggung jawab masing-masing, antara lain :
  1. Kelompok portofolio-satu; Menjelaskan masalah. Dalam tugasnya, kelompok ini bertanggung jawab untuk menjelaskan masalah yang telah mereka pilih untuk dikaji dalam kelas.
  2. Kelompok portofolio-dua; Menilai kebijakan alternatif yang diusulkan untuk memecahkan masalah. Dalam tugasnya, kelompok ini bertanggung jawab untuk menjelaskan kebijakan saat ini dan atau kebijakan yang dirancang untuk memecahkan masalah.
  3. Kelompok portofolio-tiga; Membuat satu kebijakan publik yang didukung oleh kelas. Dalam tugasnya, kelompok ini bertanggung jawab untuk membuat satu kebijakan publik tertentu yang disepakati untuk didukung oleh mayoritas kelas serta memberikan pembenaran terhadap kebijakan tersebut.
  4. Kelompok portofolio-empat; Membuat satu rencana tindakan agar pemerintah (setempat) dalam masyarakat mau menerima kebijakan kelas. Dalam tugasnya, kelompok ini bertanggung jawab untuk membuat suatu rencana tindakan yang menunjukkan bagaimana warga negara dapat mempengaruhi pemerintah (setempat) untuk menerima kebijakan yang didukung oleh kelas.[10]
F. Pengertian Desain Pembelajaran
Disain pembelajaran adalah kisi-kisi dari penerapan teori belajar dan pembelajaran untuk memfasilitasi proses belajar seseorang. Disain pembelajaran berbeda dengan pengembangan. Kajian disain dan pengembangan pembelajaran berdasarkan tinjauan atas teori belajar dan pembelajaran.(Reigeluth, 1983:15)
Esesnsi disain pembelajaran hanyalah mencakup empat komponen (peserta didik, tujuan, metode, dan evaluasi) serta analisis topik. Empat komponen tersebut dipengaruhi oleh teori belajar dan pembelajaran, sedangkan analisis topik merupakan disain pembelajaran yang dihasilkan dari disiplin ilmu tertentu. Disain pembelajaran yang disampaikan bertujuan untuk menciptakan situasi belajar yang kondsif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan peserta didik merasa nyaman dan termotivasi dalam proses belajarnya. Penerapan disain pembelajaran dipengaruhi oleh paradigma pendidikan yang dianut oleh pengajar. Paradigma pembelajaran tersebut meliputi mengajar, pembelajaran, dan belajar.[11]




BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

            Dari beberapa pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Berbasis Portofolio menuntut seorang siswa atau peserta didik untuk lebih mengembangkan ilmu pengetahuannya dengan berbagai macam proses dan berinteraksi dengan lingkungannya, tidak kaku dalam menerima semua perubahan atau kemajuan dalam bidang pendidikan.
Pembelajaran yang dilakukan oleh siswa atau peserta didik adalah pembelajaran yang bersifat dinamis, berkembang secara terus-menerus sesuai dengan pengalaman siswa atau peserta didik. Oleh karena itu, setiap aktivitas termasuk berbagai karya yang dihasilkan siswa atau peserta didik, perlu dimonitor, diberi komentar, dikritik dan diberikan catatan perbaikan, atau penilaian dalam bentuk portofolio, agar pada akhirnya akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan sempurna.


B.Saran

Dalam model pembelajaran PAI berbasis portofolio ada beberapa hal yang harus diperbaiki salah satu nya kurangnya pengetahuan/kreatifitas guru, sebaiknya guru dalam mengajar atau memberikan materi lebih terampil dan mempunyai banyak pengetahuan sehingga mengerti cara mengaplikasikan model-model pembelajaran yang terkini untuk diajarkan kepada peserta didiknya.



DAFTAR PUSTAKA
Fajar, Arnie. 2005.  Portofolio. Bandung: PT Remaja Posdakarya
Muslich, Masnur 2011. Pembelajaran berbasis kompetensi dan kontekstual. Jakarta:PT Bumi Aksara
Dewi Salma Prawiradilaga.2007. Prinsip desain pembelajaran,Jakarta: PT.Kencana Prenada Media Group
Andi. 2011. Wealth Management. Yogyakarata: CV Andi Offset
Sumana Surapranat, dan Muhamad hatta. 2004.  penilaian portofolio implementasi kurikulum. Bandung:PT.Remaja Rosdakarya
Sanjaya, Wina.2008. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta: Kencana
Mury, Yusuf.A. 2001.Strategi Pembelajaran dan Evaluasi Program. Sumatera Barat: PT Bukit Tinggi
Mulyasa E .2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep Karakteristik dan Implementasi, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovativ-Progresif. Jakarta: PT Kencana Prenada Media Group
http://dewamadebudiana.blogspot.com/2013/02/makalah-portofolio.html






INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
LAMPUNG
2014
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan pendidikan   :  Madrasah Tsanawiyah
Mata Pelajaran         :  Fiqh
Materi Pokok           : Sholat Jama’
Kelas/Semester         :  VII/Genap
Pertemuan Ke-         :  1 (satu)
Alokasi Waktu         : 1x20 menit (1x pertemuan)

I.     Standar Kompetensi
Menjadikan sholat jama’ sebagai pedoman bagi individu dalam menjalankan ibadah sholat dalam kehidupan sehari-hari.
II. Kompetensi Dasar
1.      Siswa mampu memahami konsep sholat jama’( kognitif )
2.      Siswa mematuhi konsep sholat jama’untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari ( Afektif )
3.      Siswa terampil melaksanakan sholat jama’ dalam kehidupan sehari – hari ( Psikomotor )
III.    Indikator
1.      Menjelaskan pengertian
2.      Menjelaskan konsep sholat jama
3.      Menjelaskan syarat sholat jama
4.      Menjelaskan macam-macam sholat jama
5.      Mendemontrasikan shalat jama
6.      Menuntun siswa untuk melaksanakan sholat jama’ dalam kehidupan sehari-hari
IV.   Tujuan Pembelajaran
No
Tujuan Pembelajaran
Nilai Karakter
1

2

3

4


Melalui strategi Quis Team, siswa dapat menjelaskan pengertian shalat jama’ dengan benar
Melalui strategi Quis Team, siswa dapat menjelaskan alasan diberikannya keringanan berupa shalat jama’
Melaui strategi Quis Team siswa dapat menyebutkan macam macam shalat jama’
Melaui strategi Quis Team  siswa dapat menyebutkan syarat sah shalat jama’ taqdim

Berani, percaya diri
Konsentrasi, cinta ilmu
Kerjasama, percaya diri
Konsentrasi, cinta ilmu


V.     Uraian Materi
A.    Pengertian Sholat Jama’
              Menurut bahasa sholat jama' artinya shalat yang dikumpulkan. Sedangkan menurut syariat Islam ialah dua shalat fardhu yang dikerjakan dalam satu waktu karena ada sebab-sebab tertentu.
              Menurut Shiddieq ( 2006: 56 ) sholat jama’ ialah menggabungkan dua waktu sholat yang sebab waktunya sama dikerjakan di salah satu dari kedua waktu itu. Sedangkan dalam istilah fiqih, menjama` sholat berarti mengumpulkan dua sholat yang dilakukan pada waktu salah satunya (Mahmudin, 2007: 111). Sholat yang boleh dijama` adalah  sholat Zuhur, Ashar, Maghrib dan Isya, pada waktu salah satu dari keduanya. ( Mahmudin, 2007: 111; al-Zuhaily, 2004: 725 ).
              Menurut Khalil ( 2006: 119-120 ) sholat jama’ (penggabungan dua sholat) adalah pelaksanaan dua sholat wajib (Zuhur + ‘Ashar dan Maghrib + ‘Isya ) dalam salah satu waktunya; sedang masing-masing sholat tetap dilaksanakan satu persatu ( tidak digabung ) dan dengan urut-urutan yang tetap. Hal ini dapat dilakukan apabila seseorang sedang dalam perjalanan ( sejak saat akan berangkat, selama dalam perjalanan, sampai saat tiba/pulang dari perjalanan).
              Jadi berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sholat jama’ adalah menggabungkan dua waktu sholat wajib dan dikerjakan dalam satu waktu. Seperti dalam dalil dengan artinya :
Riwayat hadits yang berasal dari Mu’adz, katanya: “ Kami pernah keluar (dari rumah ) bersama Nabi SAW. dalam peperangan Tabuk; beliau melakukan sholat Zuhur dan ‘Ashar dengan dijama’ serta sholat Maghrib dan Isya’ dengan dijama’ ( HR. Muslim ).
B.     Macam-macam Sholat Jama’
Sholat jama’ terbagi menjadi dua macam yaitu (Akhmad, 1996: 89; Rasjid, 2007: 120):
1.    Jama’ Taqdim
Jama` Taqdim, apabila shalat jama itu dilakukan pada waktu sholat yang pertama (Zuhur atau Maghrib). Maksudnya adalah apabila kita menjama’ sholat yakni sholat Zuhur dan ‘Ashar maka sholat jama’ dikerjakan pada waktu Zuhur. Begitu juga ketika menjama’ sholat Maghrib dan ‘Isya maka sholat jama’ dikerjakan pada waktu Maghrib.
2.    Jama’ Ta’khir
Jama` Takhir, apabila sholat jama’ itu dilakukan pada waktu shalat yang kedua (Ashar atau `Isya). Maksudnya adalah apabila kita menjama’ sholat yakni sholat Zuhur dan ‘Ashar maka sholat jama’ dikerjakan pada waktu ‘Ashar. Begitu juga ketika menjama’ sholat Maghrib dan ‘Isya maka sholat jama’ dikerjakan pada waktu ‘Isya.

C.    Syarat Sholat Jama’
1.   Syarat Jama` Taqdim
Mendahulukan sholat yang punya waktu, artinya sholat Zuhur lebih dahulu baru kemudian  baru sholat ‘Ashar, Maghrib lebih dahulu baru kemudian sholat ‘Isya.
 Berniat sholat jama’ dalam hati ketika takbiratul ihram masing-masing sholat, seperti: “niat aku sholat Zuhur jama’ sholat ‘Ashar” di waktu sholat Zuhurnya, dan “aku niat sholat ‘Ashar dengan Zuhur” ketika sholat ‘Asharnya.
Tidak terselang melakukan sesuatu yang tidak berhubungan dengan sholat tersebut. Maka urutan mengerjakan sholat jama’ adalah: iqamat, sholat yang pertama sampai selesai salam lalu iqamat lagi dan diteruskan dengan sholat yang kedua hingga salam selesai (Shiddieq, 2006 : 57)
2.  Syarat Jama` Takhir
 Niat Jama` Takhir ketika  masuk waktu yang pertama. Misalnya kita menjama’ sholat Zuhur dan ‘Ashar, maka ketika masuk waktu Zuhur itulah menyatakan niat dalam hati “ Zuhur ini akan digabung dengan Ashar ”. Adapun urutan mengerjakannya nanti di waktu ‘Ashar, dapat dilakukan dengan mengerjakan sholat Zuhur dulu karena dia yang pertama dan waktunya sudah lewat, atau sholat ‘Ashar dulu karena dia yang punya waktu. Berniat sholat jama’ ketika masing-masing takbiratul Ihram. Tidak terselang dengan suatu kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan sholat. (Shiddieq, 2006: 57-58).
VI.   Skenario Pembelajaran

No
Kegiatan
Langkah-Langkah Kegiatan
Nilai karakter
Waktu



1



Kegiatan
Awal

Pendahuluan
a.  Guru menyiapkan kondisi siswa untuk siap belajar Guru mengucapkan salam
b.
c.  Guru dan siswa membaca basmalah Guru mengucapkan salam
d. e. Guru memberikan appersepsi : Fun story.
f.   Guru memberikan pretest dengan mengajukan pertanyaan :  apa yang dimaksud dengan shalat jama’?
g.   Motivasi awal

Disiplin


Religius

Religius


Peduli


Cinta Ilmu

Gemar membaca



5 Menit
2
Kegiaatan
Inti

Eksplorasi
Guru menggunakan menggunakan strategi Quis Team untuk memancing pengetahuan siswa tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a.    Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok besar. Satu kelompok  terdiri dari 10 sampai 12 siswa.

b.    Guru memberikan materi dalam waktu lebih kurang 10 menit.

c.    Guru memerintahkan team A  untuk menyiapkan kuis singkat dalam waktu lebih kurang 5 menit.
d.   Guru melajutkan hal serupa dengan team A dan B.

Elaborasi
a.    Siswa secara berkelompok mendengarkan penjelasan singkat dari guru

b.    Siswa team A menyiapkan kuis dan jawaban singkat dalam waktu tidak lebih 5 menit.
c.    Team B dan C menggunakan waktu untuk memeriksa catatan mereka.
d.   Team A memberikan kuis kepada team B, jika team B tidak bisa menjawab nya, maka akan dijawab oleh team C.
e.    Kemudian team A mengarahkan pertanyaan berikut nya ke team C, dan mengulangi proses tersebut.

Konfirman
a.    Guru memberi penjelasan tambahan terkait materi belum dipahami oleh siswa secara mendalam

b.    Gurum memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami

c.    Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan jawaban atas  pertanyaan temannya  
d.   Guru mengklarifikasikan  jawaban yang di sampaikan oleh siswa















Kerjasama, berani, menghargai pendapat, disiplin
Gemar membaca, rasa ingin tahu
Rasa tanggung jawab,kerjasama, gemar membaca, cinta ilmu, teliti
Rasa tanggung jawab,kerjasama, gemar membaca, cinta ilmu, teliti
Rasa ingin tahu, kerjasama,cinta ilmu, mandiri, teliti
Kerjasama, berani, teliti, rasa tanggung jawab
Kerjasama, berani, teliti,
Kerjasama, berani, teliti, rasa tanggung jawab

Kerjasama, berani, teliti, rasa tanggung jawab
Kerjasama,  bertanggung jawab
Kerjasama, menghargai pendapat, berani menyampaikan pendapat

Konsentrasi, cinta ilmu, rasa tanggung jawab

Demokratis, berani, percaya diri, rasa ingin tahu





60Menit




3




Kegiatan
Akhir

Penutup
a.    Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah di pelajari
b.    Kemudian Guru melakukan evaluasi
c.    Guru memberikan Motivasi akhir kepada siswa untuk mengulangi pelajaran di rumah
d.   Do’a
e.    Salam


Kerjasama, demokratis
Bertanggung jawab
Bertanggung jawab, cinta ilmu
Religius
Religius
5 Menit



VII.  Strategi dan Metode Pembelajaran
1.      Strategi           
·         Quis Team
·         Interaktif lecturing
2.         Metode 
·         Ceramah
·         Tanya jawab
·         Diskusi

VIII.   Media dan Sumber Belajar
1.     Media            
  LCD dan Laptop
2.      Sumber   
Abyan,Amir. Pendidikan Agama islam,Fiqih.Madrasah Tsnawiyah kls VII. 2009. PT. Karya Toha Putra. Semarang
Sudarko. Fiqih Mts kls VII. 2007. Cv Aneka Ilmu. Semarang
Umay M. Dja’far Shiddieq.  2006.  Cet. II. Syri’ah Ibadah; Pengamalan Rukun Islam dari al-Quran dan as-Sunnah. Jakarta: al-Ghuraba.
M. S. Khalil. Cet. I. 2006. Tata Cara Sholat Nabi SAW. Bantul: ‘Izzan Pustaka
Mahmudin. 2007. Shalat jama` dan Qashar. Yogyakarta: Sketsa.
Moh. Rifa’i. 1978. Ilmu Fiqh Islam Lengkap. Semarang: PT. Karya Toha Putra.

IX.  Evaluasi  
1.     Prosedur Penilaian       
a.      Evaluasi hasil : TP1, TP2, TP3, TP4, TP5, TP6, TP7
1. Tes awal ( Apersepsi / pretest )
2. Tes akhir ( Post test )
No
Tujuan Pembelajaran
Tehnik
Bentuk
Instrumen
1



2.




3.


4.



Siswa strategi Quis Team siswa dapat menjelaskan pengertian shalat jama’ secara bahasa dengan benar.
Melalui strategi Quis Team siswa dapat menjelaskan alasan diberikan nya keringanan berupa shalat jama’


Melaui strategi Quis Team siswa dapat menyebutkan macam macam shalat jama’
Melaui strategi Quis Team siswa dapat menyebutkan syarat sah shalat jama’.

Test lisan


Test lisan



Test lisan

Test lisan

Essay



Essay




Essay



Esaay




Jelaskan pengertian shalat jama’ secara bahasa! ( 10 % )

Mengapa Allah memberikan keringanan berupa shalat jama’ dalam ajaran islam? ( 15 % )
Sebutkan macam – macam shalat jama’? ( 15 % )
Sebutkan syarat sah shalat jama’? ( 15 % )


Kunci jawaban
1)             Secara bahasa shalat jama' artinya shalat yang dikumpulkan
2)             Diberikan nya keringanan berupa shalat jama’ adalah dengan tujuan untuk meringankan hambanya dalam melakukan shalat. Allah sangat mengerti tentang hal atau penghambat hambanya dalam melaksanakan shalat sehingga Allah meberikan keringanan berupa shalat jama’ supaya dalam keadaan apa pun hambanya tetap ingat kepada Allah.
3)             Shalat Jama’ :
Jama’ Taqdim
Jama’ Ta’khir
                    4)      Syarat Jama` Taqdim adalah:
a.       Mendahulukan sholat yang punya waktu, artinya sholat Zuhur lebih dahulu baru kemudian  baru sholat ‘Ashar, Maghrib lebih dahulu baru kemudian sholat ‘Isya.
b.      Berniat sholat jama’ dalam hati ketika takbiratul ihram masing-masing sholat.
c.       Tidak terselang melakukan sesuatu yang tidak berhubungan dengan sholat tersebut.
Bandar Lampung, 14 oktober 2014
Mengetahui                                                                                 Guru Mata pelajaran
Kepala Sekolah                                                                           (                               )




[1] Arnie Fajar, Portofolio, (Bandung: PT Remaja Posdakarya, 2005), cet ke-4, h. 47
[2] Masnur Muslich,Pembelajaran berbasis kompetensi dan kontekstual,(Jakarta:PT Bumi Aksara,2011),hal.119
[3] Dewi Salma Prawiradilaga,Prinsip desain pembelajaran,(PT.Kencana Prenada Media Group),hal,70
[4] Sumana Surapranat,Muhamad hatta, penilaian portofolio implementasi kurikulum 2004(Bandung:PT.Remaja Rosdakarya,2006)hal,73
[5] Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencana, 2008), cet ke-4, h. 195

[6] A. Mury Yusuf, Strategi Pembelajaran dan Evaluasi Program (Perguruan Islam) Berbasis Budaya Minangkabau dan Barat,  disampaikan pada SEMILOKA Pesantren Bersejarah (Perguruan Islam) Minangkabau di Sumatera Barat, 17-19 Januari, 2001 di Bukit Tinggi, h. 3

[7] Andi Wealth Management,CV Andi Offset(yogyakarata,2011)hal,95
[8] Penglihatan di sini maksudnya adalah objek langsung, TV, Radio dan Internet

[9]  E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep Karakteristik dan Implementasi, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2003), h. 239


[10]  Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovativ-Progresif, (Jakarta: PT Kencana Prenada Media Group, 2009), h.276

[11] Dewi  Salwa Prawiradilaga,  Prinsip Disain Belajar, (Jakarta: Putra Grafika, 2008) H. 15-123

Tidak ada komentar:

Posting Komentar