Tugas Kelompok
6
KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM
DALAM BIDANG AGAMA,PENDIDIKAN,SOSIAL,EKONOMI DAN POLITIK
MATA
KULIAH :
METODE STUDI ISLAM
DOSEN
PEMBIMBING : IIN
KENDEDES, M.Pd
Disusun Oleh :
1. Bakti Andrian : 1311010134
Jurusan :Pendidikan Agama Islam
Semester : I (satu)
Kelas :C
FAKULTAS TARBIYAH
IAIN RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN 1434 H/2013 M
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji
Syukur kehadirat Allah SWT,atas berkah
rahmat petunjuk dan Karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas
penulisan makalah ini dengan judul
“KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM”. Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga,sahabat dan para pengikut setia Nya sampai akhir
zaman.
Selanjutnya penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu IIN KANDEDES M.Pd selaku dosen
pembimbing mata kuliah Metode Studi Islam dan pihak-pihak yang telah memberikan
dukungan serta arahan dalam penulisan makalah ini.
Saya
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, Oleh
karena itu saya mohon ma’af atas kekurangan tersebut.
Saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat Saya harapkan demi kesempurna’an
penyusunan tugas makalah ini.
Harapan Saya,
semoga Makalah ini dapat bermanfa’at bagi yang membaca dan menjadi referensi
untuk menambah pengetahuan.
Wassalamu’alaikum
Warahmatullahi wabarakatuh
Bandar
Lampung, Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................. 1
C.
Tujuan Penelitian.................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Karakteristik Dalam Ajaran Islam........................................................ 2
B.
Dalam Bidang Agama.......................................................................... 2
C.
Dalam Bidang Pendidikan................................................................... 3
D.
Dalam Bidang Sosial............................................................................ 4
E.
Dalam Bidang Ekonomi....................................................................... 6
F.
Dalam Bidang Politik........................................................................... 7
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpilan............................................................................................ 8
B.
Saran..................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Sebagai
muslim kita tentu ingin menjadi muslim yang sejati. Untuk itu seorang muslim
harus menjalankan ajaran Islam secara kaffah bukan hanya mementingkan satu
aspek dari ajaran Islam lalu mengabaikan aspek yang lainnya. Oleh karena itu
pemahaman kita terhadap ajaran Islam secara syamil dan kamil menjadi satu
keharusan. Disinilah letak pentingnya kita memahami karakteristik atau
ciri-ciri khas ajaran Islam dengan baik.
B.
Rumusan Masalah
Di dalam
makalah ini akan di bahas tentang :
1.
Apa itu Karakteristik ajaran Islam ?
2.
Apa saja Karakteristik ajaran Islam di dalam Berbagai
Bidang,khususunya Bidang Agama,Pendidikan,Sosial,Ekonomi dan Politik ?
3.
Bagaimana Karakteristik yang
khas dalam ajaran Islam ?
C.
Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui Karakteristik ajaran Islam
2.
Untuk menambah pengetahuan tentang karakteristik ajaran islam di di
Bidang Agama,pendidikan,Sosial, Ekonomi dan Politik
3.
Untuk mengetahui Karakter yang Khas dalam ajaran Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM
Selama ini
kita sudah mengenal Islam, tetapi Islam dalam potret yang bagaimanakah yang
kita kenal itu, tampaknya masih merupakan suatu persoalan yang perlu
didiskusikan lebih lanjut. Misalnya mengenal Islam dalam potret yang
ditampilkan Iqbal dengan nuansa filosofis dan sufistiknya. Islam yang
ditampilkan Fazlur Rahman bernuansa historis dan filosofis. Demikian juga,
Islam yang ditampilkan pemikir-pemikir dari iran seperti Ali Syari’ati, Sayyed
Hussein Nasr, Murthada Munthahhari.[1]
Pemikiran
para ilmuan Muslim dengan mempergunakan berbagai pendekatan tersebut di atas
kiranya dapat digunakan sebagai bahan untuk mengenal karakteristik atau ciri-ciri yang menjadi khas
dalam ajaran Islam, tidak mencoba memperdebatkannya antara satu
dan lainnya, melainkan lebih mencari sisi-sisi persamaannya untuk kemaslahatan
umat umumnya dan untuk keperluan studi Islam pada khususnya.
Dari berbagai sumber kepustakaan tentang Islam yang ditulis para
tokoh di atas,dapat diketahui bahwa Islam memiliki karakteristik yang khas yang
dapat dikenali melalui konsepsinya dalam berbagai bidang.artinya Islam
mempunyai ciri-ciri tersendiri dalam ajaran Islam. Konsepsi Islam dalam
berbagai bidang yang menjadi Karakteristiknya itu dapat dikemukakan sebagai
berikut :
A.
DALAM BIDANG AGAMA
Menurut
Nurcholis Madjid, bahwa dalam bidang agama Islam mengakui adanya pluralisme. Pluralisme
menurut Nurcholis Madjid adalah aturan Tuhan (Sunnah Allah) yang tidak akan
berubah, sehingga juga tidak mungkin dilawan atau diingkari.
Islam adalah agama yang kitab sucinya
dengan tegas mengakui hak agama lain,kemudian pengakuan akan hak-hak agama lain
dengan sendirinya merupakan dasar paham kemajemukan sosial budaya dan agama
sebagai ketetapan Tuhan yang tidak berubah-ubah.Bahkan Alquran juga
mengisyaratkan bahwa para penganut berbagai agama asalkan percaya kepada Tuhan
dan hari kemudian serta berbuat baik,semuanya akan selamat. Inilah yang
selanjutnya menjadi dasar toleransi agama yang menjadi ciri sejati Islami dalam
sejarahnya yang otentik,suatu semangat yang merupakan kelanjutan pelaksanaan
ajaran Alquran.[2]
Karakteristik ajaran Islam dalam bidang agama tersebut disamping
mengakui adanya pluralisme sebagai suatu kenyataan,juga mengakui adanya
universalisme, yakni mengajarkan kepercayaan kepada Tuhan dan hari
akhir,menyuruh berbuat baik, dan mengajak pada keselamatan.Inilah yang
selanjutnya dapat dijadikan landasan untuk membangun konsep toleransi dalam
agama.
Karakteristik agama Islam dalam visi
keagamaannya bersifat toleran, pemaaf, tidak memaksakan dan saling menghargai
karena dalam pluralitas agama tersebut terdapat unsur kesamaan yaitu pengabdian kepada Tuhan.
B.
DALAM BIDANG PENDIDIKAN
Islam
memandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orang (education for
all),laki-laki atau perepuan,dan berlangsung sepanjang hayat(long for life
education).
Pandangan
Islam terhadap pendidikan bagi semua orang itu dapat dipahami dari hadis-hadis
nabi yang artinya antara lain :Menuntut ilmu itu wajib bagi orang Islam
laki-laki dan perampuan. “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat”.
Dalam bidang pendidikan Islam memiliki rumusan
yang jelas dalam bidang tujuan,kurikulum,guru,metode,sarana,dan lain
sebagainya.
Semua aspek
yang berkaitan dengan pendidikan ini dapat dipahami dari kandungan surat
Al-Alaq sebagaimana disebutkan di atas.
Adapun
ide-ide yang terkandung dalam Q.S Al Alaq ayat 1-5 : membaca (pintu gudang
ilmu), adab membaca, membaca berulang-ulang (cara atau metode belajar), sumber
ilmu (الله),
pena (sarana), ilmu atau materi pengetahuan yang diajari (kurikulum).
Didalam Alquran dapat di jumpai berbagai
metode pendidikan seperti metode ceramah,tanya
jawab,diskusi,demonstrasi,penugasan,teladan,pembiasaan,karya wisata,cerita
hukuman,nasihat,dan sebagainya.[3]
Berbagai metode
tersebut dapat digunakan sesuai dengan materi yang di ajarkan,dan di maksudkan
demikian,agar pendidikan tidak membosankan anak didik.
C. DALAM
BIDANG SOSIAL
Ajaran
islam dalam bidang sosial ini termasuk yang paling menonjol, karena seluruh
bidang ajaran islam sebagaimana telah disebutkan di atas pada akhirnya ditunjukan
untuk kesehjateraan manusia. Namun, khusus dalam bidang ini Islam menjunjung
tinggi tolong-menolong, saling menasihati tentang hak dan kesabaran,
kesetiakawanan, egaliter (kesamaan derajat), tenggang rasa, dan kebersamaan.
Ukuran ketinggian derajat manusia dalam pandangan islam bukan ditentukan oleh
nenek moyangnya, kebangsaannya, warna kulit, bahasa, jenis kelamin, dan lain
sebagainya yang bebau rasialis. Kualitas dan ketinggian derajat seseorang
ditentukan oleh ketakwaannya yang ditunjukan oleh prestasi kerjanya yang
bermanfaat bagi manusia. Atas dasar ukuran ini, maka dalam Islam semua orang
memiliki kesempatan yang sama.
Jalaludin
Rahmat berpendapat, bahwa Islam banyak memperhatikan aspek kehidupan sosial
daripada aspek kehidupan ritual. Islam adalah agama yang menjadikan seluruh
bumi ini masjid, tempat mengabdi kepada Allah. Muamalah jauh lebih luas dari
pada ibadah (dalam arti khusus). Misalnya, bila urusan ibadah bersamaan waktunya dengan urusan sosial yang penting,
maka ibadah boleh ditangguhkan (diqashar atau dijama’, dan bukan ditinggalkan).
Dalam hadisnya; Rasullullah SAW mengingatkan imam supaya memperpendek bacaan
salatnya bila di tengah jamaah ada yang sakit, orang lemah, orang tua, atau
orang yang mempunyai keperluan. Siti Aisyah mengisahkan, Rasulullah SAW salat
di rumah dan dan pintu terkunci, lalu aku datang maka Rasulullah SAW berjalan
membuka pintu, kemudian kembali ke tempat
salatnya. Hadis ini diriwayatkan oleh lima orang perawi, kecuali ibn
Majah.
Selanjutnya
Islam menilai bahwa ibadah yang dilakukan secara berjamaah atau bersama-sama
dengan orang lain nilainya lebih tinggi daripada salat yang dilakukan secara
perorangan, dengan perbandingan 27 derajat.
Dalam
pada itu Islam menilai bila urusan ibadah dilakukan tidak sempurna atau batal,
karena mekanggar pantangan tertentu, maka kifaratnya adalah dengan melakukan
sesuatu yang berhubungan dengan urusan sosial. Contohnya, bila puasa tidak
mampu dilakukan karena sakit yang menahun dan sulit diharapkan sembuhnya, maka
boleh diganti dengan fidyah dalam bentuk memberi makan bagi orang yang miskin.
Sebaliknya, jika orang tidak baik dalam hal muamalahnya, ibadah yang dia
lakukan tidak dapat menutupinya. Bahkan ada keterangan bahwa,ibadah ritual
tidak diterima Allah bila pelakunya melanggar norma-norma muamalah.[4]
D. DALAM
BIDANG EKONOMI
Islam
memandang bahwa kehidupan yang harus dilakukan manusia adalah hidup yang
seimbang dan tak terpisahkan antara urusan dunia dan akhirat. Nabi bersabda
yang diriwayatkan oleh Ibn Mubarak yang artinya: bukanlah termasuk orang yang
baik di antara kalian adalah orang yang meninggalkan dunia karena mengejar
kehidupan akhirat, dan orang yang meninggalkan akhirat karna mengejar kehidupan
dunia. Orang yang baik adalah orang yang meraih keduanya secara seimbang,
karena dunia adalah alat menuju akhirat.[5]
Pandangan
Islam mengenai kehidupan demikian itu, secara tidak langsung menolak kehidupan
yang bercorak sekularistik,yaitu kehidupan yang memisahkan antara urusan dunia
dengan urusan agama. Artinya agama harus terlibat dalam mengatur kehidupan
dunia.
Dalam
teologi islam, bahwa alam raya dengan segala isinya sebagai ladang untuk
mencari kehidupan adalah sesuatu yang suci dalam arti tidak haram untuk
dimanfaatkan. Alam raya ini sesuatu yang diciptakan Tuhan untuk dimanfaatkan
manusia, dan bukan untuk dijadikan objek penyembahan sebagaimana yang dilakukan
masyarakat primitif. Kita tahu bahwa di alam raya ini dijumpai berbagai
keajaiban dan kekaguman. Misalnya, di kebun kita menyaksikan aneka ragam
tanaman dn buah-buahan, padahal ditanam di tempat yang sama, tetapi buah dari
tanaman itu beraneka ragam. Kia tidak menganggap itu sebagai Tuhan. Yang di
anggap Tuhan adalah Allah yang menciptakan seluruh alam ini. Ketika kita
menyaksikan itu, kita dianjurkan mengucapkan subhanallah = Maha suci Allah yang telah menciptakan semua itu.
Dengan begitu selain keimanan kita bertambah mantap, juga akan merasakan
manfaat atas segala ciptaan Allah. Maka ia akan memanfaatkan kehidupan dunia
untuk beribadah kepada Allah Swt.
E.
DALAM BIDANG POLITIK
Ciri
ajaran Islam selanjutnya dapat diketahui melalui konsepsinya dalam bidang
politik.Dalam Alquran surat An-Nisa ayat 156 terdapat perintah menaati ulil
amri yang terjemahanya termasuk penguasa di bidang politik,pemerintahan dan
negara.[6]
Dalam
hal ini Islam tidak mengajarkan ketaatan buta terhadap pemimpin. Islam
menghendaki ketaatan kritis,yaitu suatu ketaatan yang didasarkan pada tolak
ukur kebenaran dari Tuhan. Jika pemimpin
itu berpegang teguh pada ketentuan Allah dan
Rasul-Nya maka wajib ditaati.Sebaliknya jika pemimpin itu bertentangan
dengan kehendak Allah dan Rasulnya boleh dikritik atau di beri saran agar
kembali kejalan yang benar dengan cara-cara yang persuasif. Dan jika cara
tersebut juga tidak dihiraukan oleh pemimpin tersebut,boleh saja untuk tidak
dipatuhi.
Telah
di jelaskan pula dalam Hadis Rasulullah saw,bahwa mentaati pemimpin bagi setiap
muslim adalah merupakan kewajiban,tetapi apabila pemimpin tersebut
memerintahkan perbuatan dosa,maka boleh ditentang.(H.R.Bukhori Muslim).
Masalah
politik ini selanjutnya berhubungan dengan bentuk pemerintahan. Dalam sejarah kita
mengenal bentuk pemerintahan seperti Republik,yang di pimpin presiden,kerajaan
yang di pimpin Raja,dan sebagainya. Oleh karenanya setiap bangsa boleh saja
menentukan bentuk negaranya masing-masing sesuai seleranya.[7]Namun,yang
terpenting bentuk pemerintahan tersebut harus digunakan sebagai alat untuk
menegakan keadilan,kemakmuran,kesejahteraan,keamanan,kedamaian dan ketentraman
masyarakat.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas,dapat diketahui bahwa
Islam memiliki karakteristik yang khas
yang dapat dikenali melalui konsepsinya dalam berbagai bidang.artinya Islam
mempunyai ciri-ciri tersendiri dalam ajaran Islam.
Di antara ciri-cirinya
antara lain adalah di bidang agama,kita dapat mengetahui bahwa Islam sangat
menghargai Pluralisme dan Universalisme. Selain itu agama Islam bersifat toleran,pemaaf ,tidak memaksakan,
saling mengahargai karena agam Islam terdapat unsur kesamaan yaitu pengabdian
kepada Tuhan.
Didalam Bidang
Pendidikan Islam memandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap
orang,laki-laki maupun perempuan,dan Islam memiliki rumusan yang jelas dalam
bidang tujuan,kurikulum ,guru, metode,sarana dan lain sebagainya.
Di dalam bidang
Sosial, Islam menjunjung tinggi tolong menolong, saling menasehati tentang hak
dan kesabaran, kesetiakawanan, kesamaan derajat, memiliki tenggang rasa, dan
kebersamaan.
Dalam Bidang
Ekonomi, Islam memandang bahwa kehidupan yang harus dilakukan manusia adalah
hidup yang seimbang dan tidak terpisahkan antara kehidupan dunia dan akhirat.
Yang terakhir di dalam bidang Politik bahwa Islam mengharuskan
mentaati ulil amri termasuk penguasa dalam bidang politik, pemerintahan dan
negara.
B.SARAN
Makalah
ini dususun berdasarkan Referensi yang ada,tentu banyak kesalahan dan
kekurangannya.oleh karena itu Penulis mohon kepada pembaca untuk memberi kritik
dan saran yang membangun guna perbaikan penyusunan makalah yang lebih baik lagi. Amin
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin
Nata,Metodelogi Studi Islam, Jakarta : Rajawali Pers,2012
Jalaludun Rahmat,Islam Alternatif, Bandung :Mizan,1991
Muhammad
Quthub,Sistem Pendidian Islam, Bandung :al-Maarif,1998
Nurcholis
Madjid,Islam Doktrin dan Peradaban, Jakarta :Yayasan Wakaf
Paramadina,1992,cet.II
[1] Abuddin Nata,Metodelogi Studi Islam,(Jakarta : Rajawali
pers,2012),h.77
[2] Nurcholis Madjid,Islam Doktrin dan Peradaban,(Jakarta :Yayasan
Wakaf Paramadina,1992),cet.II,h.IXXViii.
[3] Muhammad Quthub,Sistem Pendidian Islam,(Bandung
:al-Maarif,1998)cet I,h.324-374
[4] Jalaludun Rahmat,Islam Alternatif,(Bandung :Mizan,1991),cet
IV,hal.51
[5] Abuddin Nata,Op.Cit, h .90
[6] Ibid.
[7] Ibid h. 92